Kapas tembak merupakan salah satu burung terpopular level kedua di Sumatera, setelah murai batu dan kacer yang berada pada level pertama. Tidak heran apabila kapas tembak termasuk jenis burung yang dihitung poinnya dalam Liga Sumatera 2013, bersama murai batu, kacer, dan lovebird. Fakta ini juga membuat Aphing mulai kepincut, dan kini mengoleksi salah satu kapas tembak jawara, bernama Pegasus. Seperti apa perawatan kapas tembak Pegasus?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—-
Seperti disebutkan dalam artikel sebelumnya, Aphing yang merupakan salah seorang personel Jambi Team kini membidik kelas kacer dan kapas tembak. Selama ini, dia sudah malang-melintang di kelas murai batu dan lovebird.
Keinginannya untuk bermain di kelas kapas tembak dilandasi berbagai pertimbangan. Pertama, kelas ini termasuk salah satu kelas favorit di Sumatera, dan tak kalah seru dari kelas murai batu, kacer, dan lovebird. Sejumlah event organizer di Sumatera kerap membuka 3-4 kelas kapas tembak, mengingat antusias peserta yang luar biasa.
Kedua, dalam berbagai even selama ini, Jambi Team lebih kuat di beberapa kelas, seperti murai batu, kacer, lovebird, dan kenari. Ini terlihat dari klasemen sementara tim Liga Sumatera 2013 yang hanya menyisakan satu seri lagi, di mana Jambi Team masih berada di urutan teratas.
Namun untuk kapas tembak, pemain-pemain dari Jambi Team masih kalah dari peserta dari provinsi lain. Peringkat tertinggi peserta asal Jambi Team dalam klasemen perorangan Liga Sumatera di kelas kapas tembak adalah Rolly’s (urutan ke-14) dan Dedy Jaya Ban (urutan ke-18). Kelas ini didominasi kicaumania asal Aceh, Lampung, dan Bengkulu.
Itu sebabnya, Aphing serta beberapa rekan dari Jambi Team ingin memperkuat amunisinya di kelas kapas tembak. Tujuannya bukan sekadaruntuk Liga Sumatera saja, tetapi juga untuk persiapan even lainnya.
Langkah awal sudah dimulai Aphing, dengan membesut kapas tembak Pegasus. Sebagaimana kacer Dragon, Pegasus juga baru saja lulus ujian dengan menjuarai Kelas Bintang pada even Kalapas Muara Bulian Cup I di Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Minggu (27/10).
“Tentu ini baru prestasi awal. Tetapi mengingat even tersebut berkelas regional, ya saya cukup puas melihat penampilan Pegasus. Apalagi lawan-lawannya juga bukan gaco sembarangan,” kata Aphing kepada Om Kicau.
Perawatan simpel, nggak ribet
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Menurut Aphing, dia beruntung dapat memiliki kapas tembak dengan kualitas bagu seperti Pegasus. Materi dasarnya sudah bagus, sehingga perawatannya pun relatif simpel, nggak pakai ribet.
Setiap pagi, burung langsung dikeluarkan, buka kerodong, lalu mandi. Usai mandi diberi pisang dan dijemur. “Setelah dijemur, dianginkan. Sampai sore, burung nggak perlu dikerodong. Pegasus mandi dua kali sehari, pagi dan sore,” jelas Aphing.
Hanya dengan perawatan sederhana itulah, kapas tembak Pegasus rajin berbunyi, dan sering dipakai untuk memaster murai batu Anatta, yang pernah menjuarai Liga Sumatera dan beberapa even akbar di Jakarta. Pegasus juga digunakan untuk memaster kacer Dragon yang kini sedang meretas prestasi.
Kalau mau dilombakan, maka sejak Jumat burung dikerodong dan diisolasi di ruangan yang tenang. Hal ini akan membuat staminanya ketika lomba selalu prima, dan langsung fight begitu digantang di lapangan. “Tetapi perawatan lainnya sama seperti harian, termasuk mandi pagi dan sore hari,” kata Aphing. (Kelana Lana)
—-