Tsunami Cup IV Banda Aceh: Tidak ada murai batu yang mendominasi

Aceh dikenal sebagai gudang murai batu berkualitas terbaik di Indonesia. Bisa dibayangkan, betapa ketat persaingan dalam lomba di kelas murai batu di provinsi ini, seperti terlihat dalam even Tsunami Cup IV di Banda Aceh, Minggu (21/4). Dari tiga kelas MB yang digelar, tidak ada seekor burung pun yang dominan, sehingga lomba menghasilkan juara yang berbeda. Bahkan peringkat tiga besar di masing-masing kelas pun selalu berbeda. Wah, jika tidak ada murai yang mendominasi lomba, peserta makin semangat dong…

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Even ini digelar dalam rangka Hari Jadi Ke-808 Kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Even yang digelar Tsunami Bird Club dan Pemerintah Kota Banda Aceh ini dibuka langsung oleh Wali Kota Banda Aceh Mawardi Nurdin. Hadiah total yang diperebutkan lumayan besar, Rp 150 juta.

Sekitar 900 peserta mengikuti lomba yang digelar di Taman Sari, Banda Aceh, Minggu (21/4). Peserta bukan hanya berasal dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam, tetapi tidak sedikit pula yang datang dari Sumatera Utara, bahkan ada beberapa peserta berasal dari Lampung. Dalam catatan panitia, peserta berasal dari 23 kabupaten / kota di Sumatera.

Panitia membuka 15 kelas, termasuk tiga kelas murai batu, yaitu Rincong, Rumoh Aceh, dan Kupiah Meukeutop (ada yang bisa membantu mengartikannya?). Juara di ketiga kelas itu berbeda-beda.

Hammer milik Acen Willy (7A7AK BC) memenangi Kelas Rincong. Namun murai batu ini tak masuk tiga besar di dua kelas lainnya. Adapun kelas Rumoh Aceh dimenangi Raja Langit milik Asiong (Gayo BC). Uniknya, jagoan ini juga tak masuk tiga besar di dua kelas lainnya.

Hal serupa juga dialami murai batu Dolar milik Faisal (Lantak Laju BC). Meski menjuarai Kelas Kupiah Meukeutop, Dolar juga gagal menembus tiga besar di Kelas Rincong dan Kelas Rumoh Aceh. Ini menunjukkan persaingan ketat murai batu di kawasan yang menjadi gudang MB jawara.

Secara keseluruhan, lomba berjalan meriah dan lancar. “Alhamdulillah, acara yang kita selenggarakan sukses. Kita sangat senang dengan kerja sama dan sokongan dari Pemerintah Kota Banda Aceh. Ke depan, kita berharap bisa tetap bekerja sama dengan Pemerintah Kota untuk even-even berikutnya,” kata Zaki Musa, penanggung jawab acara, seperti dikutip atjehpost.com.

Pada akhir lomba, panitia menghitung total poin yang diperoleh masing-masing tim atau bird club (BC). Hasilnya, Gayo Bird Club dinobatkan sebagai juara umum BC, sekaligus mempertahankan gelar yang diraihnya tahun lalu. Juara umum kedua diraih Lantak Laju BC.

Hasil Lomba Tsunami Cup IV Banda Aceh (21/4/2013)

—

Selamat kepada para pemenang, dan tetap semangat untuk peserta lainnya.

—

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.