Bicara merpati tinggian di Jakarta tidak bisa dipisahkan dari Perkumpulan Olahraga Seni Merpati Terbang Tinggi (Posmeti) Pulomas. Di sinilah para penggemar merpati tinggian berkualitas berkumpul. Karena ketenarannya, burung-burungnyapun selalu disegani, bahkan sering menjuarai kejuaraan nasional.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Para anggota Posmeti Pulomas berlatih di lapangan yang berada di samping gedung lama Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Jalan Pulomas Barat, Jakarta Timur.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perkumpulan yang diketuai Om Sugih ini memiliki 7 lapak / kandang dengan kode warna yang berbeda, sebagai penanda tim yang tergabung di dalamnya, misalnya lapak pink, kuning, hijau, dan sebagainya. “Kami berlatih setiap Sabtu dan Minggu, mulai jam dua siang hingga jam lima sore,” tutur Om Sugih.
Ada tiga agenda penting yang belum lama ini digelar, yakni kejuaraan antarkandang, Best Of The Best (BOB), dan Teguh Cup (27/8).
“Teguh Cup digelar sebagai bentuk penghormatan para merpati mania di lapangan ini terhadap dedikasi Om Teguh yang mendirikan Posmeti Pulomas, 20 tahun silam. Karena jasa-jasa beliau, akhirnya kami bisa mendapat tempat latihan di lokasi ini,” jelas Om Kawi Salim, tokoh sekaligus salah satu pemilik kandang di lokasi tersebut.
Menurut dia, Om Teguh mendirikan Posmeti Pulomas dan menyediakan berbagai fasilitas tanpa pamrih apapun. “Even Teguh Cup baru pertama kali kita gelar, sebagai ucapan terimakasih para penggemar merpati di Pulomas,” tambahnya.
Merpati Raden, jawara andalan Kandang Pink
Dari tujuh kandang atau lapak yang ada, yang cukup popular adalah Kandang Pink milik Om Kawi Salim. Kandang yang berkekuatan 11 orang kru dan awak kandang ini kerap menjuarai turnamen yang digelar di Pulomas, termasuk memenangi Teguh Cup.
Salah satu andalan Kandang Pink adalah merpati Raden. Meski umurnya baru 1,5 tahun, tetapi mampu menjuarai Teguh Cup.
Raden merupakan merpati hasil breeding Om Kawi Salim. Semua merpati hasil ternaknya menggunakan ring Raja. Induk jantannya bernama Halmahera, sedangkan induk betina merupakan trah Batigol. Semua merpati hasil ternaknya menggunakan ring Raja.
“Kandang ternak sengaja saya tempatkan terpisah dari lapak, biar lebih fokus,” jelas Om Kawi. Kandang ternak yang berada di seberang lapangan itu tertata rapi, asri, dan ideal.
Sudah banyak merpati tinggian ring Raja yang berprestasi. Bahkan mulai umur 4 hingga 8 bulan, sudah banyak gaco orbitannya yang teruji di lapangan. Sayangnya, Om Kawi sampai saat ini belum berniat mengkomersilkan merpati hasil penangkarannya.
“Soalnya hanya punya belasan pasangan induk saja, belum banyak, dan untuk sementara kita gunakan sendiri untuk mainan di lapangan, sekadar hobi,” ujarnya. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.