China memiliki jumlah penggemar burung terbanyak di kawasan Asia. Perbedaan budaya membuat sebagian kicaumania di sana tidak sekadar menikmati kemerduan suara burung kicauan. Tidak sedikit burung kicauan yang diadu secara fisik. Selain hwamei, penyanyi merdu yang kerap dijadikan burung aduan adalah huang teng. Seperti apakah burung huang teng itu?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Huang teng atau vinous-throated parrotbill (Sinosuthora webbiana) merupakan spesies burung parrotbill dari keluarga Sylviidae yang ditemukan di China, Jepang, Korea Utara, Korea Selatan, Mongolia, Russia, Taiwan, dan Vietnam.
Burung ini cukup popular sebagai piaraan, karena suara kicauannya sangat lantang dan merupakan tipe fighter. Bahkan karena merupakan petarung sejati, para penggemar kerap melombakannya bukan dalam kontes suara, melainkan diadu secara fisik (fighting birds).
Beberapa spesies burung dari keluarga Sylviidae memang dikenal sebagai petarung sejati. Misalnya burung ciblek / bar-winged prinia (Prinia familiaris) yang merupakan salah satu burung kicauan popular di Indonesia.
Sebagaimana ciblek, burung huang teng dikenal sebagai burung kebun dan sering terlihat di rerumpunan pohon bambu dan semak-belukar di tepian hutan.
Postur tubuhnya lebih kecil daripada spesies burung parrotbill lainnya, yaitu 11 – 12 cm. Seluruh bulu berwarna merah muda kecokelatan. Paruhnya kecil, berwarna abu-abu atau cokelat.
Bagian mahkota dan sayapnya berwarna karat yang mengalami gradasi ke cokelat keabuan. Adapun matanya berwarna gelap dan tidak memiliki lingkar mata.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kontes aduan burung huang teng
Note: Kontes aduan burung huang teng di China ini ditulis sekadar untuk memberi pemahaman mengenai cara kicaumania di sana dalam menjalankan hobinya. Mohon tidak diterapkan di Indonesia, terutama untuk burung-burung dari keluarga Silviidae lainnya seperti ciblek.
Meski burung huang teng kerap ditarungkan, bahkan dalam kompetisi resmi, ada peraturan dan persyaratan yang harus dipenuhi para peserta di China. Misalnya, burung tidak boleh ditarungkan dalam satu kandang.
Dalam sebuah kompetisi resmi yang diadakan Shanghai Bird Association, burung huang teng dilombakan dengan saling menempelkan sangkarnya. Jadi, mereka bertarung secara terbatas, karena tidak berada dalam satu kandang.
Biasanya, pada saat itulah burung akan melakukan pemanasan dengan saling mengeluarkan suara kicauannya. Setelah itu, kedua burung yang diadu akan naik emosinya, dan berlanjut pada pertarungan melalui jeruji sangkar.
Dalam pertarungan sengit tersebut, terkadang salah satu burung terluka. Perlombaan akan berakhir jika ada salah satu burung terlihat mundur (menjauh dari jeruji), atau berkicau sebagai tanda menyerah.
Namun, perlombaan yang digelar organisasi tidak resmi menerapkan aturan berbeda. Burung justru diadu dalam satu sangkar, dengan risiko salah satunya cedera atau bahkan mati. Cara ini juga kerap dijumpai pada kontes aduan burung hwamei. Sekali lagi, jangan ditiru, karena budaya dan etika masyarakat Indonesia tidak sama dengan negara lain.
Terlepas dari karakternya yang fighter, burung huang teng memiliki suara kicauannya yang cukup menarik. Burung dari keluarga Slviidae rata-rata memiliki volume suara yang keras, penuh tembakan, dan terkadang ngerol.
Berikut ini dua suara kicauan burung huang teng yang bisa Anda dengar dan download:
- Suara kicauan burung huang teng – variasi 1
- Suara kicauan burung huang teng – variasi 2
Download kicauan burung huang teng (klik di sini)
Semoga menambah wawasan kita bersama.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Nih,burung udah masuk ke Indonesia belum,om???
dulu pernah ada yang punya, tapi sekarang dah sulit dicari om, gak ada yang impor sama kasusnya seperti samho dan poksay.