Sudah lama Kere Ayem Bird Farm (BF) menangkar berbagai jenis burung kicauan. Awalnya Om Sukardi, owner Kere Ayem BF, menangkar anis kembang, kemudian berlanjut ke berbagai jenis jalak seperti jalak bali, jalak putih, jalak suren, dan jalak hongkong. Bukan hanya itu, Om Sukardi juga sukses beternak cucakrawa dan murai batu.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Karena kepeduliannya terhadap pelestarian burung, terutama burung langka dan dilindungi seperti jalak bali dan jalak putih, Om Sukardi belum lama ini mendapat penghargaan dari Dirjen Konservasi Sumber Daya dan Ekosistem sebagai peternak terbaik nasional kategori jalak bali. Penyerahan penghargaan itu dilakukan dalam sebuah acara di Bali.
Ini dia Panduan awal penangkaran burung jalak bali dari Kere Ayem BF.
Kandang penangkaran Kere Ayem BF berada di kawasan Cileungsi, Bogor, berdiri di atas lahan seluas 800 m2 pada dua lokasi yang berbeda. Ada 40 petak kandang burung jalak bali, 40 petak kandang jalak putih, 7 kandang jalak juren, delapan kandang cucakrawa, dan 20 kandang murai batu.
Dalam breeding murai batu, Om Sukardi menggunakan model poligami di mana setiap kandang berisi seekor induk jantan dan dua ekor induk betina. Dengan cara ini, maka sekali panen bisa menghadilkan anakan dari dua sarang sekaligus.
Induk jantan murai batu berasal dari Medan, yang ditandai dengan postur tubuhnya yang besar dan ekor panjang. Induk betina juga hasil seleksi ketat.
Konstruksi kandang ternak murai batu tidak jauh berbeda dari kandang jalak. Setiap petak berukuran panjang 2 meter, lebar 1 meter, dan tinggi 2,5 meter. Semua dindingnya terbuat dari batako / batu bata, sedangkan bagian atasnya dibiarkan terbuka dan hanya ditutup dengan kawat strimin.
Lantai kandang dari tanah agar mudah menyerap kotoran dan membantu menjaga kelembaban di dalam kandang. Perlengkapan lainnya di dalam kandang adalah bak mandi dan kotak sarang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kotak sarang terbuat dari kayu / tripleks, berbentuk boks dengan ukuran 25 cm x 25 cm x 35 cm, dan ditempatkan di bagian atas kandang. Karena di dalam kandang ada dua induk betina, maka Om Sukardi harus mendisediakan dua kotak sarang.
Menurut Om Sukardi, model poligami mempunyai berbagai keuntungan, antara lain induk betina bisa berproduksi dalam waktu hampir bersamaan. Bahkan dia sering memanen dua sarang sekaligus dalam satu kandang. Setiap induk rata-rata bisa menghasilkan tiga ekor anakan.
Cara menyatukan induk jantan dan dua induk betina
Lantas, bagaimana cara Om Sukardi menyatukan dua ekor murai betina dengan seekor pejantan dalam satu kandang, alias “sepondok dua cinta”?
“Biasanya, calon induk betina sudah disatukan sejak masih muda, agar keduanya tidak saling menyerang atau cemburu. Kalau murai batu jantan dan betina A sudah berjodoh, kemudian betina B dimasukkan di kandang yang sama, tentu betina A akan terganggu,” jelas Om Sukardi, dalam percakapan dengan omkicau.com di kediamannya, kawasan Cileungsi Bogor.
Apabila salah satu betina terganggu, tentu akan terjadi saling serang. Karena itu, lebih baik kedua calon induk betina dimasukkan dalam kandang yang sama sejak masih muda. Tunggu beberapa bulan, barulah calon induk jantan yang dimasukkan ke kandang tersebut.
Namun, terkadang, ada situasi tertentu di mana calon induk betina dimasukkan ke dalam kandang yang sudah berisi pasangan murai batu yang sudah berjodoh. Misalnya, induk kedua mati dan harus diganti yang baru.
Untuk mengatasi hal ini, Om Sukardi akan mengisolasi dulu induk betina yang baru. Caranya, burung dimasukkan ke kandang ternak yang sudah terisi sepasang murai batu, namun tetap dikurung dalam sangkarnya.
Calon induk betina baru akan berkenalan dengan pejantan maupun dengan calon madunya. Jika induk betina lama maupun pejantan sudah mau mendekat dan tidak menyerangnya, barulah calon induk baru dikeluarkan dari sangkarnya.
“Biasanya butuh proses pengenalan selama seminggu. Pastikan murai batu jantan maupun betina lama selalu berdekatan dengan calon induk baru, termasuk saat istirahat pada malam hari.
Meski nantinya induk baru sudah dilepas dari sangkarnya, pemilik atau perawat harus selalu memantau perkembangan ketiga burung tersebut selama beberapa hari. Hal ini untuk memastikan tidak ada saling serang atau saling cemburu, yang berujung pada munculnya sifat-sifat agresif.
Untuk memenuhi kebutuhan pakan bagi burung induk, terutama extra fooding (EF) seperti jangkrik, Om Sukardi memberikannya secara ad libitum (tak terbatas). Pokoknya sebanyak mungkin atau sepuasnya burung, apalagi jika induk sedang mengasuh anaknya. Jangkrik-jangkrik ditempatkan dalam bak khusus.
Apabila sudah berjodoh, induk jantan akan mengawini kedua betinanya secara bergantian. Setelah itu, kedua betina akan berproduksi. Namun, tidak selamanya kedua induk berproduksi secara bersamaan.
Ada kalanya hanya betina A yang produksi, sedangkan betina B belum. Uniknya, betina B seringkali ikut membantu betina A dalam melolohkan pakan untuk anakan-anakan murai batu yang baru menetas.
“Ya, saya pernah lihat sendiri ada induk betina yang belum produksi turut membantu memberi makanan kepada anakan dari induk yang satunya. Jadi anakan cepat besar, karena selalu mendapat makanan secara rutin,” kata Om Sukardi.
Anakan murai batu akan dipanen jika sudah berumur 1 minggu, kemudian dipindah ke boks inkubator yang sebenarnya berupa kandang yang tertutup oleh kain kerodong, dengan lampu bohlam sebagai penghangat.
Selama dalam boks inkubator, anakan murai batu ditempatkan dalam besek / keranjang plastik. Setiap besek hanya diisi seekor anakan. Besek ini dilengkapi penutup yang terbuat dari rotan, dengan tujuan agar burung bisa beristirahat.
Dengan model poligami seperti ini, produktivitas indukan jauh lebih tinggi daripada perkawinan biasa / monogami. Trotolan murai batu hasil ternak Kere Ayem BF dibanderol mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 4 juta per ekor, tergantung materi induknya.
Selain menjual anakan, Kere Ayem juga menyediakan pasangan induk murai batu yang sudah berjodoh, bahkan sudah berproduksi. Harganya juga bervariasi, mulai dari Rp 7,5 juta hingga Rp 20 juta per pasangan, tergantung dari kualitas pasangan tersebut. (d’one)
Silakan baca juga:
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.