Kejenuhan melihat lomba burung berkicau yang setiap sesi diikuti 60 ekor burung, bahkan lebih, membuat beberapa event organizer (EO) membuat terobosan baru. Peserta dibatas, juri-juri lebih seksama memberi penilaian, dan para penonton merasa lebih nyaman menyimak lomba burung yang sebenarnya.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Beberapa even yang sudah melakukan terobosan seperti ini antara lain SapuRegel Team Cilacap, Bolo Ocehan Demangan (Bodem) Jogja, dan yang terbaru adalah Kawula Alit Jogja.

Suasana lomba burung berkicau Agustusan Kawuka Alit Jogja, Minggu (24/8).

Dalam even Agustusan Kawula Alit di Jogja, Minggu (24/8), panitia membatasi jumlah peserta maksimal 20 ekor per sesi. Empat orang juri kemudian memberikan penilaian.  Mereka berdiri di empat sisi, dan secara periodik akan berputar posisi tanpa boleh saling bicara.

Setelah penilaian berakhir, barulah para juri melakukan koordinasi untuk menentukan juara 1-3. Ya, dalam even ini juri hanya mengambil tiga burung terbaik di setiap sesinya. Tidak ada babak penyisihan sebagaimana model Papburi maupun Latber Parikesit Klaten.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Om Patar: Juri lebih teliti dan fair.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Pembatasan jumlah peserta memang membuat lomba tidak semeriah even-even pada umumnya, yang maksimal pesertanya bisa mencapai 60 – 70 gantangan. Tetapi, kalau ingin melihat sensasi lomba burung yang sebenarnya, lomba yang nyaman, Kawula Alit merupakan salah satu gelaran ideal.

Kawula Alit merupakan EO yang relatif baru, namun para personelnya memiliki visi lomba yang cukup bagus. Model lomba seperti ini membuat penilaian menjadi lebih teliti. Apalagi sejak awal peserta sudah dididik untuk tidak boleh berteriak.

Kendati pagar pembatas hanya menggunakan tali, tanpa penjagaan khusus, para peserta juga bisa tertib. Mereka sendirilah yang mengendalikan dirinya untuk tidak berteriak, sebagaimana tradisi yang sudah berkembang baik dalam kontes Papburi.

Om Patar, pemilik cucak hijau Pregio, mengakui model lomba yang dikembangkan Kawula Alit Jogja ini memang jauh lebih teliti dan fair.

“Memang sih, lomba tidak seramai lomba konvensional yang pesertanya bisa 60 bahkan 70 ekor burung sekaligus. Tapi kalau mau lomba yang beneran, tanpa takut digoreng, di sini tempatnya,” tandasnya. (Waca)

Panitia Kawula Alit Jogja.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.