Jaratan BC yang berlokasi di Jalan Mantra RT 05/04 Desa Kemantran, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, rutin mengadakan latber burung berkicau setiap Sabtu. Dari waktu ke waktu, gantangan ini terus meroket di kalangan kicaumania, baik di Slawi, Tegal, Suradadi, Adiwerna, Pangkah, Tarub, dan tentu saja pemain lokal Kramat.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam setiap evennya, panitia Jaratan BC Kramat yang dikoordinasi Om Arif (ketua), Om Ardian (pelaksana), dan Om Apito Lahire (korlap) membuka tiga kelas, masing-masing Mega Bintang (tiket Rp 20 ribu), Bintang (Rp 15 ribu), dan Favorit (Rp 10 ribu).
Beberapa daya tarik gantangan ini antara lain ingin mengikuti lomba yang disiplin dalam menerapkan aturan non-teriak, sistem penjurian yang menggunakan nominasi terbuka, bahkan ada juga yang kesengsem desain trofi yang berbeda dari gantangan lainnya.
Belakangan ini, panitia juga memberikan kejutan unik, terutama pada kelas kacer. Biasanya, kalau ada kacer mbujung (mbagong) saat digantang, korlap langsung menaruh bendera diskualifikasi di bawah sangkarnya. Nah, di Jaratan BC, kacer mbujung bukan diberi bendera diskualifikasi, melainkan diberi pakan burung yang ditaruh di bawah sangkarnya, he.. he.. he…
“Kami memang ingin berbeda dari gantangan lain dalam memberikan apresiasi kepada peserta. Tidak perlu bendera dis untuk kacer mbujung, tapi diganti dengan pakan burung,” kata Om Ardian.
Dalam gelaran kali ini, kacer hanya dimainkan satu sesi saja dan dimenangi Robert orbitan Mr Botol (Ciutan). Posisi kedua ditempati kacer Bajing Ireng milik Om Alek MTH (Jl Rambutan Tegal). Bajing Ireng merupakan peraih gelar BITC (best in the class) Yudhistira BC, edisi Mei 2016.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Murai batu juga hanya digelar satu sesi, dan dimenangi Lokomotif. Gaco Om Andi (Slawi) ini tampil dengan isian komplet. Juara 2 dan 3 diraih Trelep besutan Om Agus P (Kepunduhan) dan RT kepunyaan Om Imam Hasani (Sulang BC).
Kenari Bintang Kecil milik Om Daffa Ulul Azmi (Soccer BC) tampil sebagai jawara, dan memaksa Dewa Serayu andalan Om Herman Buah (Kusuma Jaya Team, Brebes) bertengger di posisi kedua. Juara ketiga ditempati kenari Burnot kepunyaan Om Abii Landung (Ibu Dewi Team).
Dewa Serayu sebenarnya lebih diunggulkan, mengingat rekam jejak prestasinya selama ini. “Namun jagoan saya tampil di bawah top-form. Dalam lomba, itu hal biasa, karena tidak semua burung bisa tampil fit,” ujar Om Herman Buah.
Kondisi cuaca yang sudah sangat tidak memungkinkan membuat kelas kacer, murai batu, serta kenari hanya bisa dimainkan sekali. “Para peserta di tiga kelas ini terpaksa mengembalikan tiket yang sudah dibeli akibat gerimis besar mulai turun,” kata Om Iyan, petugas di bagian ticketing.
Lovebird Lonte double winner
Lovebird dimainkan lima sesi, terdiri atas tiga sesi lovebird dewasa dan dua sesi lovebierd paud. Pesertanya membeludak, dengan persaingan yang sangat ketat.
Namun lovebird Lonte mampu menunjukkan performa terbaiknya. Gaco milik Om Dido (Dayak SF) ini sukses meraih double winner. Di Kelas Dewasa B (Bintang), burung ini mengungguli Dewi Sinta milik Om Lutfi (Pangdam BC) dan Jeules milik D Iyank (Mejasem). Kelas Dewasa C (Favorit) juga dimenanginya, disusul Avatar koleksi P Oktaviani (Soccer BC).
Om Lutfi tak hanya moncer bersama Dewi Sinta. Dia juga menurunkan lovebird Rahwono dan meraih juara 1 di Kelas Dewasa A (Mega Bintang. Rahwono mengalahkan Ucrit milik Yenri (Soccer BC) serta Shizuka besutan Om Dede dari Suradadi. “Ini kali pertama saya menurunkan dua burung di Jaratan BC, dan semuanya tembus juara,” kata Om Lutfi.
Lovebird Romeo dan Rindu berbagi gelar juara di kelas lovebird paud. Romeo, burung prospek kepunyaan Om Luthfi (Bontot SF), tampil menawan dengan dua kali narik panjang berdurasi 20 detik lebih. Kelas Mega Bintang (A) pun berhasil dimenanginya, disusul Jos Kuang milik Om Damid (DMT Tegal) dan Slebor besutan Om Dwi Ajza (Arjuna 14 BC).
Adapun lovebird Rindu merupakan orbitan Om Uni Galon (Suradadi SF). Burung ini menjuarai Kelas Bintang (B), unggul atas Peter Pand kepunyaan Om Ardiansyah Faqih (Arjuna 14 BC) dan Viona besutan Om Bonoze / Fernando (Junior SF).
“Ini termasuk salah satu kemajuan yang positif di Jaratan BC, karena lovebird dewasa bisa dimainkan hingga tiga sesi,” kata Om Apito Lahire selaku korlap merangkap juri.
Persaingan sengit juga terjadi di kelas cucak hijau. Jack Danil, gaco milik Om Toto (Karangjati Tarub), tampil kinclong di kelas utama (Mega Bintang) mengungguli Torpedo besutan Om Udin (Jatilawang) serta Fuso 48 milik Om Satria (PHP SF).
Kelas Bintang dimenangi cucak hijau Matrix andalan Om Iyank (Tembok Luwung), disusul Mandala orbitan Om Sudiarto (Kertayasa) dan Fuso 48. Cucak hijau Matrix pernah meraih gelar BITC edisi juli 2016 di Randu Alas BC.
Secara keseluruhan, latber berlangsung lancer. Suasana lomba terlihat tenang, tanpa teriakan, dan hanya tepukan tangan saja, terutama di kelas lovebird. “Terimakasih kepada para peserta yang telah menciptakan lomba tanpa teriak di Jaratan BC,” kata Om Arif, ketua Jaratan BC. (Julis Nur Hussein)
Hasil Latber Jaratan BC Kramat (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.