Burung murai batu jawara seharga puluhan sampai ratusan juta, itu wajar. Tetapi ini dia rekor take over murai batu muda – berumur 20 bulan yang belum pernah sekadar ditrek apalagi latber atau lomba, tetapi tembus harga Rp 50 juta. Itulah yang terjadi pada Conan, produk penangkaran SKL Bird Farm Indramayu, yang kini sudah dimiliki Om Willy dari Belitung.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Penampilan Om Willy yang kini berusia 26 tahun itu bersahaja, low profile. Ini berbanding terbalik dengan ambisinya untuk mendapatkan seekor murai batu berkualitas, yang bakal diorbitkannya sebagai gaco masa depan. Ia sudah menjelajahi sejumlah kota besar yang berpotensi menyimpan murai berkualitas, tetapi selalu pulang dengan tangan hampa.
Meski mukim di daerah kepulauan, Om Willy rajin menyambangi sejumlah lomba burung berkicau tingkat nasional, terutama yang digelar di Jakarta. Saat menghadiri sebuah even, dia mendengar info dari rekannya mengenai official website www.sklbirdfarm.com.
Tanpa banyak membuang waktu, ia membuka web SKL BF. Sepertinya Om Willy merasakan sesuatu, ada grengseng yang menyenggol batinnya. Saat itu juga, dia langsung menelepon owner SKL BF, Om Syamsul.
Hmmm…, transaksi terjadi hanya via telepon. Om Willy mendapatkan seekor anakan murai batu berkualitas yang memang bersifat limited edition. Uniknya lagi, burung tetap dititipkan ke SKL Bird Farm supaya lebih aman dan nyaman, karena berada di tangan orang yang tepat.
Pembelian tak berhenti sampai di situ…. Beberapa hari kemudian, Om Willy kembali membeli seekor anakan MB dari SKL. Burung juga masih dititipkan ke penangkar. Aneh tapi nyata! Sebab, selama transaksi berlangsung, Om Willy belum mengenal Om Syamsul. “Ya, business feeling saja. Kebetulan bidang usaha kami sejenis, sehingga cepat nyambung,” tutur Om Willy.
Akhirnya berkunjung ke Mabes SKL Bird Farm dan Conan pun dipinang
Setelah dua kali transaksi via telepon, akhirnya Om Willy menyempatkan diri berkunjung ke Mabes SKL BF di daerah Jatibarang, Indramayu. Setelah bertatap muka dengan Om Syamsul, dan melihat area penangkarannya, hatinya bertambah mantap. “Dia benar-benar serius menangani murai batu. Tak ada jenis burung lain yang ditangkarnya kecuali murai batu,” ceritanya.
Dalam kunjungan tersebut, Om Willy kembali membeli burung. Kali ini seekor murai dewasa dan dua ekor betina. Tetapi, lagi-lagi, semua burung dititipkan begitu saja kepada penangkarnya seperti pada dua pembelian sebelumnya.
Saat melihat-lihat kandang penangkaran SKL BF di Jatibarang, terbersit dalam benak Om Willy untuk secara serius mengembangkan penangkaran murai. Perlu diketahui, selama ini Om Willy juga seorang breeder murai batu dan lovebird, dengan mengibarkan bendera JP HERO BIRD FARM di Belitung. Bahkan lovebird hasil penangkarannya sering dibeli kicaumania dari Jakarta dan sekitarnya.
Sejak itulah Om Willy mulai rajin bedol kandang indukan SKL BF. Yang dibedol pun kandang unggulan seperti Barong, Panorama, Montenegro, dan Samiaji. Ini bedol kandang periode pertama. Beberapa waktu kemudian, Om Willy kembali bedol kandang indukan unggulan lainnya, yaitu Gajah Mada dan Pancu.
Bedol kandang ketiga dilakukannya terhadap kandang induk Gangster, Panamera, Phantom, Jatayu, Sagarmatha, dan Grage. Selanjutnya adalah kandang Lenong, Lavina, Pikat, dan terakhir SGM pun ikut dibedol Om Willy.
Salah satu anakan Grage (sebelum dibeli Om Willy) saat ini ada di rumah Om Kicau dengan nilai transfer Rp 4,5 juta ketika masih berusia 2 bulan.
Sempat menghitung berapa jumlah kandang yang dibedol? Nggak usah dihitung, karena Om Kicau sudah menghitungnya: 16 kandang! Berapa nilai transfernya? Nah, silakan hitung sendiri pakai kalkulator (he.. he.. he…). Soal harga per kandang indukan silakan bertanya ke Om Syamsul.
SKL mendukung kemunculan penangkar baru
Apakah 16 kandang indukan sudah cukup? “Ya tergantung stok murai batu di SKL Om,” kata Om Willy.
Wah, jawaban ini tentu mengisyaratkan dia siap membeli berapa pun kandang induk jika SKL jika Om Syamsul mau membuka pintu. Kalau Anda baca website sklbirdfarm.com, Om Syamsul mengatakan tujuan menawarkan bedol kandang adalah agar makin banyak orang yang menangkar murai batu sehingga bisa menyelamatkan eksistensi burung pengicau terbaik ini di alam bebas.
Om Syamsul pun tak mengkhawatirkan kemunculan penangkar baru murai batu bakal menggerogoti ladang bisnisnya. Soal rezeki, katanya, sudah ada yang mengatur, yaitu Yang Maha Pemberi Rezeki yang tidak lain adalah Tuhan Maha Esa.
Itu sebabnya, iktikat Om Willy yang ingin mengembangkan penangkaran murai di Belitung, dengan cara membedol 16 kandang unggulan diresponnya secara positif. Iktikat Om Willy untuk menangkarkan murai batu patut mendapat acungan jempol.
“Ke depan, saya hanya mau melombakan burung hasil penangkaran saja, terutama murai batu yang keberadaan di habitatnya sudah sangat memprihatinkan. Kalau kita tidak sadar dari sekarang, mau kapan lagi kita memulainya?” papar Om Willy.
Niatan tulus Om Willy bukan hanya isapan jempol belaka. Untuk merealisasikan niatnya yang hanya akan melombakan MB hasil penangkaran diwujudkannya dengan take-over satu lagi produk SKL BF. Kali ini bukan bedol kandang, tetapi ya itu seperti saya tulis di awal artikel, membeli murai batu unyu-unyu bernama Conan, dengan ring SKL 124.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Disebut unyu-unyu, karena usianya masih muda, belum pernah dijajal di latber dan lomba. Bahkan sekadar ditrek dengan sesama MB pun belum pernah. Conan menetas pada tanggal 3 September 2011. Jadi, ketika artikel ini diturunkan, usianya masih 20 bulan 17 hari. Bapaknya adalah Chodet, sedangkan ibunya dari trah Bahamaz.
Seperti dijelaskan pada judul artikel, Conan di-take-over seharga Rp 50 juta. Untuk murai batu yang baru sekali mabung, belum pernah dijajal berkompetisi dalam bentuk apapun, harga ini benar-benar fantastis. Mungkin sebagian MB mania akan menganggap tindakan Om Willy nekat, atau meminjam pemeo-parodi sekarang: “Terlalu…” .
Wah… wah…, ini jelas fenomenal dan sensasional. Bahkan, boleh jadi, inilah rekor transfer harga MB remaja alias masih unyu-unyu di Indonesia! Ingat, Conan belum pernah dilombakan maupun ditrek berduaan dengan murai batu lain.
“Ini feeling bisnis Om, juga saling percaya satu sama lain. Saya selalu menghargai karya seseorang,” tutur Om Willy.
Sebetulnya saya sudah tahu ikhwal transaksi Conan, karena Om Syamsul pernah curhat kepada saya. Pagi-pagi, Om Syamsul menelepon saya dan mengabarkan soal burung istimewa dan kesayangannya. Suaranya cetar membahana badai halilintar, ya Conan itu.
“Burung masteran yang mendampingi Conan terdiri atas tiga ekor cililin, lima ekor lovebird yang irama lagunya berbeda-beda, dua ekor kapas tembak, 2 ekor cucak jenggot, seekor kenari F1, seekor kenari lokal, dan seekor pelatuk bawang. Semua lagu sudah terekam baik dalam memori Conan,” kata Om Syamsul.
Saat itulah Om Syamsul sharing kepada saya. “Burung ini sudah diminati orang, tetapi saya masih merasa berat untuk melepasnya. Di sisi lain, sang peminat itu orang yang sangat loyal dengan SKL BF. Gimana solusi terbaiknya Om?” Begitu curhat Om Syamsul kepada saya.
Saya pun menyarankan untuk dilepas saja. Alasannya, indukannya masih ada, sehingga bisa berharap mendapatkan anakan yang mendekati kualitas Conan. Biarkan orang lain yang mengorbitkan Conan, apalagi yang berminat adalah seseorang yang sangat loyal terhadap SKL.
“Sebetulnya saya mau jalan-jalan ke lomba burung kayak yang lain, kan enak berpartisipasinya kalau bawa burung,” kata Om Syamsul.
Saya jawab singkat saja,” Ya, tinggal didampingi saja jika Conan ikut lomba. Gampang kan?”
Ketika saya berada di area Lomba Burung Ronggolawe Cup di Cibubur beberapa waktu lalu, Om Syamsul mengabarkan bahwa Conan akhirnya di-take over. Dan baru pada siang hari itu pula Om Syamsul menyebut nama Om Willy sebagai pembelinya.
Saya bertanya-tanya apakah Om Willy yang dimaksud adalah orang dengan nama sama di Belitung sana yang pernah kontak dengan saya sebelumnya dalam masalah lain (pembelian produk Om Kicau). Saya bertanya-tanya karena nomer telepun yang diberikan Om Syamsul berbeda dengan nomer di HP saya. Eh, setelah saya kontak-kontak Om Willy, ternyata adalah orang yang sama.
Semoga Conan bisa membawa berkah bagi pemilik barunya. Amien.
—