Acungan jempol patut diberikan kepada semua personel BnR yang terlibat dalam kepanitiaan lomba burung berkicau Presiden Cup IV di Parkir Senayan Jakarta, Minggu (2/10). Meski dicegat hujan sejak pukul 14.00, lomba yang memainkan 108 sesi itu bisa dirampungkan sekitar pukul 20.00.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Inilah rekor sesi terbanyak dalam sejarah lomba burung kicauan di Indonesia. Panitia menggunakan 4 lapangan, masing-masing memainkan 27 sesi. Tiket terjual sekitar 6.450 lembar. Bahkan jauh-jauh hari sebelumnya, banyak kicaumania tidak kebagian tiket terutama di kelas-kelas favorit seperti murai batu, lovebird, cucak hijau, kenari, dan kacer.
B16 Team pimpinan H Sadat tampil sebagai juara umum bird club (BC). Runner-up BC ditempati 279 Team. Kedua tim ini mendapat hadiah uang pembinaan masing-masing senilai Rp 10 juta dan Rp 2,5 juta.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Adapun gelar juara umum single fighter (SF) diraih V3 BKS Samarinda dan memperoleh hadiah uang pembinaan Rp 5 juta. Dikawal langsung H Fitri BKS yang datang dari Samarinda bersama istri, V3 BKS mengumpulkan 21 poin juara 1, unggul atas pesaing utamanya: Sien Ronny SF Surabaya.
Poin penting bagi V3 BKS antara lain disumbang oleh lovebird Awe We milik Om Indra Andong serta lovebird Fretty andalan Om Barnas Saputra.
Lovebird Awe We sukses menjuarai lima kelas (quintrick). Dua gelar di antaranya diatasnamakan V3 BKS, tetapi tiga gelar lainnya diatasnamakan Pesut SF Samarinda tempat bernaung Om Indra Andong selama ini.
Tak mau kalah, lovebird Fretty juga menyumbang dua gelar juara pertama untuk V3 BKS. Rivalitas di kelas lovebird memang sangat ketat, lantaran hampir semua lovebird terbaik nasional turun di sini, termasuk sang fenomenal Kusumo.
Meski tak didampingi pemiliknya, H Sigit WMP, lovebird Kusumo tetap tampil menawan dan menjadi “artis” yang terus diburu para penggemarnya. Kusumo yang memperkuat Sien Ronny SF memenangi pertarungan seru di Kelas DPR A, mengalahkan lovebird Awe We dan Puteri Dewi (Sien Ronny SF).
Gelar kedua diraihnya di Kelas DPR B, unggul atas Fretty dan Putra Kutai milik V3 BKS. Tetapi di Kelas MPR, atau kelas utama lovebird, Kusumo harus menerima kenyataan pahit. Menempati gantangan pinggir, dan kebetulan turun hujan, tubuh Kusumo pun basah kuyub sehingga penampilannya cukup terganggu.
Meski demikian, Kusumo masih bisa nangkring di posisi kelima. Kelas ini dimenangi Awe We, disusul Fretty dan Gentar milik JJ Raffi dari JRC Team Bogor.
Kusumo semula bakal diturunkan lima kali. Namun dua sesi terakhir digelar menjelang maghrib dan malam hari. Mengingat karakter lovebird Kusumo yang sering turun ke bawah jika main malam hari, akhirnya kru Om Sigit hanya menurunkannya sekali di Kelas Probiovit C, dengan hasil juara 4.
Hasil nyeri juara 1 plus juara 4 dan 5 membuktikan kalau LB Kusumo mampu berprestasi cukup lama, bahkan masih mampu bersaing dengan lovebird-lovebird hebat lainnya dalam even sebesar Presiden Cup.
Murai batu MS raih mobil New Avanza
Kelas paling bergengsi (Presiden) hanya melombakan murai batu. Meski tiketnya seharga Rp 3,5 juta, hadiah yang disediakan pun sangat menggoda, yakni 1 unit mobil New Avanza. Hadiah juara 2 dan 3 juga tetap menggiurkan, yakni Rp 35 juta dan Rp 15 juta.
Sejumlah burung hebat turun di sini, termasuk murai batu Ohara koleksi Om Prio (AK 47 SF Bandung) yang paling diunggulkan, Bravo langganan juara kelas bergengsi milik Om Cece (Jakarta), MS (Murai Sakti) milik H Sukarto (SKR SF Cicurug), Super Bejo gaco lawas andalan Om Miing Basket (Surabaya), dan Maha Dewa milik Sien Ronny yang dirawat Om Dedy JB di Jambi.
Dalam persaingan ketat ini, murai batu MS yang memperkuat Sien Ronny SF tampil sebagai jawara 1 dan berhak memboyong mobil New Avanza. MB Ohara dan Speed Joger milik Sien Ronny harus puas di posisi kedua dan ketiga.
Sama seperti LB Kusumo, murai batu Ohara juga menjadi “artis” yang menjadi tontonan peserta dan penonton lainnya. Bahkan pemiliknya, Om Prio, juga ramai didatangi para penggemarnya, sekaligus meminta foto bareng.
Beberapa murai batu asal Lampung sukses di Presiden Cup IV. Misalnya MB Kiamat andalan H Sona (juara 1 Kelas DPR B), Merapi milik Mr Joss (juara 1 Kelas Wapres), dan Togar milik Om Cholik (juara 1 Kelas Menteri B).
Jagoan lain yang bersinar adalah murai batu Bom Waktu. Gaco milik Om Hadzqi (Wahana SF) ini dua kali juara 1, masing-masing di Kelas Probiovit A dan Gurah. B16 Team moncer bersama MB Barneet milik Om Martin / Iban yang menjuarai Kelas MPR A.
Tiga kelas murai batu ring dimenangi burung berbeda. Panglima Kumbang (PK) milik H Mario tampil sebagai jawara di Kelas DPR. Om Mario memperkuat barisan V3 BKS. Kelas BnR 36 juga dimenangi V3 BKS melalui murai batu ring Jet Lee.
Murai batu Leged andalan Bolang SF Tangerang (V3 BKS) terbaik di Kelas MB Ekor Hitam DPR, unggul atas Temon dan Edan, keduanya memperkuat Sien Ronny SF.
Murai borneo Bobo milik Danz Asoka Star BC (Kaltim Berau) nyaris double winner. Gaco ini menjuarai Kelas Gurah. Sayangnya, di Kelas Probiovit, Bobo harus puas di posisi kedua. Kelas ini dimenangi MB Terorist besutan H Ayang S / M Faisal (Bon Jovi BBC).
Beberapa burung yang pernah meraih kemenangan dalam Presiden Cup III (2014) kembali moncer. Misalnya pleci Silet milik Om Budi Indo (Ronggolawe BC). Dua tahun lalu, burung ini nyeri juara1. Kali ini, pleci Silet menjuarai Kelas Gurah C dan runner-up Kelas AMB D.
Hal yang sama dialami murai batu Viking milik Om Robbie Doda. Dua tahun lalu, Viking meraih juara 2 di kelas ring, kali ini juara 4 Kelas Ring BnR 36 dan juara 5 Kelas Ring Probiovit.
Area Parkir Selatan Senayan penuh sesak, seperti lautan kicaumania. “Sungguh meriah, tapi areanya agak sempit, sehingga kurang begitu nyaman,” kata Om Johan, kicaumania asal Pekanbaru.
Namanya lomba akbar, tentu saja tidak bisa memuaskan seluruh peserta. Sebagian peserta terkena diskualifikasi akibat melanggar aturan yang disepakati. Terutama menyangkut aksesoris di kandang, seperti penempatan striker, cepuk pakan dan minum, dan tangkringan. Semuanya wajib mengikuti aturan panitia penyelenggara.
Kalau berani melanggar aturan aksesoris kandang, tanpa ampun akan terkena diskualifikasi. Burung yang terkena diskualifikasi tidak akan dinilai.
Om Raya, peserta dari Bekasi, juga terkena diskualifikasi. Dia terbalik memasang kayu penyangga tangkringan (warna hitam). Murai batu andalannya, Kamerun, akhirnya gagal berlaga di Kelas MB Ekor Hitam DPR. Selain dia, banyak peserta lain yang terkena diskualifikasi.
Om Wahid yang juga bernasib sama. “Aturan yang ditetapkan sebaiknya dijelkaskan sejak jauh-jauh hari. Ini sih pengumumannya selalu berubah-ubah, membingungkan, tidak baku,” ungkap Om Wahid yang terkena dis karena tangkringannya tidak sesuai.
Meski demikian, secara keseluruhan lomba berlangsung meriah. Sebagian besar peserta cukup puas dengan gelaran ini, baik yang masuk daftar juara maupun tidak. Acara ditutup dengan pengundian doorprize, antara lain 3 unit sepeda motor, 5 unit televisi, uang tunai Rp 1 juta, dan lain-lain. (d’one)
Hasil Lomba Presiden Cup IV, Jakarta (Minggu, 2 Oktober 2016):
Kelas Murai Batu | Cucak Hijau | Kacer | Lovebird | Kenari | Anis Merah | Pleci | Cucak Jenggot | Pentet | Ciblek | Kelas Lain
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.