Latber Special Neo APBRI berlangsung sukses di Balai Desa Bendan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Minggu (7/6). Sejumlah kenarimania dari Solo, Klaten, hingga Ponorogo, hadir dalam kontes ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Panitia yang digawangi Om Hermawan Tri membuka dua kelas, yaitu APBRI dan PKBS. Setiap kelas terdiri atas empat sesi penyisihan (A-D). Tiga burung peringkat teratas pada setiap sesi maju ke babak final.
Kelas ABRI (tiket Rp 40.000) melombakan kenari campuran / bebas (standar besar / kecil, lokal / impor). Adapun Kelas PKBS (tiket Rp 30.000) melombakan kenari standar kecil atau kalitan.
Kenari Pocong tampil sebagai juara 1 Kelas APBRI. Burung milik Om Rendy dari PPK 108 ini memperoleh total poin 31,75, unggul atas kenari Hagoromo milik Om Irkham Adhy (Duta Korwil Solo; 31,55 poin) dan N-Max kepunyaan Om Yusuf (Banyudono; 31,50 poin).
Kelas PKBS dimenangi kenari Si Gajah Kupu-kupu. Kenari kecil milik Om Kroco Rolliz dari Omah Kroco ini mengumpulkan total nilai 31,73. Juara kedua dimenangi kenari Gembel orbitan Om Rinto dari Hidden SF (31,55 poin), diikuti Saprol Jr milik Om Ariel (Berdikari SF; 31,50 poin).
Om Ariel juga meloloskan dua kenarinya di babak final Kelas PKBS, yaitu Satro Jr yang meraih juara 5 dan Bacardi Jr yang menempati peringkat ketujuh.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Hasil Latber Neo APBRI Boyolali (Minggu, 7 Juni 2015)
KELAS APBRI | PEMILIK | ALAMAT | TOTAL NILAI |
1. Pocong | Rendy | PPK 108 | 31,75 |
2. Hagoromo | Irkham Adhy | Duta PPK Korwil Solo | 31,55 |
3. N-Max | Yusuf | Banyudono | 31,50 |
4. C-Nergi | Kenzie | Klaten | 31,45 |
5. The Bond Jr | Agil | Hidden SF | 31,45 |
6. Muslihat | H Oesman | Embun SF | 31,25 |
7. Simba | Baskoro | PKP Ponorogo | 31,23 |
8. New Olig-Olig | Sambas | Istana SF Boyolali | 30,93 |
9. Meteor | BNS TM | PPK-3 Jakapodang Klaten | 30,88 |
KELAS PKBS | PEMILIK | ALAMAT | TOTAL NILAI |
1. Si Gajah Kupu-kupu | Kroco Rolliz | Omah Kroco Boyolali | 31,73 |
2. Gembel | Rinto | Hidden SF | 31,55 |
3. Saprol Jr | Ariel | Berdikari SF | 31,50 |
4. Berkibarlah Benderaku | Emping | Pego Canary | 31,35 |
5. Sastro Jr | Ariel | Berdikari SF | 31,33 |
6. Geri 461 | Ega 461 | PPK-3 Jakapodang Klaten | 31,07 |
7. Bacardi Jr | Ariel | Berdikari SF | 30,88 |
8. Ariel | Hwie Hwie | PPK Korwil Solo | 30,80 |
9. La Pulga | Ferry | Junior BF Boyolali | 30,73 |
Catatan:
- Total nilai dihitung berdasarkan nilai per item, yang terdiri atas volume, durasi, gaya, keaktifan, dan variasi.
- Jika ada burung yang total nilainya sama, pemenang ditentukan berdasarkan nilai keaktifan yang lebih tinggi.
- Jika masih sama, pemenangnya ditentukan berdasarkan nilai gaya.
- Jika masih sama lagi, maka nilai volume yang menentukan.
Galeri foto Latber Special APBRI bisa dilihat di sini
APBRI berdiri pada 19 Januari 2014
Asosiasi Penangkar Burung Kenari (APBRI) berdiri pada 19 Januari 2014. Waktu itu bernama Paguyuban Kenari Boyolali Sejati (PKBS). Karena itulah, APBRI dan PKBS diabadikan sebagai nama kelas dalam setiap Latber Neo APBRI.
Pendirinya adalah sejumlah penangkar kenari dari berbagai daerah di wilayah Boyolali, Solo, dan sekitar, dengan visi-misi kejujuran , kekeluargaan, ikut berkiprah dalam usaha pelestarian kenari, serta berjuang meningkatkan harga jual burung kenari untuk kesejahteraan para peternak.
Maret 2014, para pengurus PKBS mendaftarkan organisasi ini agar diakui pemerintah setempat (dalam hal ini BKP3 Kabupaten Boyolali). Saat itu PKBS masih bermarkas di Kampung Bukur Ireng RT 10 / RW 02 Kelurahan Bendan, Banyudono, Boyolali; dekat dengan Pemandian Umbul Pengging.
Pertengahan tahun lalu terjadi gejolak harga kenari yang terjadi di seluruh Indonesia, tidak terkecuali di Boyolali dan Solo. Akibatnya, para peternak kenari panik dan resah. Sebab harga kenari jatuh hingga Rp 100.000 per ekor.
Dampaknya, sejumlah penangkar kenari di Boyolali menghentikan usahanya, dan ada juga yang berhenti beternak karena bosan. Untuk menyiasati hal tersebut, PKBS yang kemudian berganti nama jadi APBRI membentuk tim terdiri atas seluruh pengurus dan anggota.
Tim ini bertugas mencetak kenari-kenari berkualitas bagus, yang antara lain diwujudkan dengan stategi menggelar Latber Neo APBRI. Latihan digelar setiap hari Minggu di Balai Desa Bendan, Banyudono, pada pekan pertama dan ketiga setiap bulannya.
Tiketnya sengaja dibuat merakyat, yaitu Rp 10.000 (Kelas Kalitan) dan Rp 15.000 (Kelas Reguler). Apabila jumlah peserta membeludak, dibuka kelas tambahan dengan harga tiket Rp 15.000.
Kenari-kenari yang menjadi juara dalam latberan ini dipastikan memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi daripada harga pasaran. Tentu saja nilai jualnya tergantung kesepakatan antara pemilik dan pembeli.
Setelah sukses menggelar latber rutin, Tim APBRI lantas mengadakan Latber Special Neo APBRI seperti digelar hari Minggu (7/6). Tiketnya sedikit lebih mahal, yaitu Rp 30.000 (Kelas PKBS) dan Rp 40.000 (Kelas APBRI).
Meski belum termasuk event berskala besar, para kenarimania di wilayah Boyolali dan Solo memberikan respon positif. Bahkan para kenarimania dari Klaten dan Ponorogo pun berdatangan ke Banyudono.
Para pengurus APBRI berkeinginan mengadakan event lebih besar lagi, syukur-syukur tingkat nasional, untuk menyambung tali silahturahmi antara peternak dan penggemar kenari di seluruh Indonesia. “Mohon doa dan dukungannya agar even tersebut bisa segera terlaksana,” tutur Om Hermawan.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.