Keistimewaan murai batu bahorok memang banyak membius para penghobi murai batu di negeri ini. Tidak sedikit pula breeder atau penangkar yang memilih murai batu bahorok sebagai materi induk di kandang ternaknya. Salah satunya adalah Mayor Laut (P) Harry Suyanto, perwira TNI AL yang ikut berkiprah melestarikannya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Om Harry Suyanto sejak dulu memang menyukai murai batu. Hobinya memang sempat terhenti ketika dia masuk pendidikan Akademi TNI AL. Selama 15 tahun berdinas, sebagian besar waktunya dihabiskan di kapal perang.
Berbagai jabatan pernah disandangnya, mulai dari kepala divisi hingga komandan KRI. Sekarang Om Harry Suyanto berdinas di Pusat Latihan Gladi Tugas Tempur (Puslat Glagaspur) Komando Latihan Komando Armada RI Kawasan Barat (Kolat Koarmabar), dengan jabatan kepala Departemen Evaluasi.
Hobi memelihara murai batu pun bisa dijalaninya kembali. Bahkan Om Harry juga terbukti sukses beternak murai batu, termasuk murai batu bahorok, dengan mengibarkan bendera Jalasena Bird Farm (BF).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Kecintaan saya terhadap burung kicauan mungkin karena keturunan. Apalagi sejak kecil saya dekat sama kakek yang menjadi penjual burung kicauan dan unggas di Pasar Karangayu Semarang,” tutur Om Harry.
Tahun 2002, ketika berpartisipasi dalam Satgas Rencong Pemulihan Keamanan di Nanggroe Aceh Darussalam, Om Harry berkesempatan memelihara murai batu. Sejak itu, kecintaannya terhadap murai batu asal Sumatera makin bertambah.
Ketika berdinas di Ibu Kota, Om Harry memutuskan menangkar murai batu. Selain untuk penyaluran hobi dan mengisi waktu senggang, dia ingin berkiprah dalam pelestarian burung terfavorit di negeri ini.
Maka berdirilah Jalasena BF di kawasan Pasirangin, Cileungsi, Bogor, yang memiliki 8 petak kandang indukan. Materi induknya sangat beragam, mulai dari murai batu tangse, murai batu nias, dan murai batu bahorok.
Semua indukan ini memiliki silsilah yang jelas, lantaran ditangkap langsung di hutan-hutan Sumatera, di bawah pengawasan langsung Om Harry Suyanto. Dengan demikian, anakan / trotolan murai batu hasil breeding Jalasena BF memiliki asal-usul yang jelas.
Tentang murai batu bahorok, Om Harry bahkan hunting langsung ke sumbernya, yaitu di Kabupaten Binjai, Sumatera Utara. “Saat liburan akhir tahun 2015, saya dan teman-teman Kopaska menjelajahi hutan-hutan di Bahorok hingga lereng Gunung Leuser,” ujarnya.
Dari ekspedisi itulah dia makin memahami mengapa banyak kicaumania sangat mengidam-idamkan murai batu bahorok. Selain bentuk fisiknya memang ideal sebagai burung petarung, mentalnya juga sudah terbentuk.
“Sebab, di alam liar, murai batu bahorok mendiami kawasan hutan yang banyak dihuni aneka fauna buas seperti harimau sumatera, monyet, dan beberapa burung predator. Itu yang membuat murai batu bahorok menjadi burung yang sangat mawas,” jelasnya.
Kini Jalasena BF sudah mampu memproduksi anakan murai batu bahorok, selain murai batu tangse, murai batu nias, dan lain-lain.
Di akhir pembicaraan dengan Om Kicau, sang komandan memberi pesan kepada para calon breeder murai batu. “Jangan pernah putus asa jika mengalami kendala. Semua proses mesti dinikmati, sebab usaha tidak akan pernah membohongi hasil,” tandasnya. (Dimas Aryokusumo)
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.