Ada beberapa inovasi baru yang coba diterapkan panitia Depok Bird Song Championship (DBSC) 2014 di kampus Universitas Pancasila, Jl Raya Lenteng Agung Jakarta Selatan, 6 Juli mendatang. Selain melombakan burung-burung di 30 kelas, panitia yang diketuai Kenny Rafsanjani juga akan memilih juri terbaik. Jadi tak hanya burung, juri pun ikut berkompetisi.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
RG Bayu, salah seorang penggagas DBSC 2014, menjelaskan ada beberapa inovasi baru dalam even ini. Dia bersama Kenny, Stevan Sihaloho (ketua pelaksana), dan beberapa rekan lainnya ingin mencoba metode baru untuk menegakkan fairplay dalam lomba burung berkicau.
“Kami nanti menggunakan juri-juri independen yang terbaik di Jabodetabek. Selain itu, fee untuk juri-juri yang bertugas kita berikan dua kali lipat daripada yang biasa diterima dari event organizer lainnya,” ujar Om Bayu, pemilik kacer jawara bernama Raja Goda.
Tidak cukup hanya itu! Untuk memompa semangat mereka dalam bertugas, panitia juga akan memilih juri terbaik. Satu hal lagi, tiket nomor gantangan akan diacak sebelum para peserta menggantang burungnya di lapangan.
Inovasi ini berangkat dari pengalaman Om Bayu dan rekan-rekan selama mengikuti even lomba di berbagai wilayah. “Semoga Depok Bird Song Championship yang saya kemas ini lebih fair play,” ungkapnya.
Dengan menaikkan honor juri hingga dua kali lipat, dia berharap para penilai burung ini merasa lebih nyaman dan makin berkonsentrasi.
Adapun pemilihan juri terbaik, di mana pemenangnya mendapat plakat, dimaksudkan untuk menumbuhkan semangat berkompetisi antarjuri, sehingga terpacu untuk bertugas dengan sebaik-baiknya. “Jadi, selain burung, para juri pun ikut berkompetisi menjadi yang terbaik,” tegasnya.
Begitu juga soal nomor gantangan. Panitia hanya menyediakan tiket yang dikocok di tengah lapangan, sebelum burung digantang. Tiket diambil peserta sebelum masuk area lapangan. Jadi, masing-masing peserta tidak tahu dapat nomor gantangan berapa.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selama lomba berlangsung, panitia menyilakan beberapa orang perwakilan peserta untuk menyaksikan  dan mengawasi burung saat dinilai di dalam lapangan. Dengan konsep itu, dua berharap bisa menghasilkan kemasan lomba yang fairplay, dan peserta pun puas.
Dari 30 kelas yang dilombakan, ada satu kelas yang disebut Kelas PKII, singkatan dari Pelestari Kenari Isian Indonesia. Hanya ada satu sesi, yaitu Kenari Isian PKII, dengan tiket sangat murah: Rp 20.000. Juara pertama mendapat hadiah Rp 500.000, berapapun jumlah pesertanya.
Didukung lapangan yang nyaman dan rindang, serta parkir luas di pelataran kampus Universitas Pancasila, Jl Raya Lenteng Agung Jakarta Selatan, diharapkan para peserta bisa memperoleh sensasi tersendiri dalam mengikuti lomba burung berkicau.
Kampus Universitas Pancasila mudah diakses dari pintu keluar Tol Lenteng Agung arah Depok. Lokasinya hanya sekitar 1 km sebelum kampus Universitas Indonesia. (d’one)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.