Kenari Naga Sari milik Om Eka Juhrian dari Jr’C Halim tampil sebagai juara umum pada Liga BnR Jabodetabek. Dalam lima seri, Naga Sari mengumpulkan 320 poin dan berada di peringkat 1 klasemen kelas kenari standar besar, mengungguli beberapa gaco kenari top seperti Golden Boy milik H Nendra, Avatar (Evan Gorontalo), Commando (H Fitri BKS Samarinda), dan lain-lain. Kepada Om Kicau, Om Eka menceritakan kisah unik kenari Naga Sari, yang terkadang susah dicerna akal kita, tetapi ini benar-benar nyata.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Menurut Om Eka, umur kenari Naga Sari saat ini sudah lebih dari lima tahun. Selama itu pula, burung ini selalu membanggakan pemiliknya, dan selalu mengibarkan bendera Jr’C Halim.
Liga BnR Jabodetabek kemungkinan menjadi even terakhir bagi Naga Sari, karena burung segera dimasukkan ke kandang penangkaran, untuk mencetak anakan-anakan trah juara seperti bapaknya.
Seluruh rangkaian seri Liga BnR Jabodetabek sudah berakhir Minggu (11/5) lalu, dan Naga Sari tampil sebagai juara umum kelas kenari standar. Sudah banyak even nasional yang dimenanginya, termasuk double winner dalam Seri I Liga Ronggolawe Jabodetabek (13/10/2013), juara 1 Gubernur DKI Cup (8/12/2013), dan sebagainya.
Naga Sari merupakan kenari jenis F2 yorkshire (YS) yang diperolehnya dari Om Nur di Jogja. Dua pekan setelah tiba di Jakarta, burung ini langsung dilombakan dalam even regional di Rusun Dakota Kemayoran, November 2009. Inilah even perdana yang diikuti Naga Sari di Jabodetabek, dan langsung menjuarai dua kelas sekaligus.
Sejak itulah Naga Sari selalu moncer di lapangan, dan terus bertahan selama lima tahun. Melihat prestasi dan kestabilannya selama ini, Naga Sari layak menjadi salah satu legenda perkenarian di Indonesia. Kalau breeding kenari Om Eka Jr sudah menghasilkan, tentu bakal banyak kenarimania yang indent.
Di rumah juga ada kenari Super Semar, YS lokal, dan pernah meraih double winner dalam Seri 3 Liga Jabotabek. Super Semar menempati peringkat kelima dalam klasemen akhir Liga Jabotabek.
“Masih ada lagi Perompak, kenari YS impor yang dua kali juara pertama dalam final Liga Ronggolawe Jabotabek, Januari lalu,” kata Om Eka.
Soal perawatan kenari, khususnya Naga Sari, Om Eka mengatakan sangat simpel. Produk Om Kicau disebutnya sangat membantu, karena dia rutin menggunakannya untuk Naga Sari dan gaco-gaco lainnya.
Dia juga menjalankan perawatan sejak di tangan pemilik lama, yaitu Om Nur di Jogja. Selalu memberikan extra fooding (EF) yang segar, bersih, rutin, dan bervariasi. “Penjemuran juga harus rutin. Mandi tiap pagi. Kandang dibersihkan pagi dan sore hari,” ujarnya.
Menurut Om Eka, Naga Sari termasuk kenari yang sangat istimewa, karena mempunyai postur tubuh proporsional, volume cukup keras, durasi panjang, irama lagu standar dengan aneka cengkok dan bervariasi. Gayanya ketika di lapangan selalu memukau para juri dan siapapun yang melihatnya.
Kisah unik kenari Naga Sari
Om Eka juga menjelaskan sejumlah kejadian unik, menarik, mungkin tak masuk akal, seputar perjalanan kenari Naga Sari selama ini. Tetapi semua yang diceritakannya benar-benar nyata, faktual, dan bisa menggambarkan bagaimana hubungan antara Naga Sari dan pemiliknya.
Kisah bermula pada November 2009, ketika Om Eka mendapat hadiah istimewa dari sahabat di Jogja, namanya Om Nur. Hadiah istimewa itu tidak lain kenari Naga Sari. Burung dikirim melalui travel dan tiba di Bekasi sekitar pukul 03.00 (dinihari). Ternyata mobil mogok di jalan, sehingga Om Eka harus mengambilnya sendiri.
Setiba di rumah, kenari Naga Sari langsung dirawat sesuai dengan anjuran perawatan dari Om Nur. Dua pekan kemudian, Om Eka menurunkannya dalam lomba regional di Rusun Dakota Kemayoran. Eh, ternyata menyabet gelar juara 1 sebanyak dua kali.
Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Saat itu juga ada beberapa pemain kenari ternama di Jabodatebak yang mendekati saya. Maaf, saya tak perlu menyebutkan namanya. Semuanya ingin meminang Naga Sari. Karena masih sayang, apalagi baru dua minggu di rumah, maka saya tidak ingin menjualnya,” kata Om Eka.
Akhirnya, kenari Naga Sari rutin mengikuti berbagai lomba regional dan nasional, khususnya di Jabodetabek. Selama itu pula, hasilnya selalu memuaskan.
Suatu ketika, Om Eka membawa Naga Sari mengikuti even PKPI Cup di Lapangan Banteng Jakarta. Penampilan apiknya di Kelas Kenari Bebas membuat seorang pemain kenari papan atas kembali mendekatinya, dan berniat meminangnya.
Saat itu Naga Sari tampil prima. Meski bertarung di kelas bebas, kenari standar ini mampu mengimbangi kenari isian yang sudah langganan juara. Naga Sari pun dinobatkan sebagai juara kedua.
Sang peminang memberikan mahar yang sangat tinggi menurut ukuran Om Eka, sehingga dia kepincut untuk melepasnya. “Harga sudah disepakati. Tetapi calon pembeli memberi syarat, transaksi baru dilakukan setelah melihat penampilan Naga Sari di sesi kedua,” jelas Om Eka.
Aneh tapi nyata! Setelah menjadi runner-up pada sesi perdana, ternyata Naga Sari sama sekali tidak mau bunyi pada sesi kedua. Rupanya burung ini tahu kalau harus berpisah dari majikannya, jika moncer pada sesi kedua, he.. he..
“Ya, mungkin saja memang belum rezeki saya. Padahal harganya menggiurkan,” kata Om Eka lagi.
Beberapa pekan kemudian, datanglah seorang juragan dari Lampung. Tujuannya ingin meminang Naga Sari. Ia bahkan menjemput langsung ke Jakarta, dan membawanya pulang ke Lampung.
Ternyata eh ternyata, selama satu bulan di Lampung, kenari Naga Sari kembali mogok bunyi. Mau tak mau, Om Eka harus mengembalikan maharnya, dan gantian menjemput sendiri Naga Sari di Lampung untuk diboyong ke Jakarta.
Apa yang terjadi di Jakarta? Naga Sari langsung gacor, bahkan sering menjuarai lomba. Karuan saja juragan dari Lampung bingung melihat fenomena aneh ini. “Jangankan juragan dari seberang. Saya pun bingung,” kata Om Eka.
Namun, empat bulan berikutnya, terjadi peristiwa yang tak diharapkan. Kenari Naga Sari mengalami koma alias mati suri. Cukup lama burung ini mengalami koma, yaitu mulai pukul 09.00 hingga pukul 19.00, atau selama 10 jam.
Itu berarti selama 10 jam pula, kenari jawara ini tanpa asupan nutrisi dan cairan sama sekali. Dokter hewan yang dipanggilnya pun sudah memprediksi nyawa kenari Naga Sari sulit diselamatkan lagi.
“Saya sudah pasrah. Bahkan saya meminta kepada Allah untuk menyelamatkan Naga Sari. Kalau bisa selamat, saya berjanji seumur hidup tak akan pernah menjualnya lagi. Apalagi ini kan burung pemberian sahabat,” kata Om Eka saat itu.
Rupanya doa Om Eka terkabul. Burung ini bangun dari koma, dan dapat meneruskan hidupnya, sampai hari ini. Bahkan prestasinya makin mencorong dalam beberapa bulan terakhir, termasuk menjuarai seri pembuka Liga Ronggolawe Jabodetabek, Gubernur DKI Cup, hingga pekan lalu menjadi juara umum kelas kenari standar pada Liga BnR Jabodetabek.
Ujian terhadap sumpahnya kembali teruji. Usai menjadi juara umum Liga BnR Jabodetabek, beberapa pemain top berniat meminang Naga Sari, bahkan dengan harga fantastis.
“Bukan sombong atau gimana. Saya sudah berjanji tidak akan menjualnya seumur hidup. Lagi pula, saya takut mengecewakan majikan baru seperti kejadian di Lampung. Karena itu, usai dinobatkan menjadi kenari terbaik dalam Liga BnR Jabodetabek, Naga Sari saya pensiunkan. Saya fokuskan di penangkaran untuk mencetak bibit-bibit kenari berkualitas,” tandas Om Eka.
Ya, itulah sepenggal kisah unik dan menarik mengenai kenari Naga Sari milik Om Eka Jr, yang dipensiun dalam kondisi masih berprestasi bahkan menjadi kenari terbaik di Jabodetabek.
Silakan saja tunggu anakan-anakan Naga Sari.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.