Tidak hanya penjual pakaian dan bahan makanan yang kebanjiran pembeli selama lebaran lalu. Para pedagang burung di Taman Pasar Burung (PB) Depok Solo pun merasakan berkah lebaran. Lonjakan pengunjung bahkan sudah dirasakan sejak hari pertama lebaran, atau Senin (28/7) lalu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Aan Klowor, salah seorang pengepul burung-burung seperti kecial combo, gelatik wingko, dan anis kembang, menceritakan pengalaman menariknya kepada Om Kicau.
“Tepat pada hari pertama lebaran, saya sebenarnya belum membuka kios. Saya datang ke kios hanya untuk memberi makan burung-burung di sini. Ternyata sudah ada bakul yang menghampiri untuk kulakan kecial combo. Tentu saja saya harus melayaninya,” ujar Om Aan.
Setelah itu, datang lagi beberapa bakul dan pembeli eceran yang mengerebungi. Dengan terpaksa, Om Aan akhirnya buka kios hingga sore hari. “Bahkan jam lima sore saat mau tutup kios, masih saja ada pembeli yang datang,” tambahnya.
Hal yang sama juga dialami sejumlah pedagang lainnya di PB Depok Solo, seperti Bagong, Jani, Senin, Saliman, dan Mbah Kartijo.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Mbah Kartijo yang menyediakan puluhan ekor lovebird siapan banyak dikunjungi kalangan lovebird lovers. Demikian pula kios milik Burwanto atau Om Subur yang baru buka beberapa hari terakhir ini. Selain melayani pengunjung eceran, Om Subur sering mengirim pesanan partai kecil dan besar ke luar kota.
“Pertengahan Agustus ini, insya Allah akan datang kenari yorkshire yang dijamin posturnya oke-oke. Bagi penggemar yorkshire, silakan datang ke sini supaya bisa memilih lebih awal,” ujar Mbah Jo, panggilan akrab Mbah Kartijo, yang dikenal spesialis burung impor di PB Depok.
Di kiosnya juga tersedia aneka burung finch seperti blackthroat, goldfinch, dan lain-lain. Saat ramai-ramainya lovebird impor, Mbah Jo juga banyak menyuplai untuk kawasan Solo Raya dan sekitarnya.
Menurut Suwarjono, ketua Paguyuban Pedagang Pasar Burung Depok, jumlah pengunjung selama dan setelah lebaran memang meningkat pesat.
“Dari ngobrol-ngobrol dengan parapedagang, transaksi juga dilaporkan meningkat. Peningkatannya bervariasi, ada yang 50 persen, ada pulang yang sampai 100 persen bahkan lebih. Tidak hanya pada burung saja, tapi juga sangkar dan aksesoris pendukung lainnya,” jelas Om Warjo.
Sebaliknya, pada awal-awal Bulan Puasa, terjadi sedikit penurunan jumlah pengunjung. Namun hal ini lumrah, dan sesuai dengan siklus tahunan selama ini.
Selama puasa, apalagi menjelang lebaran, penggemar burung tentunya lebih memikirkan kebutuhan terkait Hari Raya. Apalagi saat itu juga bertepatan dengan awal tahun ajaran baru. Masyarakat pasti sibuk memikirkan sekolah untuk anak-anaknya.
“Selain itu, menjelang lebaran, sobat-sobat kicaumania juga berkurang waktunya dalam hal merawat burung. Jadi mereka belum terlalu ingin membeli burung baru. Apalagi burung yang baru dibeli, meski masih bakalan, biasanya menjadi burung paling disayang, setiap hari ditimang-timang terus. Makanya mereka belinya setelah lebaran, karena waktunya relatif longgar untuk mengurus dan menimang-nimang burung yang baru dibeli,” imbuh Om Warjo.
Di lapak-lapang belakang Taman PB Depok yang ditempati para pedagang eks omprokan, keramaian pengunjung juga terlihat. Pada hari-hari biasa, apalagi Minggu, jumlah pengunjung di lapak ini selalu lebih ramai daripada yang mendatangi kios.
Pedagang di sini menyediakan burung-burung baru hasil tangkapan hutan. Harganya memang relatif lebih murah ketimbang burung-burung yang ada di kios, yang umumnya sudah terseleksi. (Waca)
Semoga bermanfaat.