Om Sutrisno Kesit merupakan salah seorang pengorbit cendet jawara. Kicaumania asal Solo ini seringkali melahirkan burung-burung jawara, termasuk cendet Raja Santet. Sebelumnya, dia sukses mengorbitkan pentet Doa Ibu (Jagal), Modrik, G-String, dan lain-lain.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bagi Om Sutrisno Kesit, menjuarai sebuah lomba burung kicauan bukan sekadar memburu hadiah uang, trofi, dan piagam, melainkan sudah menjadi gengsi atau prestise tersendiri, sekaligus pengakuan tim juri terhadap kerja keras sang pemilik atau perawat dalam memoles jagoannya.
“Hadiah bukanlah segalannya. Yang terpenting, burung mau kerja, bisa terpantau para juri, serta mampu berprestasi,” kata Om Sutrisno Kesit, kicaumania yang tergabung dalam Konoha BC.
Cendet Raja Santet kini menjadi amunisi utamanya dalam berbagai lomba. Prestasinya relatif stabil dan bertahan lama. Burung ini pernah menjuarai gelaran Pertamax’s Team di Kartasura (16/9/2015), dengan hasil juara 1 dan 2, double winner di Latber KMS (Kicau Mania Sukoharjo), 5 Februari lalu, dan juara lagi di Saturday Cup IKPBS Solo (12/3).
Yang terbaru, cendet Raja Santet juga moncer dalam even Kapolres Cup Sragen, Master Cup, dan kontes akbar Soeharto Cup III di Jogja.
Raja Santet memiliki lagu isian yang mewah, antara lain suara burung gereja tarung yang nyeret panjang dan mbeset-mbeset tajam. Gayanya aduhai, duduk anteng pada satu titik di atas tangkringannya. Sambil ekornya bergerak mepet, Raja Santet ngeroll tajam.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dengan lagu dan gayanya yang istimewa, cendet asal Pamekasan (Madura) ini mampu bersaing dengan cendet-cendet jawara lainnya.
Kali ini Om Sutrisno Kesit ingin berbagi tips dalam memoles cendet agar mampu ngerol tajam dan duduk anteng di atas tangkringannya. Setidaknya, hal itulah yang diterapkannya pada cendet Raja Santet yang memiliki dua keunggulan tersebut.
Untuk extra fooding (EF) harian, Om Sutrisno biasa memberikan jangkrik sebanyak 5 ekor pada pagi hari dan 5 ekor lagi pada sore hari. Penjemuran dilakukan rutin setiap hari, dengan durasi dua jam.
“Namun, Raja Santet jarang mandi. Seminggu hanya mandi dua kali saja. Hai ini juga saya terapkan pada cendet Doa Ibu atau Jagal,” jelasnya.
Keunggulan lainnya dari cendet Raja Santet adalah mudah adaptasi terhadap lingkungan di sekitar arena lomba. Bagaimana pun kondisi lapangan, Raja Santet mudah sekali nampil.
“Settingan di lapangan saya lakukan sekitar tiga sesi sebelum digantang. Dalam hal ini, Raja Santet saya beri lima ekor jangkrik. Dengan settingan seperti ini, burung pasti selalu kerja,” tambah Om Sutrisno.
Itulah sepenggap tips perawatan cendet Raja Santet sehingga selalu duduk anteng di atas tangkringan, dan selalu ngerol tajam. (Kontributor: Om Mustaqim Wistara)
Salam sukses, Salam dari Om Kicau.   Â
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Komentar Terbaru