Dua tahun terakhir ini, kenari jenis yorkshire (YS) menjadi idola di kalangan penggemar burung kenari. Bahkan anakan-anakan YS yang menetas di Indonesia, atau YS lokal, pun laris manis di pasaran maupun di arena lomba. Bagaimana tren kenari di tahun 2014? YS impor dan YS lokal mungkin belum tergeser, namun popularitasnya bakal ditempel jenis phaeo. Setidaknya, itulah prediksi Nano Canary berdasarkan tren pembelian akhir-akhir ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hingga pengujung tahun ini, jenis burung finch seperti kenari, blackthroat, maupun goldfinch, terus meningkat pamornya. Setiap pekan, para importir mendatangkan aneka jenis burung finch. Ribuan kenari yang didatangkan setiap pekan ludes diserap pasar. Permintaan kicaumania makin melonjak, bahkan menjelang pergantian tahun.
Gurihnya pasar kenari juga dirasakan para agen dan pengecer. Nano Canary, agen burung finch dan kenari impor, kini menyediakan aneka kenari dalam bentuk partai dan eceran. Jenis yang ada di kiosnya antara lain YS, red intensive, spanish timbrado (ST), black red, blackthroat, agata red mozaic, red agate, lizard, scoth fancy, gloster, dan phaeo.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Phaeo kini sedang menjadi idola baru. Fenomena ini juga teramati Om Kicau di Trisakti Bird Farm. Kenari phaeo juga didatangkan dari Eropa, terutama Belanda, Belgia, Italia, dan Spanyol. Jenis ini merupakan hasil mutasi yang terjadi sejak 1964. dan belakangan ini makin diminati di mancanegara.
“Sekarang kenari phaeo sedang ramai. Sama seperti red intensive, permintaannya terus melonjak,” ungkap Om Nano di kiosnya, kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.
Jenis lain yang masih digemari adalah goldfinch. Warnanya yang eksotik, kombinasi putih, cokelat, kuning dan merah oranye, membuat burung ini terlihat elok. Tidak hanya warna, suaranya yang mirip kenari juga membuat goldfinch banyak disuka.
“Memang, harga goldfinch jauh lebih mahal. Harga sepasang goldfinch dibanderol enam juta untuk burung yang sudah siap diternak,” kata Om Nano.
Nano Canary tidak hanya melayani pembeli di wilayah Jabodetabek saja, tetapi juga para pelanggan dar kota lain, termasuk di luar Jawa. Beberapa pelanggannya berasal dari Bali, Sumatera, dan Kalimantan.
“Tapi khusus untuk pelayanan antarpulau, pengiriman minimal 20 ekor,” jelas Om sNano yang membuka kiosnya hingga pukul 23.00.
Selain itu, dia juga melayani eceran. Biasanya mereka berasal dari kalangan pemain yang sedang menyiapkan gaconya. Ada juga pelanggan yang mencari anakan untuk dimaster. Para penangkar, baik senior maupun pemula (termasuk calon breeder) juga sering datang ke kiosnya untuk menambah koleksi atau mencari calon indukan baru.
“Untuk memenuhi kalangan para breeder, kami tidak hanya menjual burung jantan saja, tetapi juga burung betina, atau pasangan induk siap produksi. Hampir semua jenis kenari mudah diternak ,” tandas Om Nano. (d’one)
Daftar harga di Nano Canary
Red intensive | Rp 750.000 / ekor |
Kenari taiwan warna kuning / bon | Rp 750.000 / ekor |
Black red | Rp 850.000 / ekor |
Phaeo mata merah | Rp 800.000 / ekor |
Gloster | Rp 800.000 / ekor |
Spanish timbrado | Rp 900.000 / ekor |
Red mozaic | Rp 800.000 / ekor |
Lizard | Rp 1.000.000 / ekor |
Blue lizard | Rp 1.200.000 / ekor |
Yorkshire | Rp 4.500.000 / ekor |
Goldfinch | Rp 6.000.000 / pasang |
Catatan:
- Burung dalam kondisi gacor / ngerol.
- Harga sewaktu-waktu bisa berubah
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Om yg jual kenari ys lokal dimana ya, dan bisa kirim kenajarmasin
Selamat mlm om kicau.
Infonya sangat menarik sekali om buat saya, cuma sedikit banyak mengecewakan buat para kicau mania pemula, kenapa seperti itu om? Karna ketika sy surve kelapangan seharusnya yang mempunya burung kenari lokal yang harus kita jungjung tinggi krn kami bangga bhw di indonesia bs mencetak kenari yang bagus. Harapan saya kedepan semoga prodak asli indonesia lebih di akui oleh masyarakatnya dan sy harapkan jg ketika lomba kenari bs di pisahkan jenisnya. Klo kenari lokal ya harus kenari lokal tidak di campur dengan kenari impor tau F1/YS. Jelas kalah yang lokal karena di liat dr postur tubuh sudah beda. Kasian sm yang punya kenari lokal biasanya juara ngk jd juara. Mungkin itu masukan sy om makasih.
Kalau soal lomba, apakah mau dicampur atau dipisah antara kenari lokal dan impor, memang banyak keluhan dari sejumlah kenari mania.
Tetapi soal lomba tidak ada hubungannya dengan varietas impor, karena pada dasarnya kenari bukan burung lokal Indonesia. Yang dimaksud kenari lokal itu ya kenari impor sejak puluhan tahun lalu, dibiakkan di Indonesia, dan sudah beradaptasi dengan iklim Indonesia. Kasusnya ya sama seperti lovebird.
Om Kicau tetap mengupdate perkembangan kenari terkini di mancanegara, karena dengan cara inilah peternak justru bisa belajar untuk menjadi breeder mumpuni, faham genetika, termasuk bagaimana cara menyilangkan kenari untuk menghasilkan varietas / strain terbaru.
Sejauh ini, belum ada strain kenari asli Indonesia yang memiliki brand tersendiri di mancanegara. Para penangkar YS lokal tidak akan pernah ada, jika tak pernah ada YS yang diimpor. Begitu pula dengan jenis kenari lainnya.
Lain perkara dengan burung lokal seperti murai batu dan cucakrowo. Meski dua spesies ini juga dijumpai di negara ASEAN, kita tak akan pernah mengekspose jika ada orang yang mengaku menjual MB dan CR dari negeri jiran.
Begitu Om, soal lomba dan kehadiran kenari phaeo adalah soal yang beda. Salam sukses….
aku dah pernah dengerin langsung yg phaeo mata merah..volume mantab panjang juga ngerolnya
tanya om..kenari phaeo itu, kenari suara atau postur/warna om?
kualitas suaranya gimana ya om?
Kalau di mancanegara, lomba kenari phaeo kok mengarah ke postur. Ini juga lagi nyari suara-suara phaeo, belum nemu yang jos gandos, he..he..