Berdasarkan pantauan omkicau.com di sejumlah daerah, kelas cucak jenggot makin sepi peminat dalam berbagai lomba, latpres, maupun lomba burung kicauan. Kelas cucak jenggot baru lumayan ramai ketika evennya cukup besar, terutama berskala nasional. Tak mengherankan jika cucak jenggot biasanya hanya dimainkan satu sesi saja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Meski demikian, kondisi seperti itu tidak membuat Om Puguh ADPT berkeluh-kesah. Kicaumania senior yang menjadi motor penggerak Randublatung Bird Club (RBC) Blora itu tetap konsisten bermain di kelas cucak jenggot.
Bahkan cucak jenggot menjadi maskot pada logo RBC. Itu sebabnya, Om Puguh ADPT tetap bertahan di kelas ini. Tentu saja dia berharap, suatu saat nanti pamor cucak jenggot bisa meningkat kembali.
Kendati cucak jenggot biasanya hanya dimainkan sekali, terutama di wilayah timur Provinsi Jawa Tengah seperti Blora, Grobogan, Rembang, Kudus, Jepara, Pati, dan Demak, RBC Team kerap berpartisipasi. Nah, salah satu gaco andalan tim ini adalah cucak jenggot Nadidie milik Om Puguh.
Dalam setiap even yang diikutinya, Nadidie hampir bisa dipastikan nangkring di urutan pertama. Burung ini juga beberapa kali moncer di Bojonegoro, daerah kabupaten di Jawa Timur yang berbatasan langsung dengan Blora (Jawa Tengah).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Puguh yang juga anggota Polri ini mendapatkan cucak jenggot Nadidie sekitar tiga tahun lalu. Waktu itu kondinya masih muda sekali. “Saya tukar tambah dengan rekan kicaumania lainnya,” ujarnya.
Nadidie memiliki suara khas yang unik. Ketika di rumah, burung ini hanya mengeluarkan suara tembakan khas cucak jenggot. Tak ada suara burung lainnya, kecuali suara aslinya.
Berikut ini cuplikan video cucak hijau Nadidie dalam kondisi santai di teras rumah Om Puguh:
Tapi kalau sudah berada di arena gantangan, dikelilingi burung-burung sejenisnya, cucak jenggot Nadidie akan mengeluarkan suara-suara isian seperti kenari dan burung gereja. Aksinya makin menjadi-jadi kalau mau bertelur.
Ya, sebagaimana Ratu Jagad andalan Om Yayang (Pangkalanbun), Karin orbitan Om Martin Rosa (Rosa SF Jatibarang), dan Markonah koleksi Om Wempi (Sumedang), cucak jenggot Nadidie juga berjenis kelamin betina.
“Jika di rumah, Nadidie saya tempatkan dalam sangkar kotak. Namun pada saat berlomba menggunakan sangkar bulat lovebird,” jelas Om Puguh.
Nadidie termasuk cucak jenggot sarat prestasi, termasuk ketika masih di tangan pemilik lama. Beberapa kali meraih double winner, bahkan hattrick, jika panitia membuka 2-3 kelas dan biasanya hanya dijumpai pada even-even agak besar.
Perawatan cucak jenggot Nadidie tidak terlalu susah. Sehari-hari hanya diberi seekor jangkrik pada pagi hari, kemudian sore harinya ditambahkan pisang. Kalau mau lomba, porsinya ditambah menjadi 2 ekor jangkrik (pagi) dan buah pepaya (sore).
Meski sudah banyak penawaran dari para pemain lainnya, Om Puguh mengaku belum ingin menjualnya. Pasalnya, Nadidie masih menjadi kebanggaan RBC Team, dan belum ada gaco yang kualitasnya sepadan. (neolithikum)
Penting:Â Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.