Meski pamornya sebagai burung lomba menurun drastis, bukan berarti burung cucakrawa kehilangan penggemarnya. Burung mewah yang menjadi kelangenan sejak zaman raja-raja tempo doeloe ini tetap memiliki banyak penggemar. Namanya juga kelangenan, lebih nyantai didengar sendiri di rumah. Fakta cucakrawa memiliki banyak peminat bisa dicek ke Safrudin Cucakrawa Farm, yang selalu kewalahan memenuhi permintaan konsumen, sementara stok anakan relatif terbatas, atau tidak bisa mengejar laju permintaan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

H Safrudin di kandang ternak cucakrawa miliknya.

Setiap bulan, H Safrudin menyuplai puluhan ekor cucakrawa ke berbagai kota di Tanah Air. Padahal, harga anakan cucakrawa tak pernah turun. Trennya mirip murai batu, yang harganya selalu merambat naik.

Bahkan di penangkaran Om Safrudin, harga anakan cucakrawa umur 2 bulan dibanderol paling murah Rp 7 juta per ekor. “Kalau anakan dari induk ropel lebih mahal lagi,” ujarnya saat ditemui di kediamannya, kawasan Kebun Jeruk Jakarta Barat.

Anakan cucakrawa siap dipasarkan, dan sudah dimaster dengan suara ropel.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Selain menjual anakan, Om Safrudin juga menyediakan model jebol kandang. Artinya, calon konsumen membeli pasangan induk yang sudah produksi. Harganya memang fantastis, Rp 35 juta / pasang, tetapi lebih praktis bagi calon breeder atau breeder pemula.

Safrudin Cucakrawa Farm mengalami perkembangan pesat. Pensiunan pegawai PLN ini memulai usaha breeding cucakrawa enam tahun lalu. Awalnya hanya sedikit, tetapi sekarang sudah memiliki 40 petak kandangindukan. Dari jumlah tersebut, sekitar 30 kandang sudah rutin menghasilkan anakan.

Setiap bulan,Om Safrudin bisa memanen 8 pasang anakan cucakrawa. “Namun, jumlah ini masih belum mampu memenuhi semua permintaan pemesan,” jelas dia.

Kandang ternak cucakrawa dibangun terpisah dari rumahnya di Jakarta. Penangkarannya yang mewah berada di kawasan Tapos, Puncak, Bogor. Kandang-kandang dibangun berjejer rapi,lengkap dengan berbagai fasilitas pendukung.

Ukuran setiap petak kandang bervariasi, ada yang berukuran 1,25 x 2 m2 dan tinggi 4,5 meter, namun ada juga yang tingginya hanya 3,5 meter.

Lantai kandang berupa tanah campur pasir. Kandang dibuat senyaman mungkin. Dinding kiri dan kanan terbuat dari batako yang diplester kokoh, dicor isi semen yang dilapisi besi-besi. “Tujuannya agar aman dari jangkauan orang-orang yang berniat jahat,” tuturnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Om Safrudin mengontrol kandang indukan dari luar.

Sebagai penyejuk di dalam kandang, dia menempatkan pepohonan ukuran sedang seperti beringin putih dan sejenisnya. Jenis pohon tidak perlu yang mahal, yang penting bisa membuat nyaman burung.

Bak mandi dilengkapi paralon yang siap diisi air setiap saat. Kotak sarang menggunakan model sarang gantung. Semuanya didesainnya sendiri.

“Dalam beternak burung apapun, modal utama keuletan dan kesabaran. Tanpa itu, jangan harap bisa memperoleh hasil maksimal,” pesannya kepada calon breeder dan breeder pemula.

Pakan seperti voer setiap hari wajib diganti dengan yang baru. Untuk kebutuhan extra fooding (EF) seperti jangkrik, disesuaikan dengan karakter setiap pasangan induk.

“Ada juga yang cukup diberikan pagi dan siang, masing-masing 30-40 ekor jangkrik tetapi ada juga yang lebih dari itu. Ya, tergantung rakusnya burung saja,” ujarnya.

Anakan yang menetas dibiarkan dalam perawatan induk selama seminggu. Tepat pada umur 7 hari, anakan dipanen dan dipindah ke inkubator untuk pembesaran sekaligus dimaster dengan menggunakan CD.

Dengan isian suara master ropel, diharapkan bisa menghasilkan anakan dengan kualitas ropel seperti masternya. “Dan hasilnya sudah terbukti, banyak cucakrawa saya yang menjadi ropel setelah dewasa,” jelasnya.

Diversifikasi murai batu

Selain eksis sebagai breeder cucakrawa, kini Om Safrudin juga mulai menuai sukses serupa untuk jenis murai batu.

Produk yang diprioritaskannya adalah pasangan murai batu siap ternak. Jadi, murai batu medan jantan dan betina sudah dalam kondisi berjodoh. Dengan demikian, pembeli khususnya calon breeder dan breeder pemula tinggal menyiapkan kandang ternak saja.

Om Safrudin juga menyediakan pasangan murai batu siap ternak.

Untuk menghasilkan pasangan murai batu siap ternak, Om Safrudin dan kru melakukan seleksi induk jantan dan betina terlebih dulu. Hanya calon induk yang terseleksi yang akan dijodohkan.

“Kriteria seleksi mencakup banyak hal, mulai dari umur dewasa kelamin, kualitas burung jantan yang pernah menjuarai lomba, hingga induk betina dari trah juara,” tambahnya.

Diversifikasi usaha ini dilakukannya, mengingat tingginya permintaan murai batu baik untuk diternak maupun untuk dilombakan.

Jadi, calon breeder murai batu maupun cucakrawa bisa langsung memesan indukan-indukan siap ternak. Pemesan tinggal menyediakan kandang siap huni, karena burung jantan dan betina sudah berjodoh. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.