Murai batu Malaikat Subuh menjadi bintang dalam lomba burung berkicau Piala Bregas di halaman utama Mako Brigif-4 / Dewa Ratna, Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu (26/9). Turun di semua (3) kelas, gaco andalan Om Sulistio Raharjo (Punokawan BC) ini selalu menjadi juara pertama alias mencetak hattrick.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tak pelak, meski lomba sudah berakhir, murai batu Malaikat Subuh tetap menjadi buah bibir para peserta lainnya dan penonton yang menyaksikan penampilannya yang sangat stabil.
Malaikat Subuh (MS) mengawali kemenangannya pada Kelas Pujaankuh Dewa Ratna yang diikuti 71 peserta, atau hanya bolong satu gantangan saja. Juara kedua dan ketiga diraih Bos Kecil milik Om Wakhidin (Bolang Team Purwokerto) dan Komatsu besutan Om Aroni (Dukuhwaru Tegal).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kehebatan MS berlanjut ketika memenangi kelas utama Cintakuh Ronggolawe yang full (72) gantangan. MS mengalahkan murai batu Melisa milik Om Aditya (Tegal) dan Agnes besutan Om Willy (Tegal).
Gelar ketiga diraih Malaikat Subuh saat menjuarai Kelas Maniskuh Ebod Joss (57 peserta), unggul atas Laskar milik H Hendro (Cirebon) dan Kramat kepunyaan Om Megeng (Padaharja Tegal).
Kehebatan Malaikat Subuh terletak pada materi isian, gaya, durasi, dan volumenya. Materi isiannya terdiri atas cililin, kenari, rambatan, dan siri siri. Penampilannya anteng, hanya sesekali naik-turun tangkringan, dan terus bunyi tanpa jeda sepanjang durasi penilaian, didukung volume suaranya yang mumpuni.
“Malaikat Subuh masih tahan main dua atau tiga kelas lagi. Tetapi panitia hanya membuka tiga kelas,” tutur Om Sulistio, sesaat sebelum menerima hadiah yang diserahkan oleh Komandan Brigif 4 / Dewa Ratna Slawi, Letkol Inf Tofik.
Menurut Om Sulisto, Malaikat Subuh merupakan murai batu bahorok. Burung sudah berumur sekitar 10 tahun, dan termasuk jawara lintas-EO, terutama di Blok Tengah dan Blok Barat, bahkan pernah moncer pula dalam even-even nasional seperti Piala Raja.
Kenari Cobra Pantura nyeri juara 1
Burung lain yang menonjol prestasinya di Piala Bregas adalah kenari Cobra Pantura. Gaco Om Mubarok JP (A3 SF Tegal) yang sehari-hari dirawat Om Fery Fians ini nyeri juara 1.
Cobra Pantura menjuarai Kelas Standar Umum Pujaankuh Dewa Ratna, mengalahkan Bandit koleksi Om King King (Kusuma Jaya Team / KJT Brebes) dan Gladiator besutan Om Kevin / Faisal, juga dari KJT.
Kelas Standar Kalitan Maniskuh Ebod Joss juga dimenangi Cobra Pantura, disusul kenari Ambasador besutan Om Dzaky (R-9 BC) dan Gansen kepunyaan Om Agus (Aero Aero). Keunggulan Cobra Pantura terletak pada kerajinan bunyi dan irama lagu yang terdengar dinamis, serta volume dan gayanya yang anteng.
Secara keseluruhan, gelaran Piala Bregas yang diselenggarakan Ronggolawe Nusantara BC Tegal ini berjalan lancar. Memang ada beberapa protes kecil. Tetapi peserta yang protes bersikap santun dengan mendatangi ruangan tim juri, dan semuanya dapat diselesaikan secara baik.
Tiket terjual tercatat 1.339 lembar. Para peserta umumnya berasal dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Barat.
Hebatnya lagi, Ronggolawe Tegal melibatkan 11 pengelola gantangan di Kota / Kabupaten Tegal, antara lain Kaligung BC, Yudhistira BC, Padma Kusuma BC, dan Kokaba BC.
“Kita boleh bersaing secara sehat dalam mengelola gantangan masing-masing. Tapi untuk Piala Bregas yang baru pertama kali diselenggarakan, kita harus kompak bersatu untuk menyukseskannya,” tutur Om Sultonul Arifin alias Om Uton Saka, ketua panitia yang juga pengurus Ronggolawe Nusantara DPC Tegal. (Julis Nur Hussein)
Hasil Lomba Piala Bregas | Galeri Gambar