Nama Aa Aa BF kini makin kondang terutama setelah lovebird Dewa Mabuk hasil ternaknya terus-menerus menjuarai berbagai even besar di Jabodetabek. Banyak kicaumania menyangka jika H Aris, pemilik Aa Aa BF, hanya beternak lovebird. Sejatinya Om Aris juga menangkar murai batu trah juara.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Lovebird Dewa Mabuk merupakan salah satu hasil ternak Aa Aa BF, dan merupakan amunisi andalan Om Aris di berbagai arena lomba burung kicauan. Prestasinya sudah seabrek, antara lain double winner dalam even akbar Piala Ronggolawe di Cibubur, 9 Agustus 2015.

( lihat juga Apa-siapa dan bagaimana perawatan LB Dewa Mabuk )

Lovebird Dewa Mabuk produk andalan Aa Aa BF

Selain Dewa Mabuk, Aa Aa BF pernah menghasilkan seekor lovebird dengan kualitas hampir setara. Sayangnya burung ini sudah mati, sehingga untuk sementara hanya mengandalan LB Dewa Mabuk.

Mampu mencetak lovebird yang moncer berkali-kali dalam even besar tentu membanggakan penangkarnya. Hal ini akan memotivasinya untuk mencetak lovebird-lovebird jawara lainnya di kemudian hari.

Om Aris awalnya ternak lovebird di markas Aa Aa BF, yaitu di kawasan Jatiwaringin, Kecamatan Cipinang Melayu Jakarta Timur. Sebagian besar induk menempati kandang koloni.

Namun karena jumlah indukan makin banyak, dan dia makin aktif mengikuti lomba dengan jadwal padat, akhirnya kandang ternak dipindah ke Bojonegoro, Jawa Timur. “Kebetulan ada keluarga saya yang mengurus di Bojonegoro,” ungkapnya.

Kandang ternak lovebird Aa Aa BF di Bojonegoro.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Sukses beternak lovebird, Om Aris melebarkan sayapnya dengan menangkar murai batu yang juga sangat ramai peminatnya di Jabodetabek. Kandang breeding murai batu juga dibangun di Bojonegoro.

Jika sudah berumur 1,5 bulan, anakan lovebird dan murai batu langsung diboyong ke Jakarta, karena sudah dipesan para pelanggannya. Tidak heran begitu tiba di Jakarta, anakan lovebird dan trotolan murai batu langsung ludes.

Saat ini Aa Aa BF memiliki 10 petak kandang murai batu. Konstruksinya terbuat dari bahan alumunium berlapis kawat halus (strimin) yang disusun berjajar secara rapi.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Kandang murai batu Aa Aa BF. Saat ini terdiri atas 10 petak kandang.

Sebagian kandang bagian atas ditutup fiber dan asbes, sebagian lagi ditutup kawat halus. Tiap petak kandang berukuran 3 x 1,5 m2, dengan tinggi 2, 5 meter.

Untuk meredam panas, sebagian lantai kandang diplester namun dilapisi pasir. Pada bagian depan dibuat taman kecil, lengkap dengan pepohonan di dalam pot.

Kandang ternak murai batu ini juga dilengkapi bak mandi. Tempat sarang tersedia dalam dua model, yaitu boks dari tripleks dan buah kelapa yang dilubangi. Keduanya ditempatkan pada bagian pojok atas kandang.

“Saya sengaja menyediakan dua model tempat sarang supaya induk murai batu dapat memilih sendiri mana sarang yang disukainya. Ini berkaitan dengan kenyamanan burung itu sendiri,” kata Om Aris.

Saluran air yang menghubungkan bak mandi ditempatkannya pada atas lantai kandang, yang mengalir secara rutin sehingga bak air selalu terjaga kebersihannya.

Kandang khusus untuk menjodohkan induk jantan dan betina.

Pakan sehari-hari menggunakan voer, sedangkan pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa cacing dan jangkrik. Jangkrik ditempatkan di dalam bak plastik, diberikan dalam jumlah tidak terbatas sehingga pasangan induk bisa memilih sendiri dan bisa makan sekenyangnya.

Adapun cacing tanah diberikan sebagai selingan, namun menjadi menu wajib tatkala indukan sedang mengasuh anak-anaknya yang baru saja menetas.

Anakan murai dipanen atau dipisahkan dari induknya jika sudah berumur 7 hari, selanjutnya dipindah ke kandang inkubator. Kalau sudah berumur 2 minggu, anakan langsung dipasangi ring ganda, masing-masing dengan kode Aa Aa BF dan BnR Comunity.

Setelah berumur 1,5 – 2 bulan, atau sudah bisa makan sendiri, anakan siap dipasarkan. Seperti dijelaskan sebelumnya, trotolan murai batu langsung dikirim ke markas Aa Aa BF di Jakarta.

Harga trotolan murai batu bervariasi, mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 5 juta. “Begitu sampai di Jakarta, trotolan murai batu sudah ludes diserbu pembeli yang sebagian besar teman-teman sendiri,” ujarnya. (d’one)

Om Aris sedang memantau murai batu hasil ternaknya.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.