Persaingan ketat di arena lomba burung kicauan membuat para pemain aktif berburu burung-burung masteran. Salah satu burung masteran yang banyak dicari saat ini adalah tengkek buto, selain cililin, cucak jenggot, dan kapas tembak.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tengkek buto kerap dijadikan materi isian alternatif untuk murai batu, cucak hijau, lovebird, dan lain-lain. Tetapi dibandingkan dengan beberapa burung masteran lainnya, tak banyak pedagang burung yang menyediakan tengkek buto.
Bagi sobat kicaumania yang tinggal di wilayah Jabodetabek, salah satu penjual burung masteran yang cukup komplet adalah Aviary Jaya, yang bermarkas di Pondok Cabe, Tangerang Selatan.
Di tempat itu Anda bisa mendapatkan aneka burung masteran seperti cililin, serindit, lovebird, kapas tembak, cucak jenggot, hingga cucak cungkok. Tengkek buto pun ada, tapi masih anakan, dengan harga Rp 1,8 juta – Rp 2 juta per ekor.
“Banderol harga tergantung umur dan kondisinya. Kalau sudah ngevoer, tentu lebih mahal lagi. Kami melayani pembelian secara eceran maupun partai, termasuk melayani pembelian dari luar Jabodetabek,” kata Om Aldrian, pemilik Aviary Jaya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam seminggu, Aviary Jaya mampu menjual sekitar 15 – 20 ekor anakan tengkek buto. Jenis burung ini sangat disukai para kicaumania, khususnya para pemain lomba, karena burung bisa bunyi nonstop sejak pagi hingga malam hari. Selain itu, perawatannya juga relatif mudah.
Menurut Om Aldrian, setiap pekan Aviary Jaya mendapat kiriman hingga puluhan ekor anakan tengkek buto dari Sumatera. Umurnya rata-rata tidak lebih dari 2,5 bulan, namun gacor-gacor, sehingga mempercepat proses pemasteran pada murai batu, cucak hijau, dan lovebird.
“Permintaan anakan tengkek buto memang terus meningkat. Para pemain murai batu, lovebird, dan cucak hijau sangat menyukainya, karena burung bisa bunyi non-stop 24 jam. Meski malam hari, asalkan ada cahaya, burung nggak mau berhenti. Bunyi terus… he.. he..,” ujar dia.
Meski tengkek buto memiliki suara ngekek yang terdengar hampir sama, tapi jika dicermat ada juga yang memiliki kualitas suara dan intonasi yang berbeda. Tapi intinya sama: semua ngekek, bunyi tanpa henti. Kalau ingin menghentikan suaranya, tutup saja sangkarnya dengan kerodong, burung pastu akan berhenti bunyi.
Perawatan anakan tengkek buto
Mengingat tengkek buto yang dijualnya masih anakan, bahkan masih diloloh, maka diperlukan perawatan khusus. “Tapi jangan khawatir, perawatannya mudah kok,” tambah Om Aldrian.
Sekitar dua minggu kemudian, anakan sudah bisa makan sendiri, termasuk makan voer. Berikut ini tips perawatan anakan tengkek buto ala Aviary Jaya:
1. Melatih ngevoer
Agar mau makan voer, anakan tengkek buto harus diperkenalkan dulu dengan pakan kering tersebut. Yang perlu diperhatikan adalah cara pemberiannya. Voer dilembutkan dulu, lantas ditambah dengan air sedikit demi sedikit sampai terbentuk adonan yang lembek.
Selanjutnya, adonan dibentuk menjadi gumpalan kecil seukuran separo jempol orang dewasa. Gumpalan inilah yang akan dilolohkan ke mulut anakan tengkek buto.
Ingat, gumpalan voer harus dalam keadaan agak basah, bukan kering! Sebab kesalahan dalam pemberian pakan voer bisa berakibat burung tersedak, bahkan bisa mengalami kematian.
2. Cara memberikan jangkrik
Selain voer yang nantinya menjadi pakan utama, anakan tengkek buto juga perlu diberi pakan tambahan / extra fooding (EF), terutama jangkrik.
Sebelum diberikan kepada burung, jangkrik terlebih dulu direndam atau dilarutkan dalam air bersih, meski hanya sepintas (yang penting basah). “Kalau tidak dibasahi, burung cepat sakit dan mudah mengalami dehidrasi,” jelasnya.
3. Penjemuran sepintas
Untuk penjemuran, Om Aldrian menyarankan agar durasinya sepintas saja, sekitar 5-10 menit, dan harus dilakukan pada pagi hari.
Jangan terlalu lama dijemur, yang penting burung mendapat kehangatan sinar matahari pagi.
4. Jaga kebersihan sangkar
Yang tak kalah penting dalam perawatan anakan tengkek buto adalah selalu menjaga kebersihan sangkar, terutama bagian alasnya. Kalau perlu bagian dasar sangkar diberi alas daun kering, atau bisa juga menggunakan serbuk kayu yang biasa digunakan pada kandang hamster.
“Usahakan alasnya, baik dari daun kering maupun serbuk kayu, diganti setiap hari, sehingga sangkar selalu dalam kondisi bersih. Jangan sampai lembab oleh kotoran yang menumpuk,” pesan Om Aldrian.
5. Full kerodong pada malam hari
Pada malam hari, sebaiknya anakan tengkek buto dikerodong full. Selain memberi kesempatan beristirahat karena seharian bunyi terus, full kerodong juga bisa menjaga kondisi burung agar selalu fit. Apalagi udara malam hari kurang baik untuk kesehatan, termasuk pada anakan burung yang kondisi fisiknya belum sekuat burung dewasa.
Dengan perawatan yang maksimal seperti itulah, anakan tengkek buto bisa ngekek terus sejak pagi hingga malam, dan menjadi masteran yang sangat efektif untuk burung kicauan Anda di rumah. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.