Apabila Anda menyimak daftar juara lomba regional maupun nasional yang berlangsung di Jabodetabek belakangan ini, nama lovebird Zuviter milik Om Tata (Atlantic BC) kerap ada di dalamnya. Bahkan dalam even Prabu Cup di Lapangan Batavia Tangerang, Banten, Zuviter sukses meraih double winner.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Yang membuat Om Tata makin bangga, Zuviter mampu membayangi sang fenomenal baru, lovebird Fretty milik Om Barnas Saputra (Depok).
Keduanya pernah bertarung dalam Launching Adam Kayu Manis Enterprise di Tangerang Selatan, 8 Mei lalu, dan sama-sama meraih double winner. Lovebird Fretty menjuarai Kelas Kayu Manis dan Pondok Cabe A, di mana Zuviter selalu menempati posisi runner-up.
Zuviter kemudian memenangi Kelas Pondok Cabe B dan Buser. Nah, di Kelas Pondok Cabe B inilah, Fretty harus mengakui ketangguhan Zuviter dan berada di peringkat kedua.
Keduanya kemudian bertemu lagi dalam even akbar BJB Cup di Taman Wiladatika Cibubur, 15 Mei 2016. Even ini juga diikuti dua lovebird hebat lainnya, yakni Ronggeng milik H Umar (Klender) dan Koclak milik Sien Ronny SF Surabaya.
“Ketika itu Fretty tampil ngedan dengan memenangi tujuh kelas. Tetapi lovebird Zupiter masih sanggup berprestasi dengan meraih empat kali juara kedua dan satu kali juara ketiga,” kata Om Tata, kicaumania asal Cise’eng, Parung, Bogor.
Seminggu kemudian, Om Tata menurunkan kembali gaconya dalam even Prabu Cup di Tangerang (22/5). Hasilnya, dua trofi juara 1 pun diraihnya, yakni Kelas Sampoerna dan Raja Tangerang.
Siapa sebenarnya lovebird Zuviter?
Lovebird Zupiter sebenarnya bukanlah burung kemarin sore. Sebelum menjadi milik Om Tata, burung ini sempat mampir di tangan beberapa pemain lainnya. Namun selama itu pula tak pernah tampil maksimal di lapangan. Padahal beberapa pemilik sebelumnya termasuk pemain lovebird kawakan.
Itu sebabnya, Zupiter berkali-kali dilego ke pemain lain, sampai akhirnya jatuh ke tangan Om Tata. Butuh waktu lama untuk memaksimalkan kinerja Zuviter di lapangan, meski materi dasar suara ngekeknya bisa dibilang sangat panjang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kendala terbesar yang membuat LB Zuviter susah nampil adalah perilakunya yang nakal di lapangan, tak mau anteng di tangkringan, bahkan seringkali ngeruji. Kalau sudah begitu, potensi ngekek panjangnya pun langsung sirna.
“Sudah setahun burung ini di tangan saya. Saat itu burung nggak bisa diam, ngeruji terus. Butuh waktu lumayan lama untuk menunggunya moncer,” jelas Om Tata.
Baru enam bulan terakhir inilah, lovebir Zuviter mulai menunjukkan prestasinya dan makin hebat dalam sebulan terakhir ini. Itulah yang membuat Om Tata bangga dan puas melihat perubahan perilaku burung andalannya itu.
Lalu, bagaimana kiat Om Tata menjadikan Zuviter menjadi lovebird langganan juara? Dengan merendah, dia mengakui bahwa semua ini berawal dari ketidaksengajaan.
Mengingat kesibukannya sebagai pengusaha pakaian, dan waktunya sering dihabiskan di toko, Om Tata tak sempat mengkondisikan lovebird Zuviter. Dia berangkat pagi dan pulang sore, sehingga tidak sempat menjemur Zuviter.
Suatu hari terjadi sebuah ketidaksengajaan yang membawa berkah. Ketika itu, seperti biasanya, Om Tata pulang sore. Habis maghrib, dia iseng-iseng memandikan lovebird Zupiter dengan cara disemprot.
“Eh…, setelah mandi malam itu, Zuviter kok berubah tidak nakal. Dia mau duduk anteng di atas tangkringan, sambil bunyi terus, dengan durasi ngekek cukup panjang,” tambah Om Tata. Dia sempat mencatat, durasi ngekek lovebird Zuviter maksimal bisa mencapai 1 menit 15 detik.
Penasaran melihat perubahan performa itu, Om Tata iseng-iseng mencoba menurunkan lovebird Zuviter dalam even lokalan di Parung. Untuk kali pertama, Om Tata merasakan jagoannya bisa meraih juara satu bahkan langsung double winner.
Begitu juga dalam even-even berikutnya, Zuviter hampir selalu menjadi juara. Penawaran pun langsung berdatangan, mulai dari Rp 25 juta, Rp 50 juta, hingga Rp 75 juta. Yang terakhir, ada lovebird mania yang mengajak dibarter dengan satu unit mobil Toyota Avanza yang masih gres.
Namun Om Tata terlanjur sayang, sehingga untuk saat ini belum ingin melepas Zuviter. Apalagi prestasi demi prestasi terus diukirnya, setelah melampaui masa-masa sulit (nggak mau nampil) cukup lama.
Om Tata menjelaskan, LB Zuviter punya kebiasaan unik. Kalau dinaikkan mobil menuju arena lomba, dia tidak mau ditempatkan di bagian belakang.
“Maunya ditaruh pada jok tengah. Pernah beberapa kali saya taruh di belakang, eh… di lapangan nggak mau jalan. Tapi begitu ditaruh di jok tengah, barulah dia mau kerja maksimal, termasuk menjuarai even-even akbar,” tandas Om Tata. (d’one)