Satu lagi jenis burung finch yang mulai popular di Indonesia adalah cut-throat finch (Amadina fasciata), atau terkadang sering disebut ribbon finch. Burung ini merupakan jenis finch yang juga sangat popular di seluruh wilayah Afrika, kawasan di mana spesies ini berasal. Panjang tubuh sekitar 12-13 cm, di mana tubuh bagian atas berwarna cokelat tua berpadu dengan bercak hitam pada setiap bulu. Ekornya abu-abu kecokelatan. Jika berminat memelihara dan / atau menangkarnya, berikut ini panduan singkat dari Om Kicau.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Cut-throat finch jantan (kiri) memiliki bercak merah pada pipi hingga kerongkongan.

—-

Cut-throat finch termasuk burung dimorfik seksual, sehingga burung jantan mudah dibedakan dari burung betina, dan ini sangat memudahkan Anda saat hendak menangkarnya. Salah satu ciri burung jantan adalah bercak merah pada bagian pipi hingga kerongkongannya, seperti terlihat pada gambar di atas. Burung betina tidak memiliki bercak merah.

Burung finch ini termasuk mudah dirawat, apalagi mereka merupakan burung sosial sehingga bisa dipelihara bersama jenis burung finch lainnya dalam satu kandang. Perilakunya memang cukup agresif, apalagi terhadap burung-burung yang posturnya lebih kecil darinya.

Tetapi hal ini tidak perlu dicemaskan, kecuali jika mereka sedang berkembang biak (bertelur, mengeram, dan merawat anaknya). Kalau mau aman, ya hanya dipelihara bersama burung sejenis, atau sesama cut-throat finch saja.

Perawatan dan penangkaran cut-throat finch

Untuk perawatan harian, cut-throat finch bisa diberikan pakan biji-bijian seperti campuran millet atau pakan kenari berkualitas. Pakan tambahan atau extra fooding (EF) berupa sayuran hijau dan aneka serangga seperti ulat hongkong, jangkrik kecil, dan kroto. Sesekali bisa diberikan menu spesial seperti biji berkecambah dan egg food.

Untuk menangkar burung ini, yang terpenting

Sebelum memulai penangkaran, pastikan burung betina kecukupan kalsium, karena cut-throat finch betina paling rentan terhadap egg binding. Sumber kalsium bisa didapatkan dari suplemen seperti BirdMineraldilengkapi dengan tulang sotong yang perlu disediakan dalam kandang penangkaran.

Di alam liar, cut throat finch termasuk burung monogami. atau hanya berkembang biak dengan satu pasangan saja. Usai berkembang, mereka akan kembali bergabung bersama koloninya hingga musim kawin berikutnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Banyak penggemar burung finch yang mengeluh kesulitan dalam menangkar burung ini. Namun, secara garis besar, tidak ada yang susah sepanjang kita tahu apa yang dibutuhkan burung induk. Berikan pakan bijian yang berkualitas, EF khususnya sayuran hijau, serta kalsium.

Kecukupan kalsium bukan hanya menekan potensi egg binding, tetapi juga bisa mencegah kasus induk betina membuang telurnya. Kalau syarat ini dipenuhi, Anda justru bakal kesulitan menghentikan perkembangbiakan mereka karena sangat produktif.

Sepasang cut-throat finch yang berusia lebih dari 9 bulan bisa dijadikan calon induk. Kalau mau sabar, tunggu hingga umur 1 tahun karena sudah benar-benar dalam kondisi siap breeding.

Saat dijodohkan, burung jantan dalam akan berkicau dengan tenang di depan betina, sambil mengembangkan bulu-bulu kerongkongannya. Menjelang kawin, burung jantan akan berkicau dengan tubuh bagian bawah yang mengembang dan menegakkan bulu di kepala, memutar kepala dari sisi yang satu ke sisi lain, lantas melonjak-lonjak naik turun. Pada saat itulah, burung betina akan menerima ajakan jantan dengan menggetarkan ekornya.

Tempat sarang bisa menggunakan model tertutup, dengan bahan sarang berupa rumput keting, sabut kelapa, atau bahan lain yang bisa didapatkan di toko burung. Bahan sarang kemudian dimasukkan ke tempat sarang, namun sebagian lagi disebar di dasar kandang untuk merangsang birahi burung.

Tempat sarang yang umum digunakan dalam penangkaran cut-throat finch.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Induk betina akan bertelur sebanyak 4 – 6 butir. Telur-telur ini akan dierami induk jantan dan betina secara bergantian.

Setelah 12 -13 hari masa pengeraman, telur-telur akan menetas. Pada saat inilah Anda perlu menyediakan EF serangga untuk membantu induk dalam merawat anak-anaknya. Pakan serangga yang bisa digunakan antara lain ulat hongkong putih, bagian perut dari jangkrik kecil, atau kroto. Sediakan pakan tersebut dalam wadah terpisah.

Induk dan anak-anaknya yang sudah beranjak dewasa.

—-

Setelah berusia 6 minggu, anakan bisa disapih untuk memberi kesempatan kepada induk agar berproduksi kembali. Kelak, jika sudah mahir, Anda bisa menyingkat masa penyapihan, sehingga burung bisa dipanen lebih cepat, misalnya pada umur 7-8 hari.

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.