Burung serindit mestinya bisa segera go national, dalam arti bisa dinikmati semua kicaumania di Indonesia baik untuk hiburan di rumah atau diturunkan dalam even lomba. Sejauh ini, penggemar serindit lebih terkonsentrasi di Sumatera dan Kalimantan. Begitu pula dengan lomba burung kelas serindit, selama ini baru sebatas digelar di kedua pulau tersebut. Padahal serindit layak menjadi burung kicauan maupun burung hias, sebagaimana saudara jauhnya, lovebird.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sempitnya wilayah persebaran serindit, terutama serindit melayu atau blue-crowned hanging parrots (Loriculus galgulus), menjadi alasan mengapa burung ini belum juga go national. Sementara beberapa spesies serindit lainnya yang ada di negeri kita dalam kondisi mengenaskan, di mana populasinya makin menyusut, makin sulit menjumpainya di alam bebas, bahkan beberapa di antaranya berada dalam status Near Threatened / NT (Hampir Terancam) berdasarkan IUCN Red List.
Serindit mestinya menjadi burung kebanggaan Indonesia. Malaysia bahkan sudah lebih dulu mengklaim serindit sebagai salah satu burung khas mereka, padahal mereka hanya memiliki satu dari 13 spesies serindit yang ada di dunia, yaitu serindit melayu. Sedangkan Indonesia memiliki 9 spesies, yaitu :
- Serindit melayu / blue-crowned hanging-parrot (Loriculus galgulus) : habitat di Semenanjung Malaysia, Sumatera, dan Kalimantan. Status: Least Concern / LC (tidak terlalu mengkhawatirkan).
- Serindit jawa / yellow-throated hanging parrot (Loriculus pusillus) : burung endemik di Jawa dan Bali. Status: Near Threatened / NT (Hampir Terancam).
- Serindit sangihe / sangihe-hanging parrot (Loriculus catamene): burung endemik di Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. Status: Near Threatened / NT (Hampir Terancam).
- Serindit flores / wallace’s hanging parrot (Loriculus flosculus): burung endemik di Pulau Flores, NTT. Status: Endangered / EN (Terancam).
- Serindit maluku / moluccan hanging parrot (Loriculus amabilis): burung endemik di Maluku Utara (Morotai, Halmahera, Kasiruta, dan Bacan). Status: Least Concern / LC (tidak terlalu mengkhawatirkan).
- Serindit sulawesi / maroon-rumped hanging parrot (Loriculus stigmatus): burung endemik di subkawasan Sulawesi: Bangka, Lembeh, Manterawu, Kepulauan Togian, Muna dan Butung. Status: Least Concern / LC (tidak terlalu mengkhawatirkan).
- Serindit sula / sula hanging parrot (Loriculus sclateri): burung endemik di Pulau Sula dan Banggai. Status: Least Concern / LC (tidak terlalu mengkhawatirkan).
- Serindit papua / orange-fronted Hanging-parrot (Loriculus aurantiifrons) : habitat di seluruh dataran rendah Papua, P. Misool, P. Waigeo, P. Karkar, P. Goodenough, dan P. Fergusson, sampai ketinggian 300 m (jarang sampai 1.200 m), serta dijumpai pula di Kepulauan Bismarck. Status: Endangered / EN (Terancam).
- Serindit paruh merah / pygmy hanging parrot (Loriculus exilis) : burung endemik di Sulawesi. Status: Near Threatened / NT (Hampir Terancam).
Lihat, hanya empat spesies yang menurut IUCN Red List masih berstatus LC / tidak terlalu mengkhawatirkan, yaitu serindit melayu, serindit sula, serindit sulawesi, dan serindit maluku. Saya pribadi yakin, populasi serindit melayu pun saat ini merosot drastis, terutama sejak maraknya kelas serindit di Sumatera.
Karena itu, agar kelak kita dan anak-cucu kita nanti tetap bisa memelihara serindit, atau melombakannya dalam skala nasional, mau tidak mau upaya penangkaran harus digalakkan sejak sekarang. Apabila tidak, serindit melayu suatu ketika hanya menjadi burung dalam cerita, atau dalam gambar, yang tak bisa dijumpai lagi dalam realita.
Penangkaran serindit melayu
Mengingat pemanfaatan serindit melayu baik sebagai burung rumahan maupun burung lomba jauh lebih intens daripasa jenis serindit lainnya, maka panduan penangkaran kali ini lebih ditujukan kepada serindit melayu. Meski demikian, semua uraian ini bisa diaplikasikan pada jenis serindit lainnya.
Alasan lainnya adalah serindit melayu sejauh ini sudah bisa ditangkarkan, baik di Malaysia maupun di Belanda dan Belgia. Jadi, ini hanyalah masalah kemauan, juga kesadaran dari sobat-sobat kicaumania, terutama yang saat ini memiliki serindit di rumah, terlebih pemain serindit yang sudah berkali-kali membawa pulang hadiah uang atas kemenangan gaconya di kelas serindit.
Hal pertama yang mesti diketahui calon penangkar adalah sexing atau membedakan jenis kelamin serindit. Burung jantan bisa dibedakan dengan mudah, karena memiliki beberapa tengara yang tidak dijumpai pada burung betina.
Burung jantan memiliki warna bulu hijaum tunggir dan ekornya merah. Dan, inilah tengara pentingnya, terdapat bercak merah di bagian tenggorokan dan bercak biru di bagian mahkoya (bagian atas kepala). Dalam literatur perburungan internasional, serindit dinamakan blue-crowned hanging parrots, yang berarti serindit dengan warna biru di bagian mahkotanya. Paruhnya berwarna hitam.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sebagian besar ciri burung jantan dimiliki burung betina, kecuali bagian tenggorokan dan mahkotanya tetap berwarna hijau. Artinya, serindit betina tidak memiliki bercak merah di tenggorokan dan bercak biru pada mahkotanya. Burung muda, baik jantan dan betina, memiliki warna bulu hampir sama dengan betina dewasa, namun paruhnya masih cokelat / kuning.
Menangkar burung serindit memang membutuhkan perhatian ekstra. Beberapa hal yang mesti dicermati adalah kebiasaan unik burung ini yang suka jumpalitan. Di alam liar, burung ini sering dalam posisi menggantung (terbalik), terutama saat mengisap nektar, makan buah, dan istirahat / tidur.
Dalam sangkar pun burung ini masih menunjukkan perilaku uniknya. Hal ini membutuhkan konstruksi kandang tersendiri, yang memungkinkan burung tetap bisa berperilaku seperti itu, tanpa khawatir kakinya dimangsa binatang predator seperti anjing, kucing, dan tikus.
Selain itu, serindit terkenal sangat jorok saat makan dan buang kotoran. Jika tidak konsisten dalam membersihkan kandang dan aksesoris kandang di dalamnya, penyakit jamur niscaya akan sering dialami burung-burung dalam penangkaran. Jadi, hal-hal seperti ini harus mendapat perhatian khusus.
Kandang penangkaran bisa menggunakan kandang aviary. Tidak ada pembakuan mengenai ukuran kandang, yang penting bisa menampung burung, tempat bersarang, serta memungkinkan burung tetap leluasa bergerak di dalam kandang.
Kandang bisa dilengkapi juga dengan tali yang digantung atau bahan kayu lunak yang disimpan melintang di dasar kandang, atau digunakan sebagai tenggeran untuk digigiti mereka. Hal ini sangat perlu dan bukan hanya untuk serindit saja, tetapi hampir semua burung paruh bengkok memerlukan sesuatu untuk mereka gigit yang bisa dimanfaatkan sebagai obat antistres.
Kotak sarang sebenarnya bisa menggunakan gelodok yang biasa digunakan untuk lovebird. Namun, jarang sekali serindit yang mau menggunakannya, meski di alam liar mereka bersarang dalam lubang di pepohonan. Jadi, alternatifnya, bisa menggunakan kotak sarang dengan jendela terbuka pada bagian depan. Bagian dalam bisa dimasukkan beberapa potongan kayu kecil bekas gergaji.
Penggunaan kotak sarang dengan bentuk terbuka di bagian depannya bisa meminimalisasi risiko telur rusak karena terinjak oleh burung saat melompat masuk melalui lubang.
Dalam penangkaran serindit, ada yang menganjurkan agar memasukkan beberapa pasangan dalam kandang penangkaran. Ini tentu membutuhkan kandang yang luas. Namun melihat perilakunya yang cenderung lebih liar daripada lovebird, saya pribadi lebih menganjurkan untuk penggunaan kandang soliter, di mana setiap kandang hanya diisi dengan sepasang induk saja.
Penggunaan kandang soliter, baik ditempatkan di dalam maupun di luar ruangan, bisa membuat induk betina lebih tenang saat mengerami telur dan merawat anakan. Sebab induk serindit memiliki pola pembagian tugas yang jelas, di mana induk betina akan fokus pada pengeraman telur dan perawatan anak, yang semuanya dilakukan di dalam sarang. Sedangkan induk jantan akan fokus menjaga mereka di luar sarang, sambil memasok pakan untuk pasangan dan anak-anaknya. Hal ini sulit dilakukan jika kandang diisi lebih dari satu pasangan induk.
Video kandang penangkaran burung serindit
Untuk memberikan pemahaman awal mengenai penangkaran burung serindit, berikut ini video penangkaran burung berjuluk “lovebird mini lokal” :
Pakan serindit dalam kandang penangkaran
Pakan serindit selama berada dalam penangkaran harus memenuhi kebutuhan nutrisi, baik nutrisi inti (kalori, lemak, protein, karbohidrat, dan serat kasar), maupun vitamin dan mineral. Pastikan menggunakan BirdMature yang mempunyai kandungan lengkap vitamin dan mineral khusus untuk pasangan induk yang akan menjalankan tugas reproduksinya.
Penggunaan BirdMature akan menutupi “lubang-lubang” kekurangan vitamin dan mineral dari pakan utama dan extra fooding (EF) yang diberikan sehari-hari. Produk Om Kicau ini juga akan meningkatkan kegairahan burung, meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur, serta mencetak anakan yang lebih sehat dan memiliki laju pertumbuhan prima.
Perlu difahami, serindit adalah burung pemakan buah dan pengisap nektar. Dengan demikian, selama dalam penangkaran, buah dan nektar juga harus tersedia, bahkan dalam jumlah berlimpah. Maksud berlimpah adalah begitu habis segera diisi pakan baru. Jangan memberinya langsung banyak, karena buah memiliki sifat mudah busuk. Pemberian makanan yang berlimpah menjadi salah satu kunci keberhasilan penangkaran serindit.
Dalam penangkaran, kita bisa memberikan gizi yang lebih baik kepada serindit, agar burung bisa berkembang biak dengan lebih baik, produktivitas indukan meningkat, dan pertumbuhan anakan juga lebih cepat dan lebih sehat. Kuncinya melalui modifikasi pakan sehingga lebih bervariasi daripada pakan yang diperoleh serindit di alam liar.
Berikut ini ragam pakan yang bisa diberikan kepada serindit dalam penangkaran:
- Buah-buahan yang berasa manis, misalnya apel, jagung muda, pepaya, dan sebagainya.
- Milet (jika burung sudah terbiasa makan milet).
- sereal untuk makanan bayi atau bubur bayi.
- Nasi putih. Pemberiannya bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu:
— Mencampurkan nasi putih dengan air dan gula.
— Memblender nasi putih, gula, air, buah (apel dsb) dan sereal.
Selama masa berkembang biak, serindit juga bisa ditawarkan menu ulat hongkong atau mealworm yang sebelumnya diberi roti sebagai makanannya.
Di alam liar, serindit akanberkembang biak mulai Januari hingga Juli. Namun untuk penangkaran, burung bisa berkembang biak kapan saja. Yang penting, usahakan kandang selalu mendapat cahaya minimal selama 14 jam setiap hari. Jika pagi sampai sore, cahaya bisa memanfaatkan matahari, sedangkan malam hari bisa disokong dengan lampu penerangan.
Induk betina akan bertelur sebanyak 2-4 butir telur, dengan interval peneluran sekitar 23 – 25 jam. Setelah mengeluarkan telur kedua, induk betina akan memulai masa inkubasinya atau mengerami telurnya selama 18 – 21 hari sampai menetas.
Selama merawat anak-anaknya, induk betina akan tetap berada di dalam sarang. Selama itu pula, burung jantan akan memberi makanan kepada pasangannya. Induk betina kemudian akan memberikan sebagian makanannya kepada anak-anaknya.
Pada umur 4-6 minggu, anakan sudah bisa keluar dari sarangnya. Saat itulah Anda bisa memasang ring pada kakinya. Sekitar dua minggu kemudian, mereka sudah bisa hidup mandiri, dan bisa dipisahkan ke kandang pembesaran, atau bisa juga langsung dipasarkan.
Selamat mencoba, dan mulailah dari sekarang, agar kita tak kehilangan momentum untuk menyelamatkan serindit melayu dan jenis serindit lainnya dari ancaman kepunahan.
—
Salam sukses, Salam dari Om Kicau.