Om Yudi GK dikenal sebagai breeder murai batu yang sukses. Bukan semata berhasil dalam arti indukan-indukan yang ada telah menghasilkan puluhan ekor anakan. Lebih dari itu, produknya kerap moncer di lapangan, mulai dari Caping Gunung yang kini milik Om Basori / Supri (Klaten) hingga yang terbaru murai batu Panser menjuarai kelas bergengsi dalam kontes Ngabuburit Penny Jaya SF di Jogja, Minggu (5/7).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Murai batu Panser yang pada kakinya terpasang ring Yudi GK tampil menawan dalam Kelas Ramadhan, dan meraih juara pertama. Panser mengungguli sejumlah murai hebat lainnya, termasuk Jegger orbitan Bram / Sulis (Puri Kirana) dan Anglingdarmo koleksi Cassanova Team yang meraih juara 2 dan 3.
Panser merupakan murai batu hasil breeding Yudi GK. Tetapi sejak trotol dibeli salah pelanggannya asal Ungaran, Kabupaten Semarang, yaitu Om Himawan. “Saya dan Pak Himawan terus berkomunikasi. Kalau ada sesuatu, kami saling berdiskusi,” kata Om Yudi.
Selama di Ungaran, murai batu Panser acapkali meraih juara. Tentu saja Om Yudi senang mendengarnya. Namun lantaran kesibukannya, Om Himawan kemudian berniat melepas MB Panser.
“Saat diberi tahu, tanpa pikir panjang saya langsung mengambilnya kembali. Ini penampilan perdananya di tangan saya. Sekarang Pak Himawan sudah memesan lagi anakan murai batu, siap-siap kalau nantinya sudah tidak sibuk,” jelas Om Yudi.
Om Yudi menghadiri kontes Ngabuburit Penny Jaya SF di Jl Gedong Kuning 8-B Kotagede, Jogja, bersama rekan-rekan Handayani BC Gunungkidul seperti Cak Parno.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Yudi bukan hanya membawa MB Panser, tapi juga cendet Argobromo. Cak Parno menurunkan kacer Rock n Roll. Amunisi lain Handayani BC adalah lovebird Srikandi milik Nadia Kamil.
Panitia membuka dua kelas murai batu. Kelas utama dimenangi Panser, adapun Kelas Ta’jil dijuarai Black koleksi Trah Bongko (DKM SF).
Gaco lain yang tampil mempesona adalah murai batu Anglingdarmo yang dikawal Om Fakih (Cassanova Team). Om Fakih sudah lama tak muncul ke lapangan. Kali ini dia membawa Anglingdarmo yang meraih juara 2 dan 3. Burung ini diyakininya bakal berprestasi dalam even-even berikutnya.
Mr Teguh Wahyudi berjaya di kelas lovebird
Mr Teguh Wahyudi (Argomulyo Team), inisiator even akbar Soeharto Cup, berjaya di kelas lovebird. Dua gaconya, Anak Mas dan Ladhy Camp, masing-masing meraih juara 1 dan 2 Kelas Ramadhan.
Panitia membuka empat kelas lovebird, sebagian besar dipenuhi peserta. Kelas Ta’jil A dijuarai lovebird Srikandi milik Nadia Kamil (Handayani BC). Adapun Kelas Ta’jil B dan Jaburan masing-masing dimenangi lovebird Sexy Coy milik Mr Zingak (Kurawa Team) dan Shinee andalan Om Ronny / Wahyu (TSJ SF).
Kelas yang paling banyak dilombakan adalah kenari, yaitu lima sesi terdiri atas dua kelas standar dan tiga kelas kalitan standar (standar kecil). Persaingan sangat ketat, sehingga tidak ada kenari yang memenangi lebih dari satu kelas.
Kelas Standar Ramadhan dijuarai kenari Putra Pangeran milik Om Bakat (Extra 99), diikuti Karno Tanding milik Tunggul Wulung (Naga Hitam BC) dan Raja Galau orbitan Om Nanu / Brano (Lestari BF).
Kenari Temon menempati posisi pertama di Kelas Standar Ta’jil. Burung milik Angger Joyo (Kotagede) ini mengungguli kenari Kuda Lumping milik Dodo Oke (Nitikan Jogja) dan Sensasi milik Om Arif Yudi (Omah Kenari).
Astroboy milik Om Albert RJM Jogja serta Casper koleksi Mr Yoyon (Duta Redy Cup) bersaing ketat pada tiga kelas kalitan standar. Bahkan kedua burung ini sama-sama nyaris mencetak double winner. Kelas Ramadhan dijuarai Astroboy, diikuti Casper dan Diego Costa milik Om Brian Mbarek (BMBS Produk).
Casper kemudian menjuarai Kelas Ta’jil, diikuti kenari Freed 2 milik H Sigit WMP Klaten dan Diego Costa. Kelas Jaburan dimenangi kenari Kapten milik Om Fatkhan (F-BCN). Astroboy dan Diego Costa di posisi 2 dan 3.
Cendet Riddick koleksi Mr Jombang tampil kembali setelah cukup lama absen dari lapangan. Penampilan Riddick tetap hebat, meski harus bersaing ketat dengan cendet Argobromo milik Om Yudi GK.
Di kelas utama Ramadhan, Riddick harus puas meraih juara kedua, di atas Samsung milik Om Alvin dari Gedong Kiwo. Kelas ini dimenangi Argobromo. Tapi pada Kelas Ta’jil, Riddick mampu melakukan revans dan meraih juara 1. Juara 2 diraih Samsung, sedangkan Argobromo menjadi juara 3.
Lomba berlangsung hingga lepas maghrib
Secara umum, kontes Ngabuburit Penny Jaya SF berlangsung ramai, bahkan paling ramai dibandingkan even-even sebelumnya sejak launching 7 Juni lalu. Usai launching, H Jaya dan kawan-kawan menggelar latber dan latpres rutin setiap Jumat dan Minggu.
Selain ramai, even kali ini juga berlangsung paling lama. Hal ini karena peserta cukup banyak, sementara aturan yang dipakai adalah sistem nominasi, sehingga membutuhkan waktu lebih lama dalam penilaian.
Alhasil, kontes baru berakhir selepas maghrib. Seluruh tahapan penilaian baru selesai sekitar pukul 18.30. Sebagian peserta memang mengeluhkan hal ini, apalagi mereka harus berbuka puasa.
H Jaya selaku ketua Penny Jaya SF pun bisa memahaminya. “Ya, kami mendengar keluhan itu. Pasti akan kami jadikan masukan berharga. Untungnya kami sudah mengantisipasinya dengan menyiapkan lampu-lampu penerangan yang cukup di lapangan,” kata H Jaya kepada omkicau.com.
Adapun soal penjurian bisa dikatakan fairplay, terbukti nihil komplain. Meski sebagian besar juri masih muda, di bawah koordinisasi Om Kabul, mereka mampu bertugas dengan baik, teliti, dan tanpa beban, sehingga hasilnya secara umum pun memuaskan para peserta.
Penny Jaya akan menggelar kembali latber pada hari Minggu (12/7) lusa, di lapangan yang sama. Setelah ini rehat sejenak, dan akan beraktivitas kembali usai lebaran. (Waca)
Hasil Ngabuburit Penny Jaya SF (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.