Alpukat nampaknya menjadi buah terlarang bagi sebagian besar burung kicauan peliharaan Anda di rumah, termasuk burung-burung dari keluarga paruh bengkok (parrot). Sebenarnya apa sih kandungan pada buah ini, sehingga dijauhi pemilik maupun penangkar burung? Apa efek negatif yang dirasakan burung, jika kita nekad memberikan alpukat baik dalam bentuk utuh maupun sari buahnya? Yuk, ikuti bedah gizi buah alpukat bersama Om Kicau.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Buah alpukat

Alpukat (Persea americana), menurut sejarahnya, adalah buah khas dari wilayah tengah Meksiko. Sebagaimana diketahui, Meksiko merupakan negeri jajahan Spanyol. Pada abad ke-16, buah ini dikembangbiakkan di Spanyol, dan akhirnya berkembang pula di sejumlah negara Eropa, termasuk Belanda.

Belanda kemudian membawa bibit alpukat ke Indonesia sekitar abad ke-19, yang ternyata mampu berkembang biak dengan baik. Sebagian masyarakat di negeri ini pun bahkan tidak menyangka kalau alpukat sebenarnya bukan buah lokal.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

Di Indonesia, alpukat kini sudah menjadi salah satu buah popular. Biasanya dibuat jus atau menjadi salah satu bahan pembuatan es campur. Rasanya lezat dan menyegarkan bagi siapapun yang menikmatinya.

Namun, alpukat sepertinya menjadi buah terlarang bagi sebagian besar burung piaraan. Hampir semua bagian dari tanaman alpukat, mulai dari daging buah, kulit buah, daun, hingga batang tanaman mengandung zat kimia yang disebut persin. Zat ini diketahui menyebabkan reaksi racun yang berat pada burung yang mengkonsumsi, sehingga menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut nekrosis miokardial.

Nekrosis miokardial adalah penyempitan pembuluh darah koronoer, yang sering menyebabkan kematian secara mendadak pada burung. Pada stadium awal, yang terjadi “hanya” penyempitan, tetapi pada stadium akut dapat berubah menjadi penyumbatan total pada pembuluh darah koroner.

Dalam beberapa hasil penelitian, persin lebih sering membawa efek negatif terhadap burung, kuda, dan sapi. Jadi efek racun dari persin pada ketiga jenis hewan tersebut sangat nyata. Sebaliknya, efek racun persin pada anjing dan kucing justru relatif kecil.

Jenis burung yang paling mudah terdampak racun persin adalah kelompok finch (termasuk kenari) dan paruh bengkok (termasuk lovebird dan parkit). Namun, untuk keamanan dan keselamatan burung-burung piaraan di rumah, sebaiknya hindari pemberian alpukat untuk semua jenis burung.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Gejala klinis burung yang mengkonsumsi persin pada alpukat

Selain memberi efek negatif terhadap pembuluh darah koroner, burung yang mengkonsumsi zat persin dari buah alpukat seringkali menunjukkan beberapa gejala atau tanda-tanda klinis sebagai berikut :

  • Ketidakmampuan burung untuk bertengger.
  • Burung mengalami sesak nafas, akibat akumulasi cairan di sekitar jantung dan paru-paru burung.
  • Burung mengalami gangguan atau permasalahan pada level atau hati.
  • Gangguan yang menahun bisa membuat burung mengalami gagal ginjal.
  • Burung mengalami kematian mendadak.

Selain buah dan daunnya, tenggeran yang terbuat dari ranting pohon alpukat pun mengandung persin yang akan masuk ke saluran pencernaan burung sewaktu menggigiti tenggerannya. Hal ini bisa terjadi pada burung paruh bengkok, yang memiliki perilaku sering menggigit benda-benda di sekitarnya. Karena itu, hindari penggunaan tenggeran yang berasal dari ranting / dahan pohon alpukat.

Meski sudah jelas efek negatif dari burung yang mengkonsumsi alpukat, masih terjadi perbedaan pendapat dan kontroversi mengenai pemberian alpukat kepada burung peliharaan di rumah. Menyikapi masalah tersebut, Om Kicau hanya menyarankan, kalau masih banyak buah yang aman untuk burung, mengapa harus memilih buah yang berdasarkan hasil penelitian terbukti tidak aman bagi burung?

Selain alpukat, ada beberapa bahan pakan yang bisa memberikan efek negatif terhadap burung, antara lain :

  • Biji buah apel dan peer: Biji pada kedua buah ini mengandung cyanida (meski hanya sedikit). Cyanida bisa dikelompokkan sebagai zat racun (toksin) yang bisa berefek kurang baik bagi burung. Karena itu, jika mau diberikan kepada burung, buah apel sebaiknya dipotong-potong dan dibuang bijinya.
  • Cokelat: Meski makanan ini sangat lezat bagi manusia, belum tentu baik bagi burung. Pemberian cokelat pada burung bisa menyebabkan diare dan muntah-muntah. Pemberian cokelat dalam waktu lama dapat mempengaruhi sistem saraf pusat pada burung, sehingga burung sering kejang, dan biasanya berakhir dengan kematian.
  • Bawang putih: Sebagian kicaumania sering menambahkan bawang putih dalam pakan burung, dengan tujuan memberi kehangatan. Pemberian bawang putih bisa dilakukan, tetapi jumlahnya jangan berlebihan dan tidak perlu diberikan setiap hari. Pemberian secara berlebihan bisa menyebabkan gangguan pencernaan, muntah, dan diare. Pemberian dalam jangka panjang bisa menyebabkan burung mengalami anemia hemolitik yang berakhir dengan gangguan pernafasan dan kematian.
  • Garam : Pemberian garam secukupnya masih bisa ditolerir, terutama untuk menggacorkan burung. Tetapi jika terlalu sering, bisa menyebabkan burung mengalami gangguan kesehatan seperti rasa haus  berlebihan, dehidrasi, disfungsi ginjal. dan kematian.

Semoga bisa menambah pengetahuan bersama.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.