Bursa Love Bird Triwulan yang digelar Om Itok ILS dan kawan-kawan di Taman Pasar Burung Depok Solo, Rabu (26/8), meraih beberapa kesuksesan. Pertama, kesuksesan dalam aspek jumlah peserta. Lima kelas yang dibuka full peserta, sampai akhirnya panitia membuka kelas tambahan Happy Happy.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kedua, kesuksesan dalam aspek ketertiban lomba. Ya, ketika di sana-sini aturan nonteriak masih sekadar catatan di atas kertas (brosur), gelaran Bursa Love Bird Solo berlangsung tertib, nyaris tanpa teriak.
Kok nyaris tanpa teriak? Sebab yang berteriak justru koordinator lapangan (korlap). Panitia sengaja menyediakan empat korlap yang bertugas membantu juri dalam memantau burung. Ketika ada burung tampil, korlaplah yang berteriak mengingatkan juri. Jadi konteks berteriak di sini berbeda.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Setiap kelas terdiri atas 48 gantangan. Dengan demikian, seorang korlap hanya bertugas mengawasi dan memantau 12 burung saja. Para juri pun sangat terbantu sehingga dapat memberi penilaian secara lebih fair dan fokus.
Sukses ketiga adalah maraknya transaksi burung-burung yang tampil menonjol. Seperti diketahui, Bursa Love Bird Triwulan Solo memang kerap menjadi tempat hunting lovebird-lovebird prospek.
Para kiermaster dan hunter lovebird pun prospek datang dari berbagai daerah, baik di wilayah Solo Raya maupun dari luar Solo Raya. Om Sigit Brem dari Madiun, misalnya, sudah beberapa kali memberi jagoan yang moncer di Bursa Love Bird.
Kali ini, Om Sigit langsung mengangkat jari, sambil menyebut nomor gantangan lovebird yang berlaga di Kelas Bintang A. Itu dilakukannya sebelum juri menancapkan bendera koncer. Nilai transaksi maksimal di kelas ini adalah Rp 7,5 juta.
Ternyata yang diincarnya adalah lovebird Temon milik Om Asfin / Om Arif (Depok Solo) dan meraih juara pertama Kelas Bintang A. Temon memang tampil sangat bagus. Selama penilaian, burung ini terdengar delapan kali ngekek, semuanya panjang-panjang.
Itu sebabnya, Om Sigit tanpa ragu-ragu langsung mengacungkan jari sambil menyebut nomor gantangan sebelum keduluan orang lain.
Bahkan lovebird Zebila, juara 1 kelas tambahan Happy Happy, juga berpindah kepemilikan. Pembelinya adalah Om Wahyu dari Jogja.
Transaksi tidak hanya terjadi pada lovebird juara pertama. Sesuai dengan aturan Bursa LB Solo, siapapun yang mengikuti kontes ini wajib menyerahkan lovebirdnya jika memang ada yang berminat, entah juara atau tidak, dengan nilai transaksi maksimal sesuai dengan kelas masing-masing.
Lovebird Katty Pery milik Om Nanang (Putra Katong) sebenarnya memiliki materi cukup mewah, namun dalam even kali ini tampil kurang maksimal. Alhasil burung ini harus puas meraih juara 5 Kelas Bintang A, juara 5 Bintang B, dan juara 4 kelas tambahan.
Rupanya para hunter lovebird prospek tahu kalau Katty Pery memiliki berbagai kelebihan. Tak heran jika burung ini langsung menjadi “rebutan” setelah seluruh rangkaian Bursa LB Solo rampung.
Yang beruntung mendapatkan Katty Pery adalah Om Deny Chelsea, dengan nilai traksaksi mendekati Rp 5 juta. Padahal jika Om Deny langsung mengacungkan jari saat Katty Pery turun di kelas tambahan, yang harga tiketnya Rp 30.000, seharusnya nilai transaksinya maksimal hanya Rp 3 juta.
“Tapi karena tawar-menawar terjadi setelah Bursa berakhir, dan dilakukan di luar area Bursa, itu sudah di luar kuasa kami,” jelas Om Puguh, salah seorang punggawa Bursa Love Bird Solo.
Burung lain yang tampil menawan adalah lovebird Rara milik Mr Jamboel (Duta Freshmix), juara 1 Kelas VIP. Duta Freshmix juga moncer bersama LB Sekar Kuning milik Om Ridwan RDD, yang meraih juara 2 Kelas Bintang A.
Menurut Om Itok, salah satu tujuannya mengadakan Bursa LB Solo adalah untuk memudahkan mereka yang ingin berburu lovebird prestasi, sekaligus dengan standar harga yang jelas.
Dia dan para pengelola Bursa LB sering membantu tamu luar kota yang ingin memantau burung, dengan menunjuk sejumlah burung yang penampilannya relatif stabil saat turun di bursa harian atau mingguan.
“Teman-teman luar kota umumnya baru melihat seketika itu. Adapun kami sudah sering memantaunya, termasuk dalam even latberab di luar Bursa. Jadi kami relatif tahu mana burung yang dijagokan menang, dengan penampilan stabil,” tuturnya.
Kepala Kelurahan Pasar Burung Depok Solo, Om Agus Suharto, merasa gembira dengan adanya aktititas Bursa Love Bird Solo yang digelar di halaman tengah pasar burung ini. Even ini secara langsung dan tidak langsung ikut mempromosikan Taman Pasar Burung Depok.
“Para pedagang ikut senang, dan merasakan manfaatnya secara langsung. Pasar relatif lebih ramai, juga transaksinya makin meningkat,” ujar Pak Lurah.
Para pembaca omkicau.com yang ingin memperoleh informasi lebih detil tentang Bursa Love Bird Solo, atau lovebird prospek dengan penampilan relatif stabil dan layak pantau, silakan kontak Om Itok ILS di nomor 0878 3557 5151 / Pin BB 2B1B46A7. (Waca)
Hasil Bursa Love Bird Triwulan Solo (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.