Perawatan burung cipo (terkadang disebut juga cipoh, cipew, sirpu, dan sirtu) memang menuntut kesabaran ekstra. Pasalnya, burung cipo dianggap susah bunyi ketika dipelihara dalam sangkar. Tetapi benarkah itu? Apakah ada burung yang benar-benar susah berkicau ketika dipelihara dalam sangkar, jika kita tahu bagaimana merawatnya secara benar. Dalam artikel ini, Anda juga bisa melihat beberapa video mengenai burung cipo yang gacor, jinak tangan, hingga pelatihan melalui media suara dan tangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Suara kicuan khas dari burung cipo memang bisa membuat kita merasa seperti berada di alam liar. Di hutan-hutan pinggiran kota atau daerah yang banyak ditumbuhi pohon tinggi, mereka sering bersahut-sahutan dengan burung kepodang atau bincarung. Ada yang menjuluki cipo sebagai kepodang kecil.
Seperti disebutkan dalam artikel terdahulu (silakan cek di sini), cipo merupakan burung pengicau dari keluarga Aegithinidae. Ada dua jenis cipo, yaitu cipoh kacat / common iora (Aegithina tiphia) dan cipoh jantung / green iora (Aegithina viridissima).
Mereka sering bercengkerama di dahan pohon tinggi, dan sesekali mencari makanan di semak-semak belukar maupun tanaman rendah.
Karakter burung ini sebenarnya mudah bersosialisasi. Namun di habitatnya, mereka lebih sering terlihat sendirian atau berpasangan.
Begitu menemukan lokasi baru, cipo akan mengeluarkan suara kicauan khasnya, yang merupakan penanda bahwa dia ada di lokasi tersebut. Karena bukan burung teritorial, maka dalam satu wilayah bisa terdapat beberapa ekor cipo lainnya.
Begitu mendengar kicauan cipo, maka cipo-cipo yang lain akan membalas suara kicauan tersebut, sehingga akan terdengar seperti suara panggilan bergema.
Dengan mengenali karakter dan perilakunya di alam liar, bisa disimpulkan bahwa cipo bisa dipancing agar bersuara dengan memberikan lokasi penggantangan sangkar yang lebih bervariasi, alias tidak melulu di satu tempat. Setiap hari, kita bisa memindahnya ke lokasi lain, meski masih berada di sekitar rumah.
Lebih baik lagi jika Anda memiliki minimal dua ekor cipo, yang diletakkan secara berjauhan, sehingga mereka akan saling memanggil dan bersahut-sahutan seperti di alam liar.
Tetapi jika Anda memelihara cipo sejak anakan, atau minimal bakalan muda hutan (MH), kendala sulit bunyi bisa dihindari. Sebab cipo muda mudah dipancing untuk mengeluarkan suara kicauannya. Anda bisa menggodanya dengan suara, seperti cetekan tangan maupun siulan. Bahkan digoda dengan tangan pun, burung muda sering bunyi.
Perlu diketahui, jika mau dipelihara dalam sangkar, sebaiknya pilihlah burung cipo bakalan muda hutan. Kalau bisa mendapatkan yang lebih muda lagi, misalnya umur 1 bulan, tentu lebih bagus lagi.
Kalau Anda membeli cipo tangkapan hutan yang sudah dewasa, tentu agak sulit mengharapkan burung bisa rajin bunyi. Bahkan, seperti keluhan banyak pemilik cipo, burungnya susah bunyi. Mereka lalu menganggap perawatan cipo agar mau bunyi kok susah sekali.
Ada beberapa alasan mengapa burung cipo dewasa hasil tangkapan hutan susah bunyi, antara lain :
Burung sudah terlanjur liar / giras, karena sejak menetas hingga dewasa terbiasa dengan kehidupan di alam liar.
Burung susah beradpatasi dengan lingkungan baru, terutama rumah pemiliknya.
Burung yang diperoleh sudah sangat tua, sehingga jarang sekali mau mengeluarkan suara kicauannya.
Karena itu, jika memang ingin memelihara burung cipo sebagai kelangenan di rumah, disarankan tidak membeli burung dewasa atau tua. Sebab, pada kenyataannya, sangat sulit sekali membuatnya mau berbunyi. Tetapi jika membeli anakan atau bakalan MH, peluang untuk rajin berkicau sangat besar.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—-
—-
Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...
Pilih burung cipo muda dan / atau lolohan
Jika ingin membeli burung cipo di pasaran, maka untuk memudahkan perawatannya, sebaiknya pilih burung yang masih berusia muda. Lebih bagus lagi jika masih dalam kondisi lolohan. Meski harus melalui perawatan dan pengorbanan waktu, tapi akan muncul kepuasan dan kesenangan tersendiri jika kelak burung menjadi jinak, gacor, dan mudah digoda dengan suara atau tangan.
Nah, kalau yang ini dua video burung sirpu yang lumayan gacor, yang bisa memotivasi Anda bahwa sebenarnya tidak ada burung yang tak mau bunyi hanya karena dipelihara dalam sangkar. Semuanya bermula dari kesabaran dan pemahaman mengenai karakter burung.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan burung cipo yang berusia muda atau muda hutan, antara lain :
Paruh burung cipo yang masih anakan umumnya masih putih, atau abu-abu mendekati putih. Tetapi ketika berumur muda, mulai menjadi lebih gelap, namun belum sehitam burung dewasa (lihat kembali dua gambar di atas).
Warna bulu pada burung muda hampir sama seperti burung dewasa betina, yaitu lebih kusam daripada burung dewasa jantan. Tapi warna hitam pada kedua bulu sayapnya tidak sehitam burung jantan dewasa.
Carilah burung yang tidak liar atau kelabakan begitu didekati. Lebih bagus lagi apabila burung dipisahkan dalam kandang soliter, bukan dalam kandang ombyokan.
Carilah burung yang sudah anteng di atas tenggeran, meski sesekali masih melompat ke sisi sangkar. Jangan memilih burung cipo muda yang selalu berada di dasar sangkar dan nampak ketakutan. Ini menunjukan burung sudah mulai beradaptasi dengan kondisi sangkar, sehingga memudahkan kita dalam perawatan selanjutnya, seperti melatih makan voer atau menjinakkannya.
Carilah burung yang sudah ngeriwik, atau sudah mau berbunyi, minimal mau bersiul meski masih pelan,
Apabila ingin membeli cipo yang masih lolohan, sebaiknya belilah sepasang untuk memperbesar peluang mendapatkan burung jantan. Setelah mendapatkan cipo lolohan, berikan pakan yang tepat untuknya. Anakan burung cipo yang masih merah dan belum sepenuhnya tumbuh bulu bisa diberi potongan perut jangkrik. Pemberian bisa dilakukan ketika burung lapar.
Kalau anakan itu sudah tumbuh bulu, bisa diberikan campuran voer lembut yang dibasahi sedikit air dan potongan perut dari jangkrik atau serangga lainnya. Selama perawatan, anakan bisa dilatih dengan menggunakan suara kicauan burung sejenis atau suara burung lain untuk menambah variasi suaranya.
Selama beberapa hari, burung jangan dimandikan dulu. Biarkan dia beradaptasi dengan sangkar, tempat pakan, tempat minum, serta tenggeran. Setelah cukup beradaptasi, barulah burung mulai dimandikan pada pagi hari. dengan cara disemprot halus menggunakan sprayer, dan dijemur selama 1 jam saja di lokasi yang agak ramai.
Dengan merawat burung cipo sejak muda, maupun sejak lolohan, maka perawatan selanjutnya menjadi lebih mudah. Selain itu, kita bisa memasternya dengan suara kicauan burung lain. Meski bukan peniru ulung, cipo tetap mampu meniru suara burung lain, apalagi kalau dipelihara sejak kecil.
Perawatan burung cipo bakalan MH
Perawatan cipo bakalan muda hutan tidak jauh berbeda dari perawatan burung kicauan lainnya. Untuk bakalan yang sudah beradaptasi, proses penjinakan bisa dimulai dengan menambah frekuensi mandi setiap harinya.
Pemberian mandi yang semula hanya pagi hari, bisa ditambah menjadi 2 kali sehari (pagi dan sore hari), atau 3 kali sehari (pagi, sore, dan malam). Caranya sama, yaitu disemprot halus menggunakan sprayer hingga basah.
Lakukan hal ini sampai burung benar-benar jinak. Apabila burung sudah jinak, frekuensi mandi dikembalikan seperti semula, cukup sekali, pada pagi hari.
Pakan yang diberikan berupa voer dan extra fooding (EF) seperti kroto, jangkrik, dan ulat kandang. Kroto bisa diberikan setiap pagi, setelah burung dimandikan, cukup 1 sendok teh. Sore hari, kembali berikan kroto sebanyak 1 sendok teh.
Jangkrik dan ulat kandang juga harus diberikan setiap hari untuk merangsang burung cepat bunyi. Bahkan beberapa penggemar burung cipo mengaku sering memberikan ikan-ikan kecil atau anak kodok (kecebong), meski hal ini sebenarnya di luar kebiasaan makan cipo di alam liar.
Seperti disebutkan di atas, dalam perawatan harian, sebaiknya lokasi menggantang sangkar diatur lebih bervariasi. Misalnya hari ini di teras rumah, besok dicoba di lokasi lain,dan seterusnya, hingga mereka mau terpancing untuk bunyi setiap kali sangkarnya dipindah ke lokasi baru.
Itulah beberapa poin perawatan burung cipo bakalan muda hutan agar lebih rajin berkicau, dan mau mengeluarkan suara khasnya.
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 bakalan muda hutan
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 BURUNG
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 cipo
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 memilih cipo bakalan
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 merawat cipo agar rajin bunyi
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 perawatan burung cipo
Notice: Undefined variable: taglink in /home/omkicau.com/public_html/wp-content/plugins/amp-newspaper-theme/template/single.php on line 277 sirpu