Ketika masyarakat Indonesia merayakan Hari Kartini, setiap tanggal 21 April, para personel Luwes BC pun merayakan hari jadi komunitasnya pada tanggal yang sama. Ya, Luwes BC resmi berkiprah dalam lomba burung berkicau pada hari Minggu, 21 April 2013, dalam kontes Papburi Klaten yang digelar di Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Klaten.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Itulah kali pertama kami mengibarkan bendera Luwes BC, bahkan mengenakan seragam untuk kali pertama di depan publik. Akhirnya, kita sepakati 21 April 2013 merupakan hari kelahiran Luwes BC,” ujar Ketua Luwes BC, Om Benny Luwes, dalam percakapannya dengan Om Kicau.
Minggu, 19 April lalu, atau dua tahun kemudian, sejumlah personel Luwes BC kembali ikut berkiprah dalam even Papburi-KLI Klaten di tempat yang sama, Kantor Dinas Pertanian Kabupaten Klaten. Jadi, keikutsertaan kali ini sekaligus sebagai perayaan ulang tahun kedua Luwes BC.
Saat awal berkiprah, sebagian personel Luwes BC relatif masih lugu. Tetapi ada juga beberapa jagoan yang langsung nyantol di papan atas, misalnya Kungfu Panda milik Om Londo Sastro.
Seiring dengan perjalanan waktu, Luwes BC makin disegani dan diperhitungkan dalam berbagai even terutama di Blok Tengah. Bahkan sejumlah even organizer (EO), khususnya di area Solo Raya, sangat berharap bisa didukung Luwes BC. Maklum, sekali datang, Luwes BC bisa memesan 30 lembar tiket, hampir semuanya di kelas lovebird.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dulu, Luwes BC memang identik dengan lovebird. Sebab hampir semua personelnya adalah pelomba dan penangkar lovebird trah juara. Belakangan, komunitas ini moncer pula pada kelas non-lovebird, mulai dari kenari, cucak hijau, murai batu, anis merah, hingga cendet.
Om Eko LMS, misalnya, merupakan breeder dan pengorbit kenari jawara. Meski demikian, dia juga tetap mengelola breeding lovebirdnya. Gaco andalannya, lovebird Rose, sukses menjuarai Piala Raja 2014 di Candi Prambanan.
Om Nanang Kris juga memiliki sejumlah lovebird hebat, seperti DJ Mustika dan DJ Khrisna. Tetapi dia juga memiliki sejumlah jagoan di kelas murai batu, cucak hijau, dan anis merah.
Bahkan Om Rudy NRS, yang bergabung belakangan, lebih sering menurunkan gaco-gaconya di kelas kenari, cucak hijau, dan cendet. Sudah banyak trofi dan piagam kemenangan yang dikoleksinya bersama Luwes BC.
Namun julukan sebagai spesialis lovebird memang tidak keliru. Banyak jagoan dari “dapur” Luwes BC yang tersebar di berbagai daerah dan menjadi jawara. Di Solo Raya, sejumlah gaco Luwes BC merajai berbagai ajang lomba, mulai dari latpres, even reguler lokal, hingga even akbar.
Sebagian gaco tersebut merupakan anakan lovebird yang dihasilkan para breeder anggota Luwes BC. Sebagian lagi hasil memantau di lapangan, kemudian diorbitkan di lapangan atau disiapkan sebagai indukan.
Meski baru dua tahun berkiprah, Luwes BC sudah banyak memberi arti dalam setiap even. Pasalnya, para personelnya tak melulu memburu gelar juara. Mereka hanya ingin berkiprah secara wajar, apa adanya.
“Lomba itu bisa menang dan bisa juga kalah. Sepanjang berjalan fairplay dan tanpa merugikan pihak lain, kita akan mengakui keunggulan lawan, saling menghormati, dan yang terpenting dapat menjaga tali silaturahmi,” tandas Om Benny Luwes. (Waca)
Selamat ultah, Luwes BC.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Om saya baru dapat lovebird umur kira2 2-3bulan ngekek antara 7-10detik. Apa panjang ngekeknya masih bisa di tingkatkan..? Apa umbaran bagi lovebird muda itu wajib..?
Sudah cukup panjang, Om, tinggal ditempel lovebird ngekek panjang / audio LB ngekek panjang, untuk meningkatkan durasinya. Soal umbaran, selalu ada pro dan kontra, jadi bukan hal yang wajib.