Selain menggelar sejumlah even bertajuk Road to Silobur Cup di Jabodetabek, Om Yogi KM Silobur dan kawan-kawan juga mengadakan even serupa di daerah-daerah, seperti Kudus (22/11) dan Jepara (6/12). Road to Silobur Cup di Jepara berlangsung di lapangan SMA Negeri Pecangaan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam even tersebut, kacer Bang Jali milik Om Herumulya (Juwana, Pati) dan lovebird Zaskia Gotik milik Om Irul (Bordeng SF) menjadi bintang lapangan.
Turun tiga kali atau mengikuti semua kelas yang dilombakan, kacer Bang Jali selalu tampil stabil. Di Kelas Classic, Bang Jali tampil sebagai juara 1 setelah mengalahkan lawan tangguhnya, kacer DM7 orbitan Om Juno (MU SF). Pada dua kelas lainnya, Bang Jali meraih juara kedua dan ketiga.
Dalam Road to Silobur Cup I di Kudus, 22 November lalu, kacer Bang Jali sukses mencetak hattrick. Hasil di kedua even ini membuat sang pemilik, Om Herumulya, merasa puas dan bangga. Dia pun berencana menurunkan Bang Jali dalam even akbar Valentine Day PBI di Jogja, 14 Februari 2016.
”Bang Jali memang kacer berkualitas. Dia tak cuma memiliki lagu bagus, tenaganya juga prima. Kerjanya anteng di satu titik (tangkringan),” ungkap Om Herumulya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Lovebird dibuka hingga lima kelas. Lovebird Zaskia Gotik milik Om Irul juga tampil stabil dengan meraih juara 1 di kelas utama (Classic) dan juara 2 Kelas KM. Di Kelas Classic, Zaskia Gotik mengungguli lovebird Supik milik Om Andi (Kulon) dan Lia kepunyaan Om Kier / Arief (Duta CLC).
Namun pada Kelas KM, Zaskia Gotik harus mengakui ketangguhan LB Strom koleksi Om Yancong (Jepara) yang meraih juara pertama. Zaskia Gotik di urutan kedua, disusul LB Syahrini milik Arofah (HAS BC).
Durasi penilaian Silobur memang cukup lama, sekitar 20 menit, sehingga burung harus memiliki stamina priama. Penjurian ini agak berbeda dari event organizer pada umumnya.
Awalnya tim juri akan memberi koncer pada burung-burung yang bekerja sebagai ajuan nilai mentok 38. Selanjutnya diberikan bendera kedua sebagai ajuan koncer A, B, dan C.
Pada tahap ketiga, barulah para juri memberikan bendera koncer A, B, atau C untuk menentukan juara 1, 2, 3, dan seterusnya. DI sini, para juri tidak boleh saling komunikasi.
Para penonton dan peserta juga dilarang keras berteriak menyebut nama burung, memanggil nama juri, atau mengeluarkan bunyi-bunyian. “Jadi, setiap juri harus mendiri dalam memantau serta memberikan nilai dan ajuan,” kata Om Yogi KM Silobur yang hadir langsung dalam even ini.
Saat berlangsung sesi cucak hijau, hujan cukup deras mengguyur arena lomba. Para peserta yang semula berada di luar pagar, akhirnya masuk ke lapangan untuk berteduh di bawah tenda, di pinggir gantangan. Mereka mampu menjaga ketertiban, dan tak ada yang berteriak-teriak. (Waca)
Hasil Lomba Road to Silobur Cup, Jepara (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.