Inilah indahnya berbagi, apalagi berbagi ilmu. Ilmu penangkaran burung pleci yang diajarkan oleh Om Sugeng Wahyudi, dan diberitakan omkicau.com beberapa waktu lalu (cek di sini), telah mengilhami banyak plecimania untuk melakukan hal serupa. Salah seorang di antaranya adalah Om Decky Yoga Prasetya, yang juga menuai keberhasilan dalam breeding pleci. Proses breeding memang belum selesai sepenuhnya. Namun keberhasilan penjodohan pleci jantan dan betina, hingga membuahkan dua butir telur yang kini sedang dierami induknya, sudah menjadi tanda awal keberhasilan penangkaran.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ihwal penangkaran pleci yang dilakukan Om Decky terungkap ketika dia menulis komentasnya dalam artikel Salut untuk Om Sugeng yang sukses menangkar pleci: Anda pun bisa ! Dalam komentarnya, yang ditulis tadi pagi, Om Decky mengatakan:
“Terima kasih kepada Om Sugeng Wahyudi dengan ilmunya, sehingga saya bisa menangkar pleci. Doakan 10 hari lagi (28 Agustus 2013 – Red) bisa jadi netas dan lancar. Metode penangkaran yang saya pakai hampir sama dengan apa yang dilakukan Om Sugeng. Saya masih pemula”.
Proses breeding yang dilakukan Om Decky sudah diceritakannya dalam sebuah forum Burung Pleci Mania Indonesia (Zosterops) di facebook. Bukan sekadar menjelaskan prosesnya, tetapi Om Decky juga memasang beberapa foto yang bisa dijadikan referensi bersama, khususnya bagi plecimania di Indonesia.
Mengapa Om Kicau begitu antusias mendengar kabar dari Om Decky? Sebab selama ini jarang ada orang yang mau bersusah-payah menangkar burung pleci. Yang menangkap di alam, atau menggunakan pleci tangkapan alam, sih banyak.
Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka kepunahan pleci di alam liar tinggal menghitung waktu. Gejala tersebut sudah mulai dirasakan akhir-akhir ini, karena kini makin sulit menemukan burung imut ini di alam liar.
Proses penjodohan 2 minggu
Beberapa waktu lalu, Om Decky membeli pleci jantan dan pleci betina, keduanya jenis dada kuning. Burung jantan agak giras, tetapi yang betina semi-jinak. Sebab, menurut penjualnya, pleci betina ini dirawat sejak trotolan.
Pleci jantan ditempatkan dalam sangkar biasa, sedangkan yang betina dimasukkan dalam kandang yang biasa digunakan untuk kenari (60 x 30 cm2). Posisi sangkar digantung, bukan ditempel pada tembok, dengan ketinggian sekitar 1,5 – 2,0 meter dari lantai.
Om Decky bahkan sering memindahkan sangkar dari lokasi yang satu ke lokasi lain. “Kedua sangkar itu berada di dapur. Pagi sampai siang hari, posisi sangkar di bawah fiber plastik, supaya burung bisa berjemur. Sedangkan sore hingga malam hari dipindah ke tempat yang teduh,” jelas dia.
Proses penjodohan tak berbeda dari yang biasa dilakukan terhadap burung kicauan lainnya. Sangkar jantan didempetkan dengan sangkar betina. Hal ini berlangsung selama 2 minggu. Jika merasa cocok, burung jantan akan terlihat sering merayu burung betina, dengan ngleper-ngleper sambil ngeriwik. “Jika pleci jantan sudah mau dempat dengan pleci betina, berarti keduanya sudah jodoh,” kata Om Decky, yang mengaku masih pemula.
Apabila tanda-tanda berjodoh tersebut sudah terlihat, pleci jantan dipindahkan dari sangkarnya ke sangkar betina.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menu harian untuk pasangan indukan adalah pisang. Sedangkan extra fooding (EF) terdiri atas kroto, ulat hongkong, dan telur puyuh rebus. Kroto hanya diberikan pada pagi hari, adapun ulat hongkong disediakan pada pagi dan sore hari. Telur puyuh rebus diberikan sesekali saja, dengan porsi separo.
“Jangan lupa, setiap saat air minumnya harus diganti, terutama kalau habis atau kotor akibat dipakai burung untuk mandi. Saya menyediakan dua tempat minum, yang besar untuk mandi, dan yang kecil untuk air minum,” kata Om Decky.
Meski sudah berjodoh, Om Decky harus menunggu induk betina bertelur selama sekitar 1 bulan. Induk betina menghasilkan dua butir, seperti terlihat dalam gambar berikut ini:
Induk jantan dipisahkan
Ketika induk betina sudah bertelur, Om Decky melihat induk jantan sering mengobrak-abrik sarang. Itu sebabnya, dia terpaksa memisahkan induk jantan dan memasukkannya kembali ke sangkarnya. Jadi, terpisah dari kandang induk betina.
Setelah induk jantan dipisah, ternyata induk betina menjadi lebih tenang dalam mengerami telurnya. Begitu dipisah, induk jantan akhirnya bisa kembali bersuara ngalas alami. Selama satu bulan berada di kandang burung betina, pleci jantan jarang lagi mengeluarkan suara ngalasnya.