Kawasan Muria memang dikenal sebagai salah satu gudang cendet berkualitas. Sama seperti di Madura, banyak kicaumania di kawasan ini yang menekuni hobi memelihara dan melombakan burung cendetnya. Dalam Latpres Bersenandung yang digelar JNV-F (Jepang New Version Forever) BC di lapangan Desa Jepang, RT 01 / RW 05, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Senin (11/8), panitia membuka dua kelas cendet, ketika jenis burung lainnya hanya satu kelas.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
JNV-F BC rutin menggelar latihan setiap Senin sore, mulai pukul 16.00. Berdasarkan penelusuran Om Kicau, di Kabupaten Kudus terdapat sedikitnya delapan tempat di mana sobat kicaumania dapat berlatih rutin. Â Enam di antaranya adalah:
Lapangan Desa Jepang RT 01 / RW 05, Kecamatan Mejobo, Kudus (JNV-F BC) | Senin |
Lapangan Desa Mejobo, Kecamatan Mejobo, Kudus. | Selasa |
Lapangan Singo Candi, Krandon, Kudus. | Rabu |
Lapangan Sintung, Getas, Kudus. | Kamis |
HOR Taman Krida Kudus. | Jumat |
Lapangan Pak Ndaru, Kudus. | Sabtu |
JNV-F termasuk salah satu klub burung yang rutin mengadakan latihan bersama (latber) dan / atau latihan prestasi (latpres). Dalam latihan Senin (11/8) lalu, even dikemas dalam tajuk Latpres Senin Bersenandung yang digarap Mbah Min (ketua pelaksana) dan kawan-kawan.
Tidak banyak memang jenis burung yang dilombakan, dengan rincian cucak hijau, kacer, lovebird, murai batu, dan cendet. “Tiket rata-rata hanya sepuluh ribu rupiah. Adapun kapasitas gantangan maksimal 43 ekor,” kata Mbah Min.
Menurut Mbah Min, gelaran ini terbuka untuk umum. Jadi, sobat kicaumania dari Kudus, Demak, Blora, Rembang, Pati, dan Jepara bisa bergabung kapan saja, dan datang sendiri setiap Senin sore.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Latber / latpres biasanya memakai tiga orang juri, yang semuanya berasal dari Kota Kudus. Sistem yang digunakan layaknya penilaian lomba burung nasional. Sengaja dibuat sama, agar pemilihan burung yang berhasil dalam latihan ini juga bisa bersaing di even besar (nasional).
Selama ini, latihan JNV-F BC memang kerap melahirkan sejumlah burung yang kemudian moncer di lomba besar. Bahkan tidak sedikit pula kier master (pemantau burung prospek) yang hunting ke lapangan JNV-F BC.
“Sudah beberapa kali terjadi transaksi burung di latihan ini. Burung yang dibeli pun umumnya moncer di even besar,” tambah Mbah Min.
Fasilitas lomba juga memadai. Panitia telah menyediakan kursi untuk menggantang burung, tiap peserta satu kursi, sehingga tidak perlu saling menunggu saat hendak menggantang.
Kelas yang paling ramai adalah cendet dan kacer, karena nyaris tak pernah sepi dari peserta. Ini terbukti pula dalam Latpres Senin Bersenandung, Senin (11/8), di mana panitia membuka dua kelas cendet.
Info Latber / Latpres JNV-F Kudus:
Kontak Cak Andung : 0878 3354 1725 / 0852 9291 8390
Cendet Marinir meraih double winner
Dalam Latpres Senin Bersenandung JNV-F Kudus, 11 Agustus lalu, cendet Marinir milik Om Dimas Anto (Kudus) memborong dua gelar juara pertama.
Marinir merupakan burung koleksi lawas. Namun sudah empat bulan terakhir tidak pernah diturunkan ke lapangan lomba, karena kesibukan kerja menjelang Hari Raya Idul Fitri.
Selama berlomba, penampilan Marinir benar-benar ngedan. Volumenya tembus sampai tepi lapangan, disertai lagu yang apik, dan semua tonjolannya keluar.
Lagu atau suara tembakannya bervariasi, mulai dari suara jangkrik, tengkek buto, walet, burung gereja tarung, lovebird, dan sebagainya.
Gayanya nagen dan saat bunyi selalu melihat ke atas (ndegeg / nyeklek ke atas) sambil ngerol. Tak hanya juri yang terpukau, para penonton pun merasa terhibur mendengar suaranya yang mumpuni.
“Cendet Marinir sudah lama nggak turun lomba. Jadi sekalian mencoba setelannya di latihan JNV-F Kudus. Rencananya mau saya turunkan dalam Piala Raja, 7 September mendatang. Kebetulan sudah pesan tiket kelas cendet untuk Marinir,” tukas Om Dimas Anto. (v1rgoboy)
Hasil Latpres JNV-F Kudus (klik di sini)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.