Sejak tahun 1939, tidak pernah lagi ditemukan spesies burung baru di Papua, baik di wilayah Indonesia (Provinsi Papua dan Papua Barat) maupun di wilayah negeri tetangga, Papua Nugini. Tetapi semua itu berubah tahun 2005, ketika beberapa ilmuwan dari Australia, Indonesia (LIPI) dan Amerika Serikat yang tergabung dalam Conservation International melakukan ekspedisi  di Pegunungan Foja, Papua. Mereka menemukan spesies burung yang cantik, dan diberi nama wattled smoky honeyeater atau melipotes anyaman-berasap (Melipotes carolae).

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Melipotes anyaman-berasap merupakan burung endemik di Pegunungan Foja, Papua.

Spesies ini ditemukan pada ketinggian 1.650 meter dari permukaan laut (dpl), setelah pendaratan helikopter di daerah berkabut di Pegunungan Foja yang terkenal sakral  tersebut. Melipotes anyaman-bersayap termasuk salah satu burung penyanyi, tetapi sangat jarang bernyanyi. Makanan utamanya berupa buah-buahan kecil.

Yang menarik dari burung ini adalah bulu-bulu halusnya yang seperti dianyam, terutama pada bagian dagu. Karena itulah, ia disebut sebagai melipotes anyaman-berasap, untuk membedakannya dari beberapa spesies melipotes lain seperti melipotes arfak (Melipotes gymnops)dan melipotes pipi kuning (Melipotes fumigates).

Bulu-bulu di bagian dagu (bawah paruh) seperti anyaman.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Warna bulu di sekujur tubuhnya abu-abu kehitaman, dengan paruh pendek yang juga berwarna hitam. Yang khas dari burung melipotes anyaman-berasap adalah pada bagian atas mata hingga pipi, dan memanjang hingga menjuntai di bagian leher terdapat kulit atau gelambir berwarna orange kemerahan.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Spesies ini dikenal sangat tenang. Entah apakah ketenangan itu yang membuatnya jarang sekali mengeluarkan suara kicauannya. Beberapa peneliti bahkan menduga, karena tabiatnya yang jarang berkicau itulah yang membuat burung ini selama puluhan tahun tak pernah terpantau para ornitholog, dan baru diketahui tim peneliti gabungan LIPI – AS – Australia pada Desember 2005.

Penampilannya sangat tenang, bahkan jarang berkicau.

Tim peneliti gabungan ini dipimpin langsung oleh Vice President Melanesia Conservation International, Bruce Beehler. Sebagai penghargaan atas perjuangan Beehler, maka nama istrinya (Carol Beehler) diabadikan sebagai nama belakang spesies burung tersebut, yaitu Melipotes carolae.

Bruce Beehler ketika memimpin Ekspedisi Foja di Pegunungan Foja, Papua, tahun 2005.

Pemerintah Indonesia pun mengabadikan penemuan spesies burung baru tersebut dengan menginstruksikan PT Pos Indonesia untuk menerbitkan perangko bergambar burung melipotes anyaman-berasap  pada tanggal 6 November 2006.

Perangko bergambar burung melipotes anyaman-berasap

Semoga bisa menambah wawasan kita bersama.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.