Setelah jadi bahan perbincangan karena jarang lagi memborong gelar juara dalam sejumlah even, lovebird Kusumo akhirnya membuktikan kembali kehebatannya. Tujuh kali bertanding, tujuh kali pula Kusumo tampil sebagai juara 1 dalam lomba burung berkicau HUT Ke-16 Dewa 99 di gantangan permanennya, kawasan Medaeng, Kecamatan Waru, Sidoarjo, Minggu (20/9).

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Prestasi lovebird Kusumo kali ini perlu mendapat catatan tersendiri. Pasalnya, kemenangan ini diraih Kusumo di Gantangan Dewa 99 Sidoarjo, yang dianggap sebagai acuan lomba kelas lovebird di Tanah Air.

Suasana kelas murai batu di HUT Dewa 99 Sidoarjo, Minggu (20/9). Penonton duduk tenang.

Ya, selama ini Dewa 99 dikenal sebagai spesialis lovebird. Dalam setiap kontesnya, mulai dari latpres hingga lomba regular, Om Bambang Dewa dan kawan-kawan selalu membuka kelas lovebird dalam jumlah paling banyak daripada jenis burung lainnya.

Bahkan dalam gelaran HUT Dewa 99, yang dimulai sejak Sabtu (19/9) hingga Minggu (20/9), lovebird dibuka hingga 20 kelas, termasuk Kelas Best of the Best (BOB).

Lovebird Kusumo tujuh kali juara 1 di HUT Dewa 99.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Awalnya, H Sigit WMP Klaten hanya menurunkan lovebird Kusumo pada enam kelas regular, yaitu A, B, C, E, G, dan I. Keenam kelas ini berhasil dijuarainya. LB Kusumo lantas tampil pula pada Kelas BOB, yang hanya bisa diikuti juara 1 dan 2 pada semua kelas regular (A – S).

Nah, Kelas BOB pun berhasil dimenangi Kusumo, sehingga secara keseluruhan menjuarai tujuh kelas. Prestasi tersebut menyamai hasil yang diraih Kusumo dalam even Gubernur Jateng Cup di Semarang, 16 Agustus lalu.

Kemenangan dalam jumlah fantastis ini membuktikan bahwa Kusumo masih bertaji, serta masih siap bertarung dalam sejumlah even akbar ke depan, seperti Kapolda Cup Lampung (11/10), Pakde Karwo Cup V di Surabaya (18/10), dan Jaya Lestari Cup di Jakarta (25/10).

Prestasi ini sekaligus mengkonfirmasi bahwa tuduhan beberapa juri terhadap Kusumo sangat keliru, khususnya soal volumenya yang melemah, sehingga jarang lagi menyapubersih / memborong gelar juara 1 seperti kebiasaannya selama ini.

Lovebird Kusumo berfoto bersama panitia dan para juara di Kelas BOB.

Komentar para juri ini mengacu pada prestasi lovebird kesayangan H Sigit WMP Klaten di Kebumen Award (23/8; sekali juara 1, tiga kali juara 2), Piala Raja Jogja (6/9; dua kali juara 1, empat kali juara 2, sekali juara 3), dan Gubernur Jabar Cup di Bogor (13/9; juara 1, 1, 2).

Namun Om Sigit sejak awal membantah kalau volume Kusumo melemah. Sebab ketika Kusumo tujuh kali juara 1 di Gubernur Jateng Cup (16/8) maupun enam kali juara 1 di Surabaya Cup (10/5), volume lovebird Kusumo juga sama seperti saat tampil dalam tiga even yang disebutkan di atas.

Om Sigit lalu menduga terjadi pergeseran pakem penilaian pada EO tertentu, di mana volume lebih diprioritaskan, sehingga Kusumo jarang lagi menyapubersih gelar juara 1 seperti sebelumnya.

( Cerita selengkapnya bisa dilihat di sini )

Tanpa pagar pengaman, tapi penonton tetap tertib

Beberapa peserta terkesan dengan even HUT Dewa 99. Misalnya soal ketertiban penonton, kendati panitia sama sekali tidak menggunakan pagar pengaman, atau tanpa perlu tenaga keamanan khusus yang mencolok dan menyeramkan.

Panitia justru menyediakan kursi bagi para peserta dan penonton. “Ya, sudah menjadi tradisi lama di sini. Dulu memang harus bekerja keras mengedukasi peserta dan penonton. Tetapi karena kita selalu tegas dan konsisten, sekarang sudah otomatis tertib,” jelas Om Bambang Dewa.

Kalau ada peserta baru, biasanya mereka akan menyesuaikan diri. Apabila nekat teriak-teriak, tanpa dicolek pun harusnya malu, karena tidak ada teman lain yang teriak. Kalau ngeyel, ya dengan segala hormat dipersilakan meninggalkan kursi.

Khusus kelas lovebird dan kenari, peserta sengaja membatasi maksimal 40 ekor peserta untuk setiap kelasnya. Menurut Om Itok ILS (Solo) yang juga berpartisipasi dalam acara ini, seluruh kelas lovebird full gantangan, kecuali Kelas A / Kelas Pelangi (tiket Rp 500.000) yang terisi 31 gantangan.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

“Selama penjurian, penonton dan peserta benar-benar hening memantau burung. Ketika juri selesai menilai dan menancapkan koncer, mereka bertepuk tangan memberikan aplaus, termasuk saat lovebird Kusumo menang,” jelas Om Itok.

Tak terlihat wajah-wajah iri atau tidak mau menerima kekalahan. Semua tetap gembira. Benar-benar lomba yang indah. “Seharusnya semua lomba bisa meniru model Dewa 99. Benar-benar bermartabat sekali. Kami, para peserta yang jauh, pun jadi segan dan hormat kepada panitia dan juri,” ujarnya.

Om Itok kali ini tak menurunkan gaconya. Dia sekadar memantau beberapa lovebird milik koleganya yang dulu dibeli dari tempatnya. “Saya senang, karena banyak yang masuk juara,” tambahnya.

Burung-burung dari ILS banyak meraih juara.

Cucak hijau Alexandria hattrick

Selain Kusumo, bintang lapangan lainnya dalam even ini adalah cucak hijau Alexandria. Gaco andalan Om Jhon Luansa ini mencetak kemenangan hattrick, alias tiga kali juara 1.

Dua kelas lainnya dijuarai cucak hijau Ninja BC milik Mr Sobee Mawan (Joker BC) serta Hulk milik Om Vio (DK Kramat Surabaya). Juara 1-3 pada lima kelas cucak hijau kemudian bertemu lagi pada Kelas BOB, yang dimenangi Neymar milik H Mario Andretty (Lamongan).

Kru H Mario nyeri di anis kembang dan juara BOB Cucak Hijau.

Murai batu digelar empat kelas, termasuk satu kelas ring. Persaingan cukup ketat, sehingga tidak ada seekor murai pun yang mampu menjuarai lebih dari satu kelas.

Kelas A/Pelangi dijuarai murai batu Nogososro milik Mr Tatuk (Graha Sampurna Indah), mengungguli Kobe milik Om Daniel Walet. Kobe kemudian menjuarai Kelas B.

Adapun Kelas C dijuarai Bhisma, milik Mr Dewa (Istana Mentari), yang mengalahkan Hammer koleksi Om Franky DK (Surabaya). Kelas Ring dimenangi murai batu Bajang milik Om Rully.

Mr Tatuk (kanan): Murai batu Nogosoro terbaik di kelas utama.

Juara 1-3 murai batu pada semua kelas (termasuk ring) dipertemukan lagi dalam Kelas BOB. Rupanya kelas spesial ini dijuarai Hammer, yang pada kelas regular meraih juara 2 dan 3.

Beberapa burung sukses meraih double winner, misalnya cendet Shooter milik H Rizal (LBB Team), anis kembang Warior kepunyaan H Mario Andretty (Lamongan), anis merah Cut Tari milik Om Ronny Perkasa (Duta Pakde Karwo Cup), dan kacer Rojo Langit milik Budi Robot dari BnR Jatim. (Waca)

Suasana lomba di kelas kenari.

Hasil Lomba HUT Dewa 99, Sidoarjo (19-20 September 2015):

Lovebird | Cucak Hijau | Murai Batu | Punglor | Kacer | Kenari | Cendet | Kelas Lain

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.

Page: 1 2 3 4 5 6 7 8 9