Kawanan pencuri burung di MBOF Bogor tertangkap

Kasus pencurian burung di Mega Bird and Orchid Farm (MBOF), Desa Cijujung Tengah RT 05 / RW 04 (dekat Pasar Ciluar), Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor, akhirnya terungkap. Jajaran Polsek Sukaraja Bogor menggulung kawanan pelaku yang terdiri atas empat orang, tetapi otak sindikat ini masih buron.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Seperti diberitakan Om Kicau, MBOF Bogor milik Om Megananda dibobol maling pada Kamis malam, 3 Juli lalu. Para pencuri membobol tembok belakang kompleks MBOF dan menggondol 6 pasang induk cucakrawa, 2 pasang induk murai batu, serta dua pasang bebek, dengan nilai kerugian sekitar Rp 300 juta.

( baca juga : MBOF Bogor dibobol maling )

Menurut Om Supriyanto, pengelola MBOF, para pelaku pencuri yang tertangkap masih berusia remaja. “Mereka operator lapangan, dengan peran hanya sebagai pembantu. Otak pelakunya masih buron,” jelas Om Supriyanto kepada Om Kicau.

Mereka yang tertangkap umumnya hanya membantu pelaku dalam menjalankan aksinya, baik ngedrop menggunakan sepeda motor maupun menjemputnya di tempat kejadian perkara (TKP).

Para pelaku berdomisili wilayah Cilangkap, Cilodong dan Sukaraja. “Seorang penadah bernama Danu juga sudah ditangkap,” lanjut Om Supriyanto.

Otak sindikat bernama Rizal Tato

Menurut pengakuan para tersangka yang kini mendekam di Mapolsek Sukaraja, sindikat pencuri burung ini dipimpin Rizal Tato, nama yang sudah tak asing lagi di dunia kriminal di kawasan Bogor dan sekitarnya. Wilayah operasional komplotan ini mencakup seluruh wilayah Jabodetabek.

Siapa sebenarnya Rizal Tato yang menjadi otak sindikat pencurian burung ini? Lelaki ini berbadan kurus, dengan rambut ikal, dan memiliki tatto di bagian punggung pergelangan tangannya. Tatto ini menempel pada bekas patah tulang, karena pernah jatuh.

Rizal Tato merupakan sosok yang sangat berpengaruh dan disegani di kalangan dunia hitam di Bogor. Kini namanya masuk daftar pencarian orang (DPO) pihak kepolisian.

Setiap melakukan aksinya, pelaku dikenal sangat licin ini dan pandai membina beberapa kelompok jaringannya. Jadi setiap melakukan pembobolan di suatu tempat, dia langsung beralih membina jaringan kelompok di lokasi lain. Akibat berpindah-pindah lokasi, posisi Rizal Tato sulit terlacak.

Rizal kerap memanfaatkan kalangan remaja untuk dijadikan anggota jaringannya. Dari pengakuan para tersangka yang tertangkap, mereka tidak tahu persis di mana Rizal Tato biasa mangkal. Karena Rizal kerap berpindah-pindah wilayah operasinya, dengan cara memecah-mecah jaringannya menjadi beberapa kelompok. Masing-masing kelompok ini tidak saling mengenal.

Setiap kelompok memiliki penadah yang berbeda-beda. Berdasarkan pengakuan keempat tersangka, mereka hanya bertugas membantu. “Rizal hanya tinggal menunggu hasilnya. Dia yang mengatur semuanya,” kata Om Supri.

Sebelum menjalankan aksinya, anggota komplotan ini mendapat tugas berbeda-beda. Ada yang bertugas menggambar situasi, berpura-pura sebagai pengunjung / pembeli, bertugas membobol dan memotong teralis, ada yang menjadi “pemetik” atau mengambil burung, serta ada yang bertugas antar-jemput menggunakan sepeda motor.

Mengingat Rizal Tato belum tertangkap, dan dia memiliki jaringan yang mirip sel dalam kelompok teroris, maka para penangkar, pemilik toko burung, maupun pemilik burung lomba berharga mahal tetap dimohon kewaspadaannya.

Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.