Feeling dan prediksi Trio WWY yang terdiri atas H Warno (Purwokerto), Wawan Sambas, dan Yopie Kucir (keduanya dari Purbalingga), akhirnya terbukti. Pada hari pertama lebaran lalu, Om Kicau menulis artikel berjudul MB Biang Kerok siap meledak pasca-lebaran. Ini bukan prediksi Om Kicau, melainkan bersumber langsung dari sang pemilik burung tersebut, yang tak lain adalah WWY. Sebagai salah satu perwakilan Blok Tengah, WWY kemudian menurunkan Biang Kerok dalam Jatijajar Bird Champion di Tasikmalaya, Minggu (25/8), dan pulang membawa gelar juara 1 dan juara 2.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diberitakan sebelumnya, Jatijajar Bird Champion di Tasikmalaya ini sekaligus merupakan seri kedua dar Liga Ronggolawe Jabar (LRJ) 2013. Atas kemenangan tersebut, Biang Kerok menempati peringkat kedua klasemen sementara LRJ untuk kelas murai batu, dengan poin 180, di bawah Pajero kepunyaan Dedi Wibowo (Cirebon) yang mengoleksi poin 220.
Kemenangan ini makin membuktikan ketangguhan gaco-gaco Trio WWY di kelas murai batu. Sebab, koleksi burung jawara mereka bukan cuma Biang Kerok. Masih ada beberapa gaco jawara lainnya, antara lain Paku Bumi, Tawon Kemit, dan Salam Damai. Ketiganya juga sering moncer di kelas murai batu.
Paku Bumi memiliki tipe nyeklek, dengan tampilan nagen, dan lagu tonjolan suara lovebird. Adapun Tawon Kemit dan Salam Damai memiliki gaya tarung ngeplay, dengan variasi lagu yang komplet dan volume tembus.
Biang Kerok memiliki gaya lain lain, yaitu merebahkan tubuhnya sampai ndoyong, mirip anis merah yang sedang teler ndoyong. Gaco ini juga sangat fight, rajin bunyi, dengan nembak suara tonjolan serindit, cililin, dan burung-burung kecil lainnya.
Keunikan inilah yang membuat WWY sepakat menjadikannya sebagai gaco baru. Mereka pun yakin, suatu saat nanti, Biang Kerok akan menjadi gaco papan atas nasional. Sebagian jalan sudah diretas, termasuk ketika menjadi juara di Jatijajar Bird Champion.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menjelang lebaran, Biang Kerok sempat tampil dalam even Gebyar Ramadhan Purwokerto, 28 Juli lalu. Saat itu, burung ini berhasil meraih juara 1 Kelas Ebod Vit dan juara 2 Kelas EB-Odjoss. Bahkan, berkat penampilan gemilang Biang Kerok pula, WWY dinobatkan sebagai juara umum single fighter (SF) dalam even tersebut.
Sebelumnya, dalam even nasional EB-Odjoss Bird Champion di Taman Bunga Wiladatika Cibubur, 30 Juni lalu, Biang Kerok juga telah memikat hati pemain kawakan H Sadat. Beliau bahkan memuji penampilan burung ini, meski ketika itu hanya menjadi juara 4 di Kelas Ebod Vit.
Sehari-hari, Biang Kerok dirawat oleh Pedrik di Purwokerto. Perawatannya relatif gambang. Setiap hari, burung ini diberi jangkrik 5 ekor pada pagi hari, dan 5 ekor lagi pada sore hari. Mandi dilakukan setiap hari, kemudian dijemur sekitar 2 jam, lalu dimasukkan ke umbaran umbaran cukup besar.
Meski demikian, kandang umbaran tetap ditaruh di tempat teduh. Jadi, burung memperoleh kesempatan bergerak lebih leluasa, tetapi tidak sampai kepanasan. “Kalau mau lomba, porsi jangkrik ditambah menjadi 10/10,” kata Yopie.
Bakal makin diperhitungkan
Kompatriot H Warno, Wawan Sambas , dan Yopie Kucir bakal makin diperhitungkan para pemain lain di tingkat nasional. Sebab, ketiganya merupakan pemain kawakan yang sudah malang-melintang di dunia hobi burung kicauan. Wawan, misalnya, dulu dikenal karena tledekan Killer yang kemudian ditransfer Sin (Rony Surabaya) dengan harga fantastis.
Dia pula yang mengorbitkan murai batu Mustang, dan beberapa kali menjuarai even nasional, termasuk 168 Cup II di Semarang, April lalu. Gaco ini kemudian di-take-over Mr Baim (Jalak Bali Team), dan berganti nama menjadi Hokky Boy, yang juga beberapa kali menjuarai even nasional.
Yopie Kucir, yang kini sudah tak berkucir lagi, juga sudah bukan nama asing lagi di kalangan pemain burung. Belakangan, dia makin sering bermain di Blok Barat, dan seringkali pulang membawa trofi kemenangan. Begitu pula H Warno yang memiliki sederet murai batu andalan.
Kompatriot ini diperkirakan bakal makin sering mengguncang jagad lomba burung tingkat nasional, mengingat banyak burung berkualitas yang terus dipolesnya. Bahkan, ketiganya juga akan hunting burung-burung prospek yang moncer di lapangan, sekalipun even lokal atau latber, untuk diorbitkan ke tingkat nasional.
—