Setelah cukup lama vakum, Putra Manunggal Krajan Godean, Jogja, kembali mengadakan latpres Minggu (24/5) lalu. Tetapi ada yang berbeda dalam latpres kali ini, karena Om Bayu dan kawan-kawan dari Putra Manunggal tak lagi menggunakan sistem yang berlaku pada lomba independen konvensional, melainkan mengadopsi SapuRegel Bird System Contest.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

“Kami ingin mempersembahkan gelaran yang fairplay. Sejumlah EO sudah berani tampil beda dan penuh inovasi. Kami pun mencoba menggabungkan beberapa poin yang bagus yang sekiranya dapat diterapkan di sini,” kata Om Bayu.

Menurutnya, SapuRegel Bird System Contest yang dikembangkan Om Tony Alamsyah dan kawan-kawan di Cilacap sangat bagus untuk diadopsi. Dalam hal ini Putra Manunggal mengadopsi aspek zoning juri yang membuat antara juri yang satu dan juri lainnya tidak bisa saling berkomunikasi.

Juri berada di zona masing-masing, dan tak bisa saling berkomunikasi.

“Putra Manunggal juga mengadopsi BnR, yaitu sistem nominasinya. Begitu pula dengan sistem penilaian di PBI maupun EO lain, yang dianggap bagus, ya kita ambil,” jelas Bayu.

Untuk meningkatkan ketelitian juri, jumlah peserta sengaja dibatasi, maksimal 48 ekor per kelas. “Kalau lomba konvensional maksimal 60 peserta, bahkan BnR bisa mencapai 70 gantangan atau lebih. Di sini kita kurangi agar juri lebih teliti dan semua burung bisa terpantau dengan baik,” tambah Om Bayu.

Adapun waktu penilaian pada setiap sesi selama 15 menit. Pada menit ke-12, bendera nominasi sudah diberikan.

Om Bayu puas dengan konsep barunya.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Di sisi lain, para peserta yang biasanya berteriak-teriak, kali ini benar-benar senyap dan tertib, serta tak saling tunggu. Hal ini tentu sangat mendukung para juri dalam menjalankan tugasnya.

Memang sempat ada peserta yang nekat berteriak-teriak memanggil nama juri dengan menyebut nomor gantangannya. Tanpa ampun, panitia langsung mendiskualiafikasi. Ketegasan ini membuat para peserta lainnya berpikir ulang untuk menirunya.

Kenari Freed III nyeri, LB Putri Salju hattrick

Dalam even ini, beberapa burung debutan berhasil meraih juara 1. Misalnya kenari Freed III milik H Sigit WMP (Klaten) yang mencetak double winner. Burung yang sehari-hari dirawat Om Cethul ini menjuarai Kelas Kalitan Mega Bintang dan Kalitan Bintang.

Kenari Freed III double winner

Verry Brothers dari Jogja menurunkan kenari WB Eksekutor, yang meraih juara 2 di Kelas Standar Mega Bintang dan juara 3 Standar Bintang. Sebelumnya, burung ini juga moncer dalam gelaran HUT Ke-1 PPK1 Parikesit di Klaten.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Om Cethul dan kenari Freed III.
Verry Brothers (kiri) bersama Arif Omah Kenari.

Kacer Rock n Roll milik Mr Jombang meraih posisi runner-up di Kelas Mega Bintang. Kelas ini dimenangi kacer Satu Titik milik Om Bayu Bledox (Kutoarjo).

“Dalam Launching Lembah BC di Sleman, kacer Rock n Roll nyeri juara pertama, kemudian juara kedua dalam HUT Handayani BC di Gunungkidul di bawah Hard Rock (milik H Bayu Kediri),” kata Mr Jombang.

Kacer Satu Titik tampil stabil kali ini, bahkan nyaris nyeri. Selain menjuarai Kelas Mega Bintang, Satu Titik menjadi juara kedua di Kelas Bintang. Kelas ini dimenangi kacer Silver Queen besutan Mr Kelvin (Austin SF Jogja).

Mr Jombang juga berjaya di kelas spesialisnya: cendet. Dia membawa cendet Dar Gomes, dan nyaris saja mencetak double winner. Gaco ini menjuarai Kelas Mega Bintang dan juara 2 Kelas Bintang.

Mr Jombang (berdiri, kiri) moncer di kelas kacer dan cendet.

Bintang lapangan dari semua peserta kali ini adalah lovebird Putri Salju. Burung milik M Sadam (Susukan 1) ini menjadi satu-satunya peserta yang mampu mencetak hattrick. (Waca)

Hasil Lomba Putra Manunggal Krajan (klik di sini)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

Page: 1 2