Berbagai penelitian ilmiah di mancanegara memberi hasil yang sama, bahwa hormon testosteron memiliki banyak manfaat untuk burung kicauan, baik mendongkrak birahi, perkembangan fisik, peningkatan level suara kicauan, tambahan energi, hingga menenangkan suasana hati. Itu sebabnya, Om Kicau memproduksi TestoBirdBooster (TBB) berbasis testosteron yang sangat aman bagi burung, karena memang bukan doping.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sudah ribuan kicaumania di Indonesia yang merasakan manfaat TBB, baik untuk burung lomba maupun burung rumahan (untuk dinikmati sendiri di rumah). Tetapi tahukah Anda, beberapa peneliti dari Universitas Johns Hopkin di Baltimore, Maryland, Amerika Serikat, melakukan penelitian unik untuk menguatkan manfaat testosteron pada burung berkicau?
Disebut unik, karena injeksi testosteron tidak melalui pembuluh darah sebagaimana metode penelitian sebelumnya, tetapi hormon ini disuntikkan langsung ke otak burung. Objek yang digunakan adalah sekelompok kenari jantan.
Sebenarnya hipotesis menyuntikkan testosteron ke otak burung sangat masuk akal. Sebab produksi testosteron itu dimulai di kelenjar hipotalamus yang ada di daerah otak. Karena adanya rangsangan tertentu, seperti birahi, tubuh burung akan mengaktifkan hipotalamus untuk mengeluarkan zat gonadotropin-releasing hormone (GnRH).
Setelah dilepas ke dalam aliran darah, maka pembuluh darah membawa GnRH ke kelenjar pituitari. Di kelenjar inilah GnRH akan mengaktifkan kemampuan kelenjar pituitari untuk menghasilkan gonadotropin yang disebut FSH (follicle-stimulating hormone) dan LH (luteinizing hormone) dan memasukkannya ke dalam aliran darah.
Setelah berada dalam aliran darah, FSH dan FH melakukan perjalanan ke testis (burung jantan) atau indung telur (betina). Di dalam testis, kedua hormon akan mengaktifkan sel-sel testis yang disebut leydig untuk mensintesis kolesterol sebagai bahan dasar pembentuk testosteron. Testosteron kemudian dilepas lagi ke dalam aliran darah untuk melakukan tugas-tugas yang telah ditetapkan hipotalamus.
Pada burung betina, sejumlah kecil testosteron diproduksi oleh ovarium. Dalam proses ini, FSH dan LH mengaktifkan sel-sel thecal ovarium. Sel-sel ini juga mampu mensintesis kolesterol dari tubuh menjadi testosteron.
Seperti dijelaskan di atas, testosteron akan memberi efek pada birahi burung, level kicauan, perkembangan fisik, suasana hati, dan energi.
( baca juga Testosteron, pemicu revolusi perawatan burung kicauan )
Para peneliti dari Universitas Johns Hopkin melakukan metode jalan pintas, dengan menyuntikkan testosteron pada otak kenari jantan. Mereka membagi beberapa kenari jantan dalam tiga kelompok perlakuan:
- Kelompok A menerima suntikan testosteron di daerah preoptik medial, atau medial preoptic nucleus (POM), yaitu daerah otak yang mengontrol motivasi seksual / birahi pada mahluk hidup, termasuk manusia dan hewan.
- Kelompok B menerima suntikan testosteron di seluruh otaknya.
- Kelompok C dibiarkan apa adanya, tanpa perlakuan, atau biasa disebut kelompok kontrol.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam riset ini, para peneliti menggunakan kandang artifisial dengan mereplika suasana alam di musim semi. Sebab musim semi di AS merupakan waktu burung kenari berkembang biak. Semua perilaku dan performa suara burung dicatat dalam buku recording.
Hasil penelitian menunjukkan, kenari-kenari jantan dalam Kelompok A, atau menerima testosteron di daerah tertentu dari otaknya, maka frekuensi lagunya meningkat. Hanya saja, kualitas lagu tidak berubah.
Adapun kenari-kenari jantan Kelompok B, yang menerima suntikan testosteron di seluruh otaknya, tidak hanya mengalami peningkatan frekuensi berkicau (sangat gacor), namun kualitas kicauannya juga jauh meningkat: top-markotop. Vokalnya dilukiskan sebagai kualitas seorang bintang.
Karena kenari-kenari jantan di Kelompok A tidak mengalami perubahan kualitas suara, meski bertambah gacor, sehingga kurang menarik perhatian burung betina. Lain halnya kenari-kenari jantan di Kelompok B, yang mampu memikat burung-burung betina.
Hasil penelitian yang unik ini telah dipublikasikan dalam Jurnal Proceeeding of the National Academy of Sciences (PNAS), dengan kesimpulan akhir bahwa testosteron bisa meningkatkan kegacoran dan kualitas suara burung kenari, juga burung-burung kicauan lainnya.
Semoga bermanfaat.