Semula Wiji Hanoro dan Supri  hanya menjadikan usaha penangkaran murai batu sebagai usaha sampingan, di sela-sela kesibukan keduanya sebagai karyawan sebuah perusahaan otomotif. Dengan niat itulah, mereka mendirikan Suara Indah Merdu (SIM) Bird Farm Bekasi, setahun lalu. Rupanya, benih-benih keberhasilan mulai muncul. Lima kandang indukan kini sedang berproduksi, dan permintaan pembeli pun mengalir tanpa henti.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Wiji (kanan) dan Supri memanfaatkan lahan sempit untuk breeding murai batu.

Kandang penangkaran milik SIM BF sebenarnya tidak terlalu luas, hanya memanfaatkan sisa pekarangan di teras rumah yang berada di kawasan Aren Jaya, Bekasi Timur. Desain dan ukuran kandang pun terbilang sederhana. Masing-masing petak kandang berukuran 1,2 x 1,5 m2 dan tinggi 2 meter.

Kandang terbuat dari kawat halus yang dilapisi kain penutup / tirai antara petak yang satu dan petak lainnya. Lantai plesteran semen, dilapisi  batu split sebagai media alasnya. Wiji dan Supri sengaja meletakkan batu-batu split agar kotoran tidak berbau. Jika disemprot, air akan mengalir ke bawah melalui saluran air yang disediakan. “Soalnya lokasinya di di lingkungan perumahan padat penduduk. Kalau sampai bau, takut mengganggu warga sekitar,” jelas Wiji.

Untuk kebutuhan mandi bagi indukan, Wiji dan Supri menyediakan bak mandi yang selalu terisi air bersih secara penuh. Ini tak lain karena kebiasaan murai batu yang selalu mandi, apalagi di tengah cuaca terik saat musim kemarau.

Selain itu, disediakan pula bak khusus untuk meletakkan beberapa wadah pakan. Setiap pakan ditempatkan dalam wadah terpisah, misalnya voer, jangkrik, cacing, dan kroto segar. “Kami menggunakan jangkrik sliring (jangkrik alam), yang disediakan sebanyak mungkin, ditempatkan dalam bak, agar burung lebih leluasa makan sekenyangnya,” tutur Wiji.

Kotak sarang juga disediakan di sudut kandang. Burung akan lebih nyaman berproduksi dengan dibuatkan kotak sarang dari bahan kayu, dengan ukuran 20 x 25 x 30 cm3. Biasanya indukan akan mengangkut sarang dan menyusunnya setelah sama-sama jodoh.

Manajemen penangkaran ditangani berdua. Kebetulan Wiji dan Supri bekerja pada waktu atau jam berbeda di perusahaan otomotif. “Tetapi untuk perawatan anakan, saya serahkan ke Mas Supri, karena dia kan kerjanya shift, sehingga ada waktu untuk merawat anakan,” jelas Wiji.

Indukan dari Medan

SIM BF sejak awal lebih mementingkan aspek kualitas daripada kuantitas produksi. Karena itu, lebih baik menghasilkan anakan berkualitas, meski sedikit, daripada produksi terus-menerus namun kualitas anakan tak terpantau secara jelas.

Komitmen kualitas itu pula yang membuat Wiji dan Supri benar-benar selektif ketika hendak mencari calon indukan berkualitas. Sebab hanya induk berkualitas yang mampu menghasilkan anakan berkualitas, disertai dengan perawatan secara tepat dan akurat.

Untuk induk jantan, SIM BF menggunakan murai batu ekor panjang dari Medan. Adapun untuk induk betina, sebagian besar menggunakan produk Herry Anyer yang memiliki trah juara dan sudah teruji kualitasnya.

Banyak keturunan trah jawara Herry Anyer yang diternakkan SIM BF yang beberapa kali moncer di even lomba maupun latberan. Ini pula yang membuat produk anakan dari SIM BF, meski masih dalam lolohan, sudah langsung diboyong para pembelinya.

Sebelum dijodohkan, Wiji dan Supri harus memastikan kalau calon indukan memenuhi beberapa kriteria berikut ini :

  • Calon indukan harus berumur minimal 8 bulan, baik jantan maupun betina. Kalau ada yang berumur 1 tahun atau lebih, itu lebih baik lagi.
  • Calon induk betina diseleksi berdasarkan volume suara dan mentalnya.
  • Apabila induk betina sudah berproduksi, maka akan dilihat pula produktivitasnya, terutama jumlah telur dalam satu periode peneluran, serta jumlah telur yang menetas.
  • Induk betina yang sudah bawa anak juga akan diseleksi apakah pandai merawat anaknya atau tidak.

Awal penjodohan

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Untuk menjodohkan calon indukan dibutuhkan kesabaran, terutama dalam mengamati perilaku burung jantan dan burung betina yang akan diternakkan. Calon indukan yang sudah diseleksi kemudian diperkenalkan dengan calon pasangannya.

Proses penjodohannya tak berbeda dari yang dilakukan penangkar burung lainnya. Dalam hal ini, burung betina dilepaskan dalam kandang penangkaran. Adapun burung jantan dikurung dalam sangkar, namun sangkarnya diletakkan di dalam kandang penangkaran.

Kalau sudah terlihat tanda-tanda berjodoh, misalnya betina sering mendekat ke sangkar burung jantan, itulah saatnya untuk melepaskan burung jantan dari sangkarnya, sehingga bisa berinteraksi langsung dengan burung betina di dalam kandang penangkaran.

Selanjutnya, pantau terus perkembangan perilaku dari kedua burung tersebut. Sebab ada kalanya calon indukan akan saling menyerang, meski sebelumnya terlihat akrab dan seperti berjodoh. Jika saling menyerang, kedua induk bisa dipisahkan lagi, dan proses penjodohan diulang dari awal.

Tetapi jika benar-benar berjodoh, biasanya dalam waktu 2-3 hari setelah disatukan dalam kandang, induk betina akan segera mengumpulkan bahan sarang yang disebar di lantai dan membawanya ke kotak sarang, kemudian bertelur.

Pasangan indukan murai batu siap produksi.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Induk betina yang diternakkan SIM BF rata-rata mampu bertelur 2-3 butir dan menetas semua. Anakan dibiarkan dalam perawatan induknya sampai umur 7-8 hari. Setelah itu, anakan dipanen dan diloloh / disuapi pemiliknya hingga umur 1 bulan atau sudah bisa makan sendiri. Pemasangan ring kode dilakukan saat anakan berumur 2 minggu.

Ada kebiasaan unik yang dilakukan SIM BF, yaitu induk yang sudah berproduksi lima kali berturut-turut akan diistirahatkan dulu selama dua bulan. Hal ini dimaksudkan untuk pemulihan organ reproduksi induk betina agar nantinya tetap maksimal dan produktif.

Anakan produk SIM Bird Farm.

Anakan siap dijual ketika sudah berumur 1 bulan atau lebih. Harga bervariasi, mulai dari Rp 1,75 juta hingga Rp 2 juta per ekor.

Wiji dan Supri: Kompak merawat anakan.

Karena baru memiliki lima pasangan indukan, meski semuanya sudah produksi, wajar jika SIM BF belum mampu memenuhi permintaan konsumen yang umumnya merupakan kolega dekatnya. Sebab, berapapun anakan yang dihasilkan, selalu laris-manis terjual.

Banyak koleganya yang terpaksa antre menunggu untuk mendapatkan anakannya. Ini tak lain karena kualitas produknya sudah teruji di lapangan. “Mohon bersabar, masih banyak yang harus menunggu antrean,” jelasnya. (d’one)

Suara Indah Merdu (SIM) Bird Farm

Alamat lengkap dan nomor kontak, klik di sini.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.