Booming kenari impor, mulai dari yorkshire, border, gloster, lizard, lancashire, black-red, hingga red intensive, saat ini agak mengendur. Sebagian besar penangkar di Eropa dan Asia Timur rehat sejenak, karena sekarang sedang tidak musim produksi. Menghadapi kondisi seperti ini, Mifta Bird Shop Jakarta mencoba menyiasatinya dengan fokus ke kenari produksi lokal, baik kenari lomba maupun postur.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Apa yang dilakukan Om Ifung, pemilik Mifta Bird Shop, nampaknya perlu diikuti para pedagang dan pengepul kenari impor lainnya. Dan, inilah saatnya memaksimalkan pemasaran produk lokal agar kelak tidak terlalu tergantung lagi pada produk impor.
“Dengan strategi ini, usaha bisa terus berjalan. Pesanan produk lokal pun masih mengalir deras. Untuk kenari postur, saya lebih menyediakan burung-burung jenis AF series. Biasanya ini untuk kalangan pemain dan calon breeder,” kata Om Ifung, saat ditemui di bird shopnya, kawasan Kebun Jeruk Jakarta Barat.
Adapun untuk kenari suara, dia memilih produk para penangkar kenari trah jawara. “Kebetulan banyak rekanan peternak, yang pemasarannya dipercayakan kepada saya,” tambahnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Untuk menjaga hubungan baik dengan customer, Om Ifung sangat selektif dalam menyajikan produk anakan kenari yang dipasarkan. “Burung yang dipasarkan harus yang terbaik dan sudah diseleksi secara ketat. Silakan datang langsung dan pilih sesuai selera masing-masing.”
Produk-produk kenari lokalrelatif terjangkau. Untuk jenis loker alias lokal super, dibanderol seharga Rp 250.000 / ekor, umur menjelang remaja. Untuk AF biasa Rp 500.000 / ekor, dan AF YSRp 700.000 – Rp 1 juta / ekor.
Adapun anakan produk lokal seperti F1 dibanderol Rp 2 juta– Rp 2,5juta /ekor kondisi nggacor. Peminat bisa memilih sesuai dengan selera. Bahkan untuk mendapatkan kualitas materi terbaik, bias memesan atau indent terlebih dulu.(d’one)
Semoga bermanfaat.