Burung gelatik wingko (glawing) yang diprediksi makin popular tahun ini ternyata bernasib tidak jauh berbeda dari pleci dan ciblek. Namun pleci kini mulai bangkit lagi di berbagai daerah. Kontes ekskusif pleci pun digelar di mana-mana. Penangkar pleci pun bermunculan, seperti Om Sugeng Wahyudi dan Om Decky Yoga Prasetya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi bagaimana dengan glawing dan ciblek? Untuk mempopularkan lagi kedua jenis burung tersebut, maka breeding atau penangkaran bisa menjadi solusinya. Apalagi jika para penangkar dan penggemarnya berhimpun dalam paguyuban atau membangun forum online.
Penggemar gelatik wingko dan ciblek tentu masih banyak. Tetapi, dibandingkan beberapa tahun lalu, harus diakui terjadi kemunduran jumlah penggemar, meski Om Kicau tidak memiliki data resmi mengenai hal ini. Fakta menurunnya peminat lomba burung di kelas ciblek bisa dijadikan salah satu tengara.
Dulu, di sejumlah daerah seperti Jabodetabek, kelas glawing yang mulai diperkenalkan dalam beberapa even nampak diminati penggemarnya. Namun sekarang jumlah peserta makin menyusut. Beberapa event organizer (EO) pun terpaksa mencoret glawing dari daftar burung yang dilombakannya.
Apakah menyusutnya jumlah penggemar glawing dan ciblek terkait dengan menurunnya populasi di alam liar? Nampaknya memang begitu. Kasusnya mirip dengan tren penurunan popularitas burung pleci beberapa bulan lalu (meski dalam kasus pleci, ada faktor lain terkait dengan kesulitan plecimania dalam menampilkan maupun membuatnya cepat buka paruh).
Ketika kita bicara tentang populasi burung yang makin menipis di alam liar, maka breeding atau penangkaran harus menjadi jawaban segera. Jika tidak, bukan hanya jumlah penggemar glawing dan ciblek yang menurun, tetapi boleh jadi suatu saat nanti kita tak akan pernah menjumpai kedua burung itu lagi, untuk selamanya !
Sebaliknya, kalau beberapa kicaumania khususnya penggemar kedua jenis burung ini mau terlibat aktif dalam penangkaran, tentu kendala kelangkaan stok di pasar burung bisa teratasi. Jumlah penggemar pun kembali meningkat, dan burung bisa ditampilkan lagi dalam lomba. Ini sebenarnya berlaku untuk semua jenis burung, meski artikel kali ini hanya membahas upaya mempopularkan kembali glawing dan ciblek.
Komunitas glawing seperti menghilang
Akhir-akhir ini, berita mengenai gelatik wingko makin menghilang. Bahkan sejumlah komunitas, grup, maupun forum di facebook pun seolah tak menampakkan tanda-tanda kehidupan lagi. Ini juga bisa menjadi tengara lain yang menunjukkan penurunan popularitas glawing. Boleh jadi hanya sebagian pemain lama yang bertahan, dan yang lainnya menghilang, dibarengi dengan minimnya penggemar baru.
Sebenarnya sudah ada beberapa kicaumania yang mencoba menangkarkan gelatik wingko, namun umumnya menemui jalan buntu pada proses perjodohan dan perkawinan. Akibatnya, mereka pun menyerah, karena apa yang dilakukannya selama ini belum membuahkan hasil.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menangkar gelatik wingko memang membutuhkan kesabaran, karena burung ini sangat aktif. Banyak sobat kicaumania yang mengaku gagal. Namun, yakinlah, pasti ada juga yang berhasil meski tak mau dipublikasikan.
Gelatik wingko termasuk burung koloni atau sering terlihat bersama burung sejenis. Tetapi saat berkembang biak, sifatnya berubah menjadi sangat teritorial. Karena itu, meski breeding glawing lebih mudah dilakukan di dalam kandang koloni, sifat teritorial ini akan menyulitkan dalam proses penangkaran secara keseluruhan.
Boleh saja menangkar glawing dalam kandang koloni, sehingga burung bisa mencari jodohnya sendiri, dan kita tak perlu repot soal sexing. Namun, pastikan kotak sarang diletakkan agak berjauhan. Ini untuk menghindari konflik di antara mereka, khususnya antara sesama burung betina yang mau bertelur.
Gelatik wingo termasuk burung monogami. Karena itu, sifat betina menjadi agresif jika melihat keberadaan burung betina lain di dekat sarangnya. Bagi burung betina, perilaku agresif dengan menyerang sesama burung betina adalah hal biasa. Mungkin dia cemburu jika pasangannya bakal pindah ke lain hati, he.. he.. he..
Bagaimana menangkar gelatik wingko?
Masalah umum yang kerap dialami sobat kicaumania yang mencoba menangkar gelatik wingko biasanya pada proses perjodohan. Ketika burung tampaknya sudah berjodoh pun, belum tentu terjadi perkawinan antara si jantan dan betina.
Sebenarnya, inti permasalahan ini adalah usia indukan yang belum dewasa kelamin atau belum siap kawin. Dalam artikel sebelumnya mengenai penangkaran gelatik batu (silakan cek di sini), disebutkan bahwa usia minimal induk jantan idealnya lebih dari 1,5 tahun dan induk betina minimal 1 tahun. Dalam artikel di sini juga dijelaskan, bagaimana membedakan gelatik yang sudah berusia dewasa tersebut.
Tidak masalah jika Anda ingin menangkar sepasang glawing atau lebih dalam kandang koloni. Yang penting, dengan pertimbangan induk betina mendadak bisa agresif, kotak sarang diletakkan agak berjauhan. Jika Anda sudah mengetahui cara membedakan jenis kelaminnya, lebih baik lagi dipelihara dalam kandang soliter seperti murai batu dan kacer, di mana satu petak kandang hanya untuk sepasang indukan saja.
Untuk informasi lain mengenai penangkaran gelatik wingko, silakan buka panduan lengkapnya di sini.
Mudah-mudahan, kegagalan yang pernah dialami rekan-rekan kicaumania tak menyurutkan semangat untuk melestarikan populasi glawing melalui jalan penangkaran.
Dengan adanya penangkaran glawing, terlebih jika ada yang mau pengalaman dalam kesuksesan penangkaran tersebut, seperti dilakukan dua penangkar pleci sebelumnya (Om Sugeng dan Om Decky), bukan tak mungkin popularitas glawing bisa terangkat lagi.
Hal ini juga berlaku untuk ciblek. Namun kunci dari semua itu adalah kemauan keras dan keinginan kita untuk selalu berpikir kreatif, dan tidak mudah menyerah.
—