[dropcap style=”style1″]T[/dropcap]erbang di angkasa adalah impian bagi manusia sejak zaman dahulu kala. Banyak manusia berusaha mencari jalan dalam mewujudkan impian mereka untuk terbang. Namun, ambisi mereka itu baru tercapai pada awal abad kedua puluh.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Melalui berbagai macam percobaan dan penelitian yang panjang, akhirnya mereka membuat pesawat berteknologi tinggi. Hanya saja ketika pesawat terbang yang dibuat oleh manusia dibandingkan dengan pesawat terbang yang sudah ada secara alamiah, maka penemuan manusia tersebut tidak berarti apa-apa, meskipun teknik pesawat yang mereka buat memiliki kecanggihan yang luar biasa. Pesawat terbang itu seperti burung. Burung adalah penghias angkasa raya. Ia mampu terbang di atas maupun di bawah ketinggian tertentu dengan cepat atau sangat lambat. Teknik penerbangan burung selalu sempurna.
Dalam pembahasan ini, akan diulas tabiat beberapa burung saja, karena setiap burung memiliki karakteristik masing-masing. Tujuannya agar kita bisa melihat keajaiban ciptaan Allah ini berikut ciri-cirinya yang mengagumkan.
Rupanya merpati merupakan jenis burung yang paling sering dijumpai oleh manusia dalam kehidupan mereka sehari-hari. Ketika kita meneliti dengan seksama susunan makhluk kecil yang lepas dari pantauan kebanyakan orang yang melihatnya, maka kita akan menemukan mukjizat dalam penciptaannya. Kita akan mengetahui sebuah fakta secara mendetail bagaimana merpati itu lepas landas (take off) dari bumi ke angkasa. Kita juga akan menyaksikan kehebatan arsitektur desain penciptaan burung yang sempurna.
Pertama-tama burung merpati loncat ke atas. Saat mau lepas landas, ia mengangkat tinggi kedua sayapnya. Kemudian condong kedepan sebentar dan terbang tinggi sesuai dengan jarak jangkaunya di udara. Adapun burung-burung yang posturnya lebih besar dari merpati tidak bisa melakukan gerakan yang sulit ini lebih dari dua kali. Bahkan, burung yang besar seperti Albatros tidak akan pernah bisa melakukan gerakan tersebut selamanya. Karena itu, masing-masing burung memiliki teknik lepas landas yang berbeda-beda. Misalnya lepas landas secara bertahap di lapangan luas. Inilah cara yang digunakan manusia dengan pesawat terbangnya. Gerakan lepas landas yang pertama merupakan tahapan yang paling sulit dilakukan oleh burung pada umumnya. Selanjutnya, ia akan terbang dengan mudah secara sempurna di angkasa.
Apa yang membuat seekor burung merasa aman bergantungan di udara setelah lepas landas saat yang pertama? Jawabannya mungkin terletak pada kesempurnaan pola arsitektur yang ada di bawah kedua sayap burung tersebut. Bagian belakang dari kedua sayap burung itu berbelok ke bawah sedikit. Ia melawan hembusan udara dari bawah sayapnya yang lebat dengan belokannya itu. Dengan cara ini, seekor burung bisa terbang tinggi ke atas. Adapun hembusan udara dari bagian atas sayap dapat ditahan oleh bagian depan sayap atas. Dengan begitu, ia bisa memperkecil volume udara yang berhembus di atas sayapnya untuk melesat ke tempat yang lebih tinggi. Apabila ada ruang udara yang cukup, maka kekuatan gravitasi yang ada diatas sayap dan kekuatan terbang tinggi yang ada dibawah sayap cukup untuk menggantungkan burung tersebut diudara.
Burung Albatros bisa berjam jam berada di udara hanya dengan mengandalkan hembusan angin dari bawah ke atas, tanpa mengepakkan kedua sayapnya.
Beberapa burung membuat arus udara sendiri yang selalu ada di bagian bawah sayapnya. Oleh karena itu, ia mengepakkan sayapnya. Seolah-olah burung tersebut mendayung diudara dengan sayapnya. Saat ia mengangkat kedua sayapnya ke atas, sebagian sayapnya mengumpul ke arah bagian dalam. Demikianlah caranya saat mengurangi pengaruh angin. Saat meluncur ke bawah, ia membuka kedua sayapnya dengan sempurna. Bulu-bulu sayapnya menyelusup masuk dengan rapi antara satu dengan yang lain pada setiap gerakan. Kendati begitu, bagian bawahnya tetap halus, padahal pada setiap saat gerakan sayapnya selalu berubah-ubah. Bentuk sayap burung dan bulu-bulunya dalam fungsinya sebagai pengatur energi udara sungguh sempurna.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Itik dengan kelebihan bentuknya yang menyimpan energi angin yang indah terlihat seolah-olah mengambang di udara dengan lambat, padahal ia memiliki kekuatan terbang dengan kecepatan sekitar 70 km/jam. Sayap-sayap burung yang bermacam macam bentuknya memberi inspirasi bagi manusia dalam merakit pesawat terbang sepanjang zaman. Sebagian sayap-sayap tersebut pendek dan kuat agar dapat melakukan daya gerak secara terus-menerus. Sebagiannya lagi sempit dan tajam agar dapat terbang dengan cepat. Sebagiannya lagi panjang dan luas agar dapat terbang dengan menjulang tinggi. Sebagiannya lagi panjang dan sempit agar dapat terbang diudara dengan mudah.
Allah Swt telah menciptakan susunan alat penerbangan secara sempurna pada setiap organ burung, sesuai dengan kebutuhannya masing-masing. Sebagian burung terbang berbulan-bulan lamanya. Ia makan, minum, dan tidur di udara. Burung elang dapat memangsa korbannya dengan kecepatan 300 km/jam. Burung garuda tidak terbang hanya untuk mencari makanan saja, tetapi ia terbang untuk menambah kekuatan juga. Karena setiap penerbangan harus diakhiri dengan pendaratan (landing), pendaratan dengan aman sangat penting sebagaimana ketika lepas landas (take off).
Dalam hal landing, burung juga pintar. Disamping untuk terbang, ia juga menggunakan kedua sayapnya untuk mengerem. Jenis burung yang bernama pafin mampu mengambang di udara hanya dengan bantuan arus angin yang naik. Jenis burung ini juga melakukan hal serupa saat mendarat. Tanpa memperhatikan hal itu meskipun hanya sebentar, mungkin akan meniadakan berbagai hasil penemuan di atas yang dahsyat dan indah. Demikian pula halnya dengan angsa. Ia merupakan salah satu spesies burung yang dilengkapi dengan sayap-sayap berukuran besar. Ia akan turun ke permukaan air seperti halnya sebuah kapal laut, dengan telapak kakinya sebagai rem.
Burung elang (eagle) mendarat pada sarangnya yang ada di sisi jurang yang dalam dengan cara terbang meluncur tajam, dengan rancangan arsitektur yang sangat cermat. Pertama-tama ia mulai meluncur dengan cepat ke arah tujuan tertentu di bawah sarangnya. Kemudian dengan segera ia menikung ke atas dengan menjadikan angin sebagai rem. Sesampainya di sarang, kecepatannya dikurangi sampai ke titik nol.
Tidak diragukan lagi bahwa semua rancangan yang ada pada organ-organ burung merupakan hasil kreasi Zat yang Mahaluhur. Inilah hasil ciptaan Allah SWT yang indah lagi mengagumkan.
1 Hisham Thalbah (et.al), Mukjizat Al-Qur’an dan Hadits, Terj. Syarif Hade Masyah (et.al) (Jakarta: PT. Sapta Pesona, 2010), hlm. 102-105.