Habis sudah kata-kata untuk kacer Adipati. Setelah mencetak rekor enam kali juara pertama dalam kontes Tani Jaya Cup 3 di Balikpapan (9/3), gaco milik YY itu memborong tiga kelas kacer dalam even akbar In Memorial Jenderal Besar Soeharto di kampus Universitas Mercu Buana, Jalan Wates Jogja, Minggu (23/3). Usai lomba, terjadi deal antara YY dan Deko dari Samarinda, yang sejak lama sangat berminat meminang Adipati.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Panitia In Memorial Jenderal Besar Soeharto membuka tiga kelas kacer, yaitu Kelas Jenderal Besar Soeharto, Kelas Ibu Tien Soeharto, dan Kelas In Memorial. Kacer Adipati mengikuti semua kelas, dan memenangi ketiga kelas itu pula, alias mencetak hattrick.
Adipati mampu menaklukkan lawan terberatnya, Hipnotis milik Bambang Honda (Bojonegoro), yang pernah mengalahkannya dalam Pakde Karwo Cup III di Surabaya, 15 Desember 2013.
Waktu itu, Hipnotis meraih double winner, dan Adipati selalu berada di urutan kedua. Kali ini, giliran Hipnotis yang dipaksa berada di posisi runner-up.
Bukan hanya kemenangan Adipati yang membuat YY tampak bahagia. Pada hari itu juga, terjadi deal antara dirinya dan Deko, kicaumania asal Samarinda, mengenai take-over kacer Adipati.
Deko sudah mengenal sepakterjang Adipati, karena burung ini sering tampil di Kalimantan, termasuk saat berbagi hattrick dengan kacer Rincong Aceh milik M Khadafi dalam Piala Raja Kutai Kartanegara di Tenggarong (23/2) dan enam kali juara dalam kontes Tani Jaya Cup 4 di Balikpapan (9/3).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Kicau mencoba mengorek informasi tentang mahar yang harus dibayar Deko kepada YY. Namun keduanya enggan menyebut angka. Dari beberapa sumber yang dekat dengan mereka, diperkirakan angkanya mencapai Rp 300 juta.
Dalam beberapa kesempatan sebelumnya, YY kepada Om Kicau pernah menyebutkan, jika ada yang berani menebus Adipati minimal Rp 280 juta, barulah dia mau melepasnya.
Jadi, sangat dimungkinkan angkanya tak jauh dari perkiraan tersebut. Bisa jadi sedikit di bawahnya, sebab calon pembeli tentu juga menawar. Atau, malah sedikit lebih mahal, karena prestasi Adipati yang terus melambung yang membuat YY memiliki posisi tawar lebih besar.
Kepada Om Kicau, YY mengakui sesungguhnya sangat berat melepas Adipati. Sebab dia sudah “hidup bersama” selama bertahun-tahun. Bahkan dia menganggap Adipati sudah seperti anggota keluarga sendiri.
“Apa yang saya harapkan dari Adipati bisa kesampaian. Saya pernah berharap Adipati menjadi kacer terbaik nasional. Ini sudah kesampaian. Hampir setiap pekan turun ke lapangan, mengikuti berbagai even besar, dan selalu berprestasi,” ujar YY, pilu.
Dia bersyukur, Tuhan telah memberinya anugerah berupa kacer sejati, kacer berprestasi, yang diberi nama Adipati. “Saya mohon maaf kepada teman-teman yang dulu pernah berminat meminang kacer Adipati, kalau saya memutuskan memilih Om Deko untuk merawat Adipati,” tambah YY.
Apakah Adipati langsung terbang dari Jogja ke Samarinda? “Tidak. Selama satu bulan, Adipati masih tetap saya rawat di Nganjuk. Setelah itu baru diterbangkan ke Samarinda”.
Om Deko memang tak hadir dalam even In Memorial Jenderal Besar Soeharto di Jogja. Dia mengirim orang kepercayaannya, Mas Atta, untuk mendampingi YY dan kacer Adipati selama di Kota Pelajar.
Dalam pesannya, Om Deko menyampaikan terimakasih kepada YY yang telah memberi kepercayaan kepadanya untuk meneruskan perawatan dan prestasi Adipati.
Om Deko sebelumnya juga mengoleksi kacer Gatotkaca dan Bledek (Wisanggeni). Kini amunisinya makin lengkap, dan siap melanjutkan dan menjadikan Adipati sebagai kacer jawara di level nasional. (Waca)