Penangkaran murai batu Yaqisa Bird Farm (BF) Bekasi dikenal sering melahirkan burung-burung jawara. Bisnis yang dirintis Om Imam Iswahyudi sejak lima tahun lalu itu mengandalkan indukan-indukan berkualitas, bahkan sebagian besar merupakan eks jawara lomba.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebut saja murai batu Leonidas, Singo Edan, Seruling Mas, Indigo, Gladiator, Amplas, Black Top, dan Black Duck. Semuanya pernah menjadi juara lomba di wilayah Jabodetabek dan kini menjadi indukan favorit di Yaqisa BF. Black Top dan Black Duck merupakan murai batu ekor hitam.
“Anakan-anakan murai batu dari indukan-indukan tersebut memang sering moncer di lapangan. Sebagian besar moncer di tangan pembeli yang tersebar di Jabodetabek maupun luar kota,” ujar Om Imam Iswahyudi.
Meski ada delapan kandang favorit, Om Imam mengakui kalau trah Leonidas paling diminati dan menjadi andalan utamanya. Sebab banyak sekali anakan Leonidas yang ketika dewasa menjelma menjadi burung jawara.
Salah satu anakan Leonidas, yakni murai batu Orok, sampai sekarang masih di tangan Om Imam dan menjadi andalannya di lapangan. Prestasinya sudah lumayan banyak, sejak tampil perdana usai lepas bulu trotolannya.
Melihat prestasi Orok, beberapa pelanggan pun mulai indent calon adik-adiknya. Ya, sudah lazim dalam penangkaran murai batu, jika ada burung yang berprestasi, maka adik-adiknya pun bakal diminati para pembeli atau pelanggan.
Beberapa adik Orok terbukti juga moncer di tangan pembelinya, antara lain Junior. Semua fakta ini makin meneguhkan kualitas dari trah Leonidas.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tetapi tak hanya trah Leonidas yang moncer di lapangan. Murai batu Kliwon, anakan Black Duck, kini juga moncer di tangan kicaumania asal Manggarai, Jakarta Selatan. Burung dengan kode ring Yaqisa 136 ini merupakan hasil perkawinan antara Black Duck (murai blacktail) dan murai betina ekor putih.
Menurut Om Imam Iswahyudi, untuk mendapatkan anakan murai batu berkualitas, mau tak mau harus melakukan seleksi indukan secara ketat. Itu sebabnya, induk jantan harus pernah menjadi juara lomba. Adapun induk betina diusahakan merupakan trah dari burung jawara pula.
Dengan melakukan seleksi indukan seperti itu, maka peluang untuk mendapatkan anakan murai berkualitas pun makin besar. Setidaknya, burung sudah mempunyai materi yang bagus, volume kencang, mental bertarung yang tinggi, dan gaya ngeplay yang aduhai.
Selanjutnya bagaimana sang pemilik mengkondisikan burung agar nantinya memiliki prospek di lapangan. Misalnya, bagaimana pola perawatan hariannya serta proses pemasterannya.
“Kalau perawatannya baik, tentu hasilnya juga maksimal, karena kualitas genetiknya juga sudah bagus,” kata Om Imam, ketika ditemui omkicau.com di kediamannya, kawasan Harapan Indah, Bekasi.
Kandang murai batu berada di lantai dua rumahnya. Jumlahnya memang tidak banyak, hanya 14 petak kandang. Dia sengaja membatasi jumlah indukan, agar bisa benar-benar fokus “mencetak” anakan-anakan murai berkualitas.
Setiap petak kandang berukuran panjang 2 meter, lebar 1,2 meter, dan tinggi 3 meter. Dinding belakang serta dinding samping kiri-kanan terbuat dari batako. Adapun dinding depan terbuat dari kawat ram.
Kotak sarang terbuat dari kayu / triplek, ditempatkan di pojok bagian atas. Setiap kandang cukup disediakan satu kotak sarang. Khusus untuk indukan yang berpoligami (1 jantan 2 betina), kotak sarang disediakan dua buah.
Bak mandi diletakkan di lantai / dasar kandang. Tempat kroto dibatasi bak air, untuk mengindari kerumunan semut. Pepohonan kecil ditempatkan di dalam kandang untuk menjaga kelembaban kandang, mengingat kandang berada di lantai atas yang udaranya lebih panas.
Pakan tambahan / extra fooding (EF) seperti jangkrik diberikan tanpa batas, alias sekenyangnya. Kroto dan cacing tanah juga diberikan sepuasnya, terutama pada masa produksi. Cacing tanah dan jangkrik ditempatkan dalam bak khusus.
Induk murai betina rata-rata bisa menghasilkan 3 butir telur dan hampir semuanya menetas. Jika sudah berumur 7-8 hari, anakan murai batu langsung dipanen, dipindahkan ke sangkar khusus yang dilengkapi lampu penghangat.
Anakan murai batu selanjutnya dibesarkan oleh perawat hingga bisa makan sendiri, atau sekitar 1,5 – 2 bulan. Selanjutnya, trotolan murai batu langsung dipasarkan atau diambil oleh pemesan yang sebelumnya sudah indent. (d’one)
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.