Kacer Adipati milik Mr Deko (Samarinda) kembali menunjukkan prestasi terbaiknya, dengan meraih hattrick dalam Lomba Burung Berkicau Ebod Jaya Cup di lapangan Yonif 516 / CY, kompleks Kodam V Brawijaya Surabaya, Minggu (1/6). Cucak hijau New Bilqis milik Simon Perez (RKBC Pati) juga meraih tiga gelar juara 1. Tiga gaco meraih double winner, yaitu cendet Anak Bangsa (milik Yek Muhammad – Pamekasan), anis merah Euro (Ming Basket – Duta Duta KMB 2), dan kenari Cobra (Alfian – Bali Peace).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Lomba dibuka oleh Wakapolda Jawa Timur Brigjen Pol Drs Supradjo WS, yang juga tokoh kicaumania nasional, ditandai dengan penggantangan sangkar pada Kelas Branjangan. Hadir pula H Ebod selaku pimpinan Ronggolawe, sekaligus pemilik Ebod Jaya.
Dalam even ini, kacer Adipati hanya turun pada tiga dari empat kelas, tapi ketiga kelas itu berhasil dijuarainya. Satu-satunya sesi yang tidak diikuti Adipati adalah Kelas Bio Snot yang dimenangi kacer Robert LS milik H Sapan STB dari Bali Peace.
Tiga kelas yang dijuarai Adipati adalah Ebod Vit, Ebod Joss, dan Ebodre. “Kita memang hanya turun tiga kali, yang satu kelas tidak ikut,” ujar Atta yang dipercaya mengawal Adipati.
Sayangnya, kemenangan Adipati tak bisa disaksikan langsung Mr Deko selaku pemilik dan YY selaku perawatnya. Keduanya dalam kondisi kurang fit.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Robert LS menjadi lawan tangguh bagi Adipati. Selain menjuarai satu kelas, burung ini juga menjadi runner-up Kelas Ebod Vit dan dua kali juara 4 pada dua sesi lainnya.
Persaingan seru terjadi di kelas murai batu, sehingga tak ada seekor burung pun yang menjadi juara lebih dari dua kelas. Kelas Jatijajar, atau kelas paling bergengsi dengan hadiah Rp 25 juta untuk juara 1, dimenangi Mata Angin milik Edy KMS (Bali Peace).
Mata Angin di luar dugaan mengalahkan sejumlah gaco terbaik di Tanah Air, seperti Pelor Mas milik H Fitri BKS (Samarinda) yang harus puas sebagai juara 2, Panglima milik Yongka Samuel (Obit BC Jambi / juara 3), Super Bejo milik Ming Basket (Duta KMB 2 / juara 4), dan Seruling Raja (Billy SF Kebumen / juara 5).
Kelas Ebod Vit dimenangi Pelor Mas, diikuti Super Bejo dan Seruling Raja sebagai juara 2 dan 3. Mata Angin kali ini harus puas di urutan keempat.
Adapun Kelas Ebodre dan Bio Snot masing-masing dimenangi murai batu Laskar milik H Antok (Duta KMB 2) dan Seruling Raja.
Bali Peace, yang menjuarai beberapa kelas, berhasil mengumpulkan poin terbanyak dan ditetapkan sebagai juara umum bird club (BC). Adapun gelar juara umum single fighter diraih Fitri BKS Samarinda. Sebelumnya, Fitri BKS juga menjadi juara umum SF dalam even akbar Jakarta Cup 1, 18 Mei lalu.
Hasil Lengkap Ebod Jaya Cup bisa dilihat di sini
–
Kondusif sampai akhir, panitia dapat pujian
Dalam stop press kemarin, Om Kicau sempat melaporkan jalannya lomba hingga sesi ke-12 dari 26 sesi yang dijadwalkan. Saat itu, suasana lomba masih terjaga kondusif, yang diharapkan tetap terjaga sampai seluruh rangkaian lomba berakhir.
Harapan itu kesampaian, karena suasana kondusif tetap terpelihara hingga akhir lomba. Tak ayal jika panitia mendapat pujian dari berbagai kalangan.
Pendik kicaumania senior asal Malang, serta pengorbit cucak hijau dan kenari, memberikan acungan dua jempol kepada Andre Sutanto dan kawan-kawan. “Salut buat penjurian, terutama kelas kenari, cengli-lah,” kata Pendik.
Andre pun menimpalinya sambil bergurau. “Ini benaran atau hanya buat senang-senangi saya saja,” kata Andre yang dalam even ini menjadi penanggungjawab lomba.
Pendik pun memastikan pujian itu tulus, tanpa dibuat-buat, seperti apa yang dilihatnya.
Komentar serupa diberikan Andi Donk, pemain kawakan dari Jogja, pemilik murai batu legendaris Suara Sakti.
“Burung saya memang tak ada yang menang. Tetapi, menurut saya, secara umum penilaiannya baik, ada peningkatan pesat di Ronggolawe. Tentu saja masih perlu terus diperbaiki, tapi yang ini ya sudah baguslah secara umum,” kata Om Andi.
Yang dimaksud Om Andi bahwa burungnya tak ada menang adalah konteks sebagai juara 1. Namun, dalam daftar juara, murai batu Suara Sakti tetap tidak pulang dengan sia-sia, dengan menjadi juara 5 dan juara 10.
Penilaian lomba yang relatif bagus ini memang tak terlepas dari pengawasan berlapis, mulai dari Tim Ronggolawe yang dipimpin langsung H Ebod, Yogi KM selaku pengawas independen, juga dari panitia seperti Andre, Jimmy DF, dan WW Angga juga terus berkeliling ikut memantau burung, dan memberi masukan kepada korlap sebagai pembanding.
Sebagaimana kebiasaan Ronggolawe, bendera nominasi diterapkan secara konsisten, terutama sejak awal hingga pertengahan lomba.
Namun, sejak pertengahan hingga akhir lomba, bendera nominasi tak lagi digunakan, sehingga yang diterapkan adalah nominasi tertutup. Artinya, begitu penilaian juri selesai, langsung ditutup dengan penancapan bendera koncer.
Perubahan dari nominasi terbuka ke nominasi tertutup ini mendapat kritik dari sejumlah pemain, tak terkecuali Yongka Samuel dari Jambi.
Andre yang merupakan teman dekat Yongka semasa mukim di Jambi, bahkan dulu juga bergabung dengan Obit BC, mengakui hal ini. Menurut dia, memang ada kelemahan pada nominasi tertutup.
“Terus terang, kita memang dikejar waktu. Nominasi tertutup terpaksa dilakukan agar waktu lomba tak sampai malam. Tapi kita tampung semua masukan ini, agar Ronggolawe bisa memperbaikinya,” ujar Andre.
Kendati belum sepenuhnya sempurna, secara umum para peserta menunjukkan kepuasan. Suasana lomba berjalan tertib, baik dari aspek penonton dan peserta maupun dari pelaksanaan lomba itu sendiri.
Lomba tidak lagi diwarnai teriakan penonton dan peserta, sejak awal hingga akhir. Selain itu, juga tak ada sikap saling tunggu. “Sebab begitu hitungan sudah masuk angka sepuluh, seluruh peserta sudah menggantang burungnya,” kata Om Yogi KM.
Sejumlah tokoh dan juri PBI pun menyaksikan even ini. Ada Om Triatmoko (Lumajang), Sekretaris PBI Jateng – DIY Om Samuel, Om Hasto (PBI Sukoharjo), dan Om Samsulhadi (PBI Bantul – Jogja).
Om Samuel juga menggalang dukungan untuk even Kicau Mania Bersatu (KMB) 2 yang digelar PBI Cabang Semarang, 10 Agustus mendatang. Om Hasto mempromosikan even Univet Bantara (8 Juni 2014).
Adapun Om Samsulhadi dan rekan-rekan dari Jogja datang sebagai Duta Piala Raja, yang dipastikan akan digelar pada 7 September 2014. (Waca)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Penilaian gak karu2an.. Murai ngotot bongkar dr menit ke 1 sampe ke 25, 10 besar gak masuk.. itu kelas MB 200 ribu ada yang lompat sana lompat sini dapet bendera kuning 2..
Kayaknya yang sekedar dateng untuk liat jalannya lomba pun merasa senang. Salut buat panitia, peserta dan ronggolawenya.