Burung mongolian lark (pailing) kini tengah digandrungi kicaumania di Indonesia, mengulang masa kejayaannya pada dekade 1990-an. Sebagian besar burung mongolian lark yang beredar di pasar burung merupakan tangkapan hutan di Tiongkok, Vietnam, dan Myanmar.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Konsekuensinya, kita sering memperoleh mongolian lark bakalan, kondisi masih liar, dan biasanya dijual dalam kandang ombyokan. Agar burung mau buka suara, mau tak mau kita mesti menjinakkannya terlebih dulu.
Sebelumnya dijinakkan, burung harus dilatih agar bisa beradaptasi dengan sangkar dan lingkungan barunya. Anda bisa mengenalkannya dengan sangkar bulat, kemudian menyimpannya di tempat tenang selama beberapa hari. Setelah mampu beradaptasi, barulah proses penjinakan dimulai.
Proses penjinakan bertujuan membuat burung tidak takut pada manusia maupun benda-benda atau warna-warna tertentu. Jika kondisi mentalnya sudah bagus, mongolian lark akan berani membuka suaranya, kapan saja serta di mana saja.
Beberapa rekan kicaumania bahkan memiliki mongolian lark yang jinak total. Dalam kondisi ini, burung gampang sekali kita tangkap dengan tangan, tidak takut saat dipegang atau dielus-elus, dan tetap gacor ketika berinteraksi pemilik atau perawatnya.
Penggemar mongolian lark memiliki cara berbeda-beda dalam proses penjinakan burung yang berkerabat dengan branjangan, sanma, dan sonca ini. Berikut ini lima metode penjinakan burung mongolian lark bakalan yang bisa Anda terapkan:
1. Melatih burung dengan warna-warna tertentu
Dalam beberapa kasus, ada mongolian lark yang sangat ketakutan ketika melihat benda yang memiliki warna cerah. Pada saat itu, kondisinya bisa diibaratkan seperti manusia saat melihat hantu: panik luar biasa. Untuk itu, pelatihan berikut bisa membuat burung terbiasa dan tidak lagi takut dengan warna-warna tersebut.
Yang diperlukan hanyalah kain berwarna cerah (bisa oranye, kuning, atau merah). Kain dipasang di dasar sangkar yang digunakan.
Cara lainnya adalah dengan menggantung beberapa helai kain dengan panjang 30 cm dan lebar 5 cm di atas sangkar. Selanjutnya, biarkan kain bergerak bebas saat tertiup angin. Metode ini bisa dilakukan selama beberapa hari sampai burung menjadi terbiasa dan tidak ketakutan lagi.
2. Melatih burung dengan benda-benda yang membuatnya takut
Tidak sedikit burung bakalan yang ketakutan melihat benda-benda tertentu, baik yang pertama kali dilihat maupun sudah beberapa kali dijumpainya. Misalnya payung, sapu, dan sebagainya.
Cara paling mudah tentu saja menjauhkan benda-benda tersebut dari penglihatan burung. Tetapi siapa yang dapat menjamin bahwa burung tak akan pernah melihat benda-benda tersebut. Bagaimana jika pembantu di rumah lupa dan meletakkan payung atau sapu dan terlihat oleh burung?
Karena itu, perlu diupayakan proses pelatihan agar burung tak takut lagi melihat benda-benda tertentu. Caranya adalah melakukan pembiasaan. Silakan taruh benda-benda yang ditakuti burung di dekat sangkarnya. Lakukan itu selama beberapa hari. Biasanya burung akan “kebal” dengan sendirinya.
3. Interaksi langsung antara manusia dan burung
Interaksi langsung antara manusia (pemilik / perawat) dan burung merupakan pelatihan mental yang cukup efektif. Salah satu bentuk interaksi langsung adalah melakukan perawatan harian seperti pemberian pakan dan air minum, serta membersihkan sangkarnya.
Ketika memberi pakan atau air minum, sempatkan jari Anda menyentuh atau mengelus bulu-bulu mongolian lark. Jika hal ini rutin dilakukan, burung akan terbiasa dengan perilaku kita saat memberi makan.
Begitu juga saat kita membersihkan sangkar. Ada baiknya menggunakan sendok khusus untuk mengangkat kotoran dari dasar sangkar. Sebab sangkar burung lark sangat berbeda dari sangkar burung pada umumnya.
Awalnya sih burung mungkin merasa takut luar biasa saat melihat tangan Anda mengaduk-aduk pasir dan kotoran menggunakan alat / sendok khusus. Namun, sekali lagi, jika dilakukan rutin, maka dalam waktu tidak terlalu lama burung akan terbiasa.
Bentuk pelatihan paling ekstrem adalah memegang burung secara langsung. Namun hal ini sangat tidak dianjurkan jika burung dalam kondisi kurang sehat / sakit.
Interaksi sambil memegang burung biasanya dilakukan saat kita hendak memandikannya dengan tangan. Metode ini mencontoh perilaku penggemar perkutut yang sukses membuat perkututnya jinak jika rutin dimandikan dengan tangan.
Bentuk interaksi lainnya adalah memberi pakan secara langsung dengan tangan, secara bertahap. Pada tahap awal, burung mungkin tidak terbiasa dan takut, meski tangan kita memegang extra fooding (EF) seperti serangga. Karena itu, pelatihan bisa menggunakan alat bantu seperti lidi yang dipotong, setiap kali kita hendak memberikan makanan kepada burung.
4. Melatih di tempat ramai
Menjinakkan mongolian lark juga bisa dilakukan dengan menempatkan sangkarnya di tempat ramai oleh aktivitas / lalu-lalang manusia. Namun burung harus sudah beradaptasi dulu dengan lingkungan, sebelum dilakukan pelatihan model ini, untuk menghindari tingkat stres yang tinggi.
Di dalam rumah, Anda bisa menyimpan burung di tengah ruang keluarga, baik dengan cara digantung dalam posisi rendah atau diletakkan begitu saja di lantai ruang keluarga.
5. Melatih dalam kamar tertutup
Metode lainnya adalah melatihnya dalam kamar / ruangan tertutup. Metode ini sebaiknya dilakukan setelah Anda melakukan salah satu atau semua hal yang disebutkan di atas. Lebih baik lagi jika burung sudah mau menerima pakan langsung dari tangan kita.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Siapkan sebuah ruangan tertutup yang tidak terlalu ramai oleh perabotan. Bawa sangkarnya, lantas buka pintunya secara perlahan.
Biarkan burung berada di luar sangkar selama beberapa waktu. Selama berada di luar sangkar, berikan EF seperti jangkrik atau ulat hongkong secara langsung dengan tangan kita. Setelah itu, burung dipancing agar mau balik lagi ke dalam sangkarnya, juga dengan memberikan EF kesukaannya itu.
Setelah mentalnya terasah dan dalam kondisi jinak, maka mongoliian lark mudah sekali mengeluarkan kicauan dan tarian khasnya. Tahap selanjutnya adalah memulai proses pemasteran agar siap untuk dilombakan.
Untuk menjaga kondisinya agar selalu fit, yang menjadi syarat utama burung rajin berkicau, jangan lupa berikanlah multivitamin khusus burung. Misalnya BirdVit dengan frekuensi pemberian cukup 2-3 kali seminggu.
Selamat mencoba, semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.