Diperlukan terobosan-terobosan baru untuk mendongkrak hasil penangkaran, salah satunya memanfaatkan peran induk asuh burung lain seperti puter untuk merawat anakan perkutut, finch untuk merawat anakan kenari, dan kali ini cucak jenggot yang dimanfaatkan sebagai induk asuh penangkaran murai batu. Hal inilah yang diterapkan WN Bird Farm, milik Om Arif Darmawan, yang di kalangan kicaumania Semarang dan sekitarnya dikenal dengan nama Wawan Cucakrowo.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Berbekal pengalaman sejak tahun 1998 (namun sempat rehat beberapa tahun), saat ini Om Wawan kembali melanjutkan kiprahnya dalam pelestarian burung murai batu, kacer, dan kenari. “Habitat murai batu dan kacer yang makin menipis harus segera diatasi supaya kelak tetap lestari,” kata lelaki asal Kepulauan Bangka-Belitung itu.
Meski baru sepasang murai batu yang ditangkarnya, dan akan diperluas dalam waktu dekat ini, Om Wawan mencoba mencari terobosan baru yang bisa mengefektifkan program penangkarannya. Salah satunya ialah dengan memanfaatkan burung cucak jenggot sebagai babu, induk asuh, atau baby sitter bagi murai batu trotol.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Awalnya saya loloh sendiri. Saat proses pelolohan, tiba-tiba saya perhatikan cucak jenggot ini mematok jangkrik dan seakan-akan ingin menyuapin anakan murai batu. Saya lalu berspekulasi men coba memasukkan cucak jenggot ke dalam sangkar anakan murai batu. Benar saja, dia langsung meloloh anakan murai batu dengan jangkrik,” jelas Om Wawan yang juga pernah menggunakan induk asuh aucak ijo untuk anakan murai batunya.
Memilih induk asuh atau babuan untuk murai batu memang tidak bisa sembarangan. Pilihlah burung non-fighter dan sudah jinak, sehingga mengurangi berbagai risiko yang tidak diinginkan. Selama proses menggunakan babuan, Om Wawan kini cukup menyediakan jangkrik dan kroto secukupnya, agar induk asuh bisa merawat anakan secara optimal.