Burung murai batu yang sering membuka sayap ketika bertemu musuhnya biasa disebut ngebetman. Biasanya pula, kondisi ini dibarengi dengan perilaku burung yang ngejeruji dan / atau turun ke dasar sangkar sambil ngeriwik. Hal ini tentu tidak disukai muraimania, karena mengurangi penampilannya saat dilombakan. Berikut ini penanganan burung murai batu kerap ngebetman.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ngebetman, atau dikenal juga dengan istilah ngelowo, sebenarnya merupakan karakter alami yang dimiliki burung bertipe petarung (fighter) seperti murai batu Kondisi ini hampir sama dengan kacer mbagong. Perilaku ini biasanya muncul jika burung dalam kondisi kurang fit, namun naluri fighternya terlalu tinggi.
Kendati demikian, apa sebenarnya penyebab murai batu ngebatman hingga kini belum diketahui secara pasti. Berdasarkan pengalaman para muraimania, kondisi tersebut bisa muncul karena beberapa faktor berikut ini:
Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...
- Murai batu mengalami over birahi (OB).
- Murai batu kalah mental atau down ketika melihat lawan terlalu agresif.
- Murai batu belum tuntas masa mabungnya (sedang dorong sayap / ekor), namun dipaksakan diadu bersama burung lain.
- Murai batu dijemur secara berlebihan, atau melebihi durasi yang dianjurkan.
- Murai batu terlalu jinak.
- Sudah bawaan / karakter dari burung itu sendiri.
Om Kicau ingin memberi penekanan pada murai batu yang terlalu jinak. Sebab, banyak kasus di mana murai yang terlalu jinak kerap ngebatman, termasuk saat didekati pemilik, perawat, atau orang lain. Namun ketika berlomba, dia tetap tampil trengginas, bahkan bisa juara. Kasus ini pernah dialami murai batu Joker JBC milik Om Hendy Yap.
( lihat juga Murai batu jinak ngebatman bukan berarti loyo )
Untuk penanganan murai batu yang terlanjur ngebetman atau ngelowo, terutama di luar faktor jinak, ada beberapa pola perawatan yang bisa diterapkan sesuai dengan penyebab di atas.
Murai batu yang over birahi saat ditarungkan cenderung menunjukkan perilaku ngebetman saat melihat lawannya. Untuk mengatasinya, sebaiknya burung diberikan terapi penenangan terlebih dulu. Untuk sementara, jangan paksa jagoan Anda berlomba dulu selama 1-2 bulan, jika kondisinya memang belum siap betul. Terapi yang bisa dilakukan untuk menurunkan birahinya antara lain:
- Rutin mengembunkan burung setiap pagi hari.
- Kurangi jatah pakan tambahan / extra fooding (EF) yang bisa memicu birahinya, terutama jangkrik. Adapun pakan yang mengurangi over birahi adalah cacing tanah atau ulat bambu yang diberikan pagi dan sore hari, sampai kondisinya benar-benar pulih kembali.
- Rutin mengumbar burung dalam kandang umbaran setiap hari.
- Kurangi durasi penjemurannya.
- Berikan multivitamin seperti BirdVit selama masa terapi.
Namun, jika perilaku ngebatman itu bukan disebabkan over birahi, melainkan karena kalah mental saat berlomba di lapangan, lakukan terapi sama seperti di atas. Perbedaannya, EF seperti jangkrik justru diberikan secara ad libitum (tak terbatas), alias semaunya burung. Mungkin burung bisa menghabiskan lebih dari 1o ekor.
Sebab turun mental juga dapat disebabkan burung kekurangan asupan berprotein tinggi seperti jangkrik dan kroto. Untuk sementara murai batu jangan sampai melihat burung sejenis, selama 1-2 bulan. Kalau kondisinya sudah fit, barulah burung diberi perawatan seperti sediakala.
Untuk mencegah agar momongan Anda tidak berperilaku ngebetman saat di lapangan, berikut ini beberapa hal yang mesti diperhatikan:
- Perhatikan umur murai batu sebelum dilombakan. Burung yang masih muda belum punya pengalaman ketika bertemu lawan-lawannya, terutama yang sudah mapan. Emosinya belum stabil dan terkadang meluap-luap, sehingga burung bisa kelelahan, drop mental, dan berujung ngebetman.
- Jangan melombakan murai yang belum tuntas masa mabungnya atau sedang beres mabung, terutama ketika sedang proses dorong ekor / sayap. Murai dalam kondisi seperti ini belum memiliki fisik dan stamina yang fit / prima, sehingga rentan mengalami ngebetman atau kalah mental/ngedrop. Hal yang sama berlaku pada murai batu yang terpantau jatuh bulu atau sedang memasuki masa mabungnya.
- Jika ngebetman itu terjadi akibat murai terlalu lama dijemur, terapi yang mesti dilakukan adalah mengurangi atau menghentikan EF pemicu birahi dan bersifat panas seperti jangkrik dan ulat hongkong. Cukup berikan cacing tanah dan ulat bambu saja. Selain itu, frekuensi mandi sebaiknya ditambah, namun durasi penjemuran dikurangi.
- Jika ngebetman terjadi akibat murai batu terlampau jinak, maka yang dibutuhkan adalah kemauan si pemilik burung itu sendiri. Contohnya, ketika memberikan jangkrik atau pakan serangga lainnya, sebaiknya jangan langsung disodorkan kepada burung, tetapi cukup dimasukkan ke dalam cepuknya. Dengan demikian, murai bisa berkurang kemanjaannya terhadap pemilik / perawat. Selain itu, pengumbaran yang teratur juga dapat membuat burung menjadi tidak terlalu jinak.
- Jika ngebetman terjadi akibat karakter bawaan, nah… ini agak sulit untuk mengatasinya. Salah satunya cara yang bisa dilakukan adalah rutin memberikan multimineral seperti BirdMineral. Hal ini untuk membantu mengatasi masalah metabolismenya, sehingga nalurinya sebagai burung fighter akan kembali muncul dan siap untuk ditandingkan.
Itulah beberapa cara penanganan burung murai batu yang kerap ngebetman. Dengan melakukan perawatan secara teratur, maka si murai akan kembali tampil secara maksimal, sehingga bisa membanggakan majikannya.