Masa mabung kacer Java Jazz rupanya tidak terlalu lama. Mulai rontok bulu tanggal 24 November 2013, kini bulu-bulu sudah pulih meski belum kering sempurna. Yono, perawatnya, lantas menjajalnya dalam even Saturday Open Special IKPBS di halaman kantor Dinakeswan, Balekambang, Solo, Sabtu (25/1) lalu. “Saya hanya menurunkannya sekali, untuk mencoba apakah pascamabung masih mau nampil atau tidak. Setelannya minta diubah atau tidak, dan seterusnya,” tutur Yono. Hasilnya? Jaza Jazz tetap juara !
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut Om Yono, kacer milik Nyoman Sumanata (Legian, Bali) yang dirawatnya di Solo ini baru nampil sekitar 80 persen dari performa sebenarnya. Tetapi, karena kualitas dasarnya memang bagus, Java Jazz tetap sulit dikalahkan lawan-lawannya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Padahal lawan yang dihadapi Java Jazz di Kelas Ebod Breeding juga bukan kacer sembarangan. Ada nama Lindu Bumi milik Pak Kanjeng yang sedang naik daun, Siluman (Anto 999 Sragen), Lem G (Kurniawan – Putra Kurma Sragen), dan sebagainya.
Tetapi pada Kelas Ronggolawe yang tak diikuti Java Jazz, Lindu Bumi yang digantang Danang dan kawan-kawan tampil sebagai juara 1, diikuti Lem G dan Siluman.
Lindu Bumi belakangan ini terus moncer. Tidak sedikit yang memprediksi jagoan yang satu ini bakal mencapai puncak ketenarannya tahun ini.
Di kelas lain, beberapa gaco lawas juga berhasil memenangi lomba. Misalnya cendet Mourinho milik Cak Parno, cucak hijau Batik Madrim milik Mr Ogel (GMC Wonogiri), serta murai batu Lorenzo milik Babahe Ciki dari Palur.
Kelas lovebird kembali dibanjiri peserta. Panitia bahkan harus menambah satu kelas lagi, karena banyak calon peserta yang tak kebagian tiket.
Pada Kelas Ebod Jozs A, Luwes JR 002 tampil memimpin. Lovebird hasil breeding Benny Luwes ini sangat rajin, dengan irama lagu cukup panjang.
Adapun Anto 999 (Ananta LB BF Sragen) menurunkan Putri Salju, pelapis Elang Biru, dan harus puas berada di tempat kedua.
Dua kelas lovebird lainnya dimenangi Pelangi milik Eko Setiyono dan Grina milik Coek (Solo CKM). Mario VIP menurunkan Quen Cassandra, yang tampil cukup stabil dan meraih dua kali juara 3.
Mr Komo dari Dika Kenari BF Boyolali mencoba kenari-kenari kecil. Begitu pula dengan Supri Klaten yang kembali menekuni kenari. Meski tidak meraih juara, keduanya mengaku senang karena jagoannya mulai mau nampil.
“Cuma mau mencoba saja. Sebelum burung saya lepas, kan saya harus tahu dulu bagaimana kerjanya di lapangan. Kebetulan banyak yang memesan kenari kecil. Kenari kecil, asal lagu dan durasi bagus, punya peluang juara. Banyak kicaumania Jawa Barat yang mengambil kenari dari hasil penangkaran saya. Meski postur kecil, sering juara lho..,” jelas Komo.
Sebagian peserta berencana mengikuti even Kapolres Magetan Cup, Minggu (2/2) mendatang. Kemasan sangat menarik, hadiah dijamin utuh tanpa potongan, dan tersedia doorprize sepeda motor dan puluhan angpau jutaan rupiah. (Waca)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.