Kepompong, EF alternatif berprotein tinggi untuk burung kicauan

Kepompong atau pupa adalah suatu proses metamorfosis larva menjadi serangga dewasa. Pada stadium ini, struktur tubuh larva akan lenyap, digantikan oleh struktur tubuh dewasa. Di beberapa daerah, kepompong dari jenis ulat banyak disukai sebagai makanan lezat. Selain itu, kepompong juga memiliki kandungan protein cukup tinggi. Karena itu, kepompong juga dapat dijadikan pakan tambahan (EF) alternatif berprotein tinggi untuk burung kicauan.

Pada umumnya, beberapa jenis kepompong yang berasal dari ulat memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Kandungan protein yang terdapat dalam kepompong bahkan lebih tinggi daripada jangkrik, ikan, daging sapi, maupun tanaman kacang-kacangan.

Kepompong juga memiliki kandungan asam amino esensial, antara lain lisin, isoleusin, leusin, valin, metionin, dan threonin. Adapun kandungan mineralnya terdiri atas natrium, kalium, kalsium, dan fosfat. Bahkan kepompong juga memiliki beberapa kandungan vitamin, antara lain vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, asam nikotinat, dan asam folat.

Pemberian kepompong sebagai pakan burung kicauan sebenarnya sudah lama dilakukan oleh sejumlah kicaumania di negeri jiran seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, dan Thailand. Seperti halnya laba-laba, di sana kepompong pun banyak dijual di pasar burung.

Mengingat tingginya kandungan protein pada kepompong, para kicaumania di mancanegara rutin memberikannya setiap hari sebagai extra fooding (EF) bagi burung piaraannnay. Hasilnya memang bisa langsung terlihat: burung menjadi lebih aktif, rajin berbunyi, mentalnya meningkat, dan mudah jinak.

Ada beberapa jenis kepompong yang sangat umum diberikan sebagai pakan burung. Namun yang banyak digunakanadalah kepompong ulat sutera dan kepompong ulat jati. Dua jenis kepompong ini cukup popular sebagai makanan atau camilan lezat di beberapa daerah. Kalau untuk manusia saja aman, tentu aman pula untuk burung.

Cara memberikan kepompong kepada burung

Semoga bermanfaat.